Berdoa di Depan Patung Jokowi, Warga Adat NTT Tolak Gibran Maju Cawapres
loading...
A
A
A
TIMOR TENGAH SELATAN - Puluhan warga Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar ritual adat bersama di Puncak Gunung Sunu. Sejak pagi, mereka berduyun-duyun ke puncak Gunung Sunu dan menyampaikan doa serat harapan di depan patung Presiden Jokowi setinggi 3,5 meter dan berat 700 kg.
Bagi mereka, Jokowi merupakan figur pemimpin yang istimewa. Namun di saat yang sama mereka juga sudah resah dengan kondisi politik nasional terkini. Ritual ini dilakukan agar apa yang sudah baik dilakukan Jokowi, tidak rusak di akhir masa jabatan.
“Jokowi adalah Bapak Bangsa dan sebagai Bapak Bangsa dia harus menjadi Bapak untuk semua, dan bukan hanya untuk keluarganya,” kata Panglima perang Suku Benu sekaligus mantan Kepala Desa Sunu periode, Nithanel Benu, Sabtu (21/10/2023).
Warga Desa Sunu melihat ada potensi Jokowi sebagai negarawan dirusak di ujung akhir masa jabatan dengan ngototnya banyak pihak mencalonkan putera Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres.
Oleh sebab itu, Nithanel bersama warga Desa Sunu menitip doa dan harapan agar Jokowi diberikan kekuatan untuk merawat persatuan Indonesia. “Memang kami tidak bisa pergi ke Istana untuk menyampaikan pesan kami, tapi bagi kami doa yang kami panjatkan di depan patung Presiden Jokowi ini,” tuturnya.
Menurut Benu, Jokowi itu orang baik. Jangan dia sampai dirusak dengan mendorong pencalonan anaknya menjadi cawapres. Mereka berharap agar Gibran berproses terlebih dahulu agar siap memimpin Indonesia ke depan. "Biarkan Gibran matang secara alami. Buah yang enak dimakan masak alami dari pohon, butuh proses" ungkapnya.
Kepala Desa Sunu Yakob kase mengungkapkan setiap hari dia bersama warga Desa Sunu bersama-sama selalu mengikuti berita politik nasional lewat televisi. Dia dan warga menolak keinginan berbagai pihak yang ingin memaksakan Gibran sebagai cawapres.
"Kami sayang Gibran, jangan dipaksakan, jangan sampai merusak nama baik Pak Jokowi, jangan sampai merusakan ketokohan beliau," ungkapnya.
Ritual dan doa itu dimulai dengan tarian bonet mengitari patung Jokowi di padang Gunung Sunu. Tarian melingkar dengan gerak ritmis itu merupakan tanda kebersamaan yang tak boleh putus.
Patung Jokowi itu dulu diarak warga sejauh 2,5 km menuju puncak dengan ketinggian 1.074 meter di atas permukaan laut pada 10 November 2021. Saat itu, ribuan orang tua dan pemuda menarik patung dari kaki gunung hingga melewati bibir jurang. Patung tersebut dibangun sebagai bentuk penghargaan warga setempat kepada Jokowi di mana dana desa hadir pada era kepemimpinannya.
Bagi mereka, Jokowi merupakan figur pemimpin yang istimewa. Namun di saat yang sama mereka juga sudah resah dengan kondisi politik nasional terkini. Ritual ini dilakukan agar apa yang sudah baik dilakukan Jokowi, tidak rusak di akhir masa jabatan.
“Jokowi adalah Bapak Bangsa dan sebagai Bapak Bangsa dia harus menjadi Bapak untuk semua, dan bukan hanya untuk keluarganya,” kata Panglima perang Suku Benu sekaligus mantan Kepala Desa Sunu periode, Nithanel Benu, Sabtu (21/10/2023).
Warga Desa Sunu melihat ada potensi Jokowi sebagai negarawan dirusak di ujung akhir masa jabatan dengan ngototnya banyak pihak mencalonkan putera Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres.
Oleh sebab itu, Nithanel bersama warga Desa Sunu menitip doa dan harapan agar Jokowi diberikan kekuatan untuk merawat persatuan Indonesia. “Memang kami tidak bisa pergi ke Istana untuk menyampaikan pesan kami, tapi bagi kami doa yang kami panjatkan di depan patung Presiden Jokowi ini,” tuturnya.
Menurut Benu, Jokowi itu orang baik. Jangan dia sampai dirusak dengan mendorong pencalonan anaknya menjadi cawapres. Mereka berharap agar Gibran berproses terlebih dahulu agar siap memimpin Indonesia ke depan. "Biarkan Gibran matang secara alami. Buah yang enak dimakan masak alami dari pohon, butuh proses" ungkapnya.
Kepala Desa Sunu Yakob kase mengungkapkan setiap hari dia bersama warga Desa Sunu bersama-sama selalu mengikuti berita politik nasional lewat televisi. Dia dan warga menolak keinginan berbagai pihak yang ingin memaksakan Gibran sebagai cawapres.
"Kami sayang Gibran, jangan dipaksakan, jangan sampai merusak nama baik Pak Jokowi, jangan sampai merusakan ketokohan beliau," ungkapnya.
Ritual dan doa itu dimulai dengan tarian bonet mengitari patung Jokowi di padang Gunung Sunu. Tarian melingkar dengan gerak ritmis itu merupakan tanda kebersamaan yang tak boleh putus.
Patung Jokowi itu dulu diarak warga sejauh 2,5 km menuju puncak dengan ketinggian 1.074 meter di atas permukaan laut pada 10 November 2021. Saat itu, ribuan orang tua dan pemuda menarik patung dari kaki gunung hingga melewati bibir jurang. Patung tersebut dibangun sebagai bentuk penghargaan warga setempat kepada Jokowi di mana dana desa hadir pada era kepemimpinannya.
(poe)