Heboh 3 Mayat Tanpa Kepala di Lampung Terungkap Identitasnya, 1 Masih Misteri

BANDARLAMPUNG - Penemuan empat mayat tanpa kepala yang menggegerkan Lampung mulai terkuak indentitasnya. Berdasarkan hasil tes DNA yang dilaksanakan Polda Lampung, tiga jenazah diketahui merupakan warga Indramayu.

Hasilnya, 3 dari 4 mayat tanpa kepala yang ditemukan di perairan pesisir pantai Kabupaten Lampung Selatan dan Tanggamus dinyatakan cocok dengan keluarga para korban kecelakaan kapal nelayan Bintang Mutiara Jaya di perairan laut Jawa pada akhir Agustus 2023.


Kabid Dokkes Polda Lampung Kombes Pol Mardi Sudarman membeberkan hal tersebut saat konferensi pers di Mapolda Lampung, Rabu (18/10/2023).

Arman mengatakan, pencocokan terhadap DNA empat mayat tersebut dilakukan dengan pembanding 7 sampel DNA warga asal Indramayu, Jawa Barat.

"Hasil kesimpulan saat ini yang didapat, dari 4 mayat dilakukan pemeriksaan, 3 mayat cocok dengan 7 sampel pembanding, dan 1 mayat tidak cocok atau belum teridentifikasi," ujarnya.

Dijelaskan Arman, hasil pencocokan sampel DNA itu meliputi mayat disebut Mr X1 dari Polres Lampung Selatan teridentifikasi sebagai Kasdi atau Tarsoni yang merupakan kakak adik kandung dari anak biologis dari orang tua atas nama Kayim.



Kemudian mayat disebut Mr X2 dari Polres Lampung Selatan, yang teridentifikasi sebagai Agus Sudarto merupakan ayah biologis dari Sri Anisa.

Lalu mayat Mr X1 dari Polres Tanggamus, teridentifikasi sebagai Kasdi atau Tarsoni yakni, kakak adik kandung yang merupakan anak biologis dari Kayim.

"Untuk dua mayat yang sudah teridentifikasi merupakan satu keluarga atau anak biologis dari Kayim," kata Arman.

Arman melanjutkan, terakhir profil DNA Mr X2 dari Polres Tanggamus ini belum dapat teridentifikasi karena tidak ditemukan kecocokan sampel DNA antara Mr X2 dengan sampel pembanding yang ada.

Soal kondisi mayat yang ditemukan tanpa kepala, Arman menjelaskan, organ khusus bagian kepala keempat korban mengalami proses pembusukan normatif yang diakibatkan air laut, hingga akhirnya sejumlah anggota tubuh terpisah alias hilang dari badan.

"Itu akibat pembusukan normatif di air laut hingga membuat organ-organ tubuh terputus. Jadi bukan pembunuhan atau mutilasi," tegasnya.