Menikmati Suasana Kedamaian Keraton Gunung Kawi Malang Terkenal dengan Mitos Pesugihan

Sabtu, 14 Oktober 2023 - 12:45 WIB
loading...
Menikmati Suasana Kedamaian Keraton Gunung Kawi Malang Terkenal dengan Mitos Pesugihan
Begini suasana Keraton Gunung Kawi terkenal sebagai mitos pesugihan di Kabupaten Malang. Foto/MPI/Avirista Midaada
A A A
MALANG - Keraton Gunung Kawi terkenal sebagai mitos pesugihan di Kabupaten Malang. Banyak masyarakat menganggap Gunung Kawi sebagai tempat untuk melipatgandakan kekayaan hingga memanfaatkan Gunung Kawi untuk tindakan kriminal penggandaan uang.

Salah satu mitos yang muncul di kawasan Gunung Kawi karena keberadaan dua tempat di sana yakni Keraton Gunung Kawi dan pesareannya. Dua lokasi ini memang memiliki area berdekatan, meski berbeda kecamatan di Kabupaten Malang.

Keraton Gunung Kawi terletak di Kecamatan Ngajum, sedangkan pesareannya terletak di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Lokasi Keraton Gunung Kawi sendiri tak jauh dari objek wisata alam Lembah Indah Malang, yang masih satu lokasi di Desa Balesari.

Menikmati Suasana Kedamaian Keraton Gunung Kawi Malang Terkenal dengan Mitos Pesugihan


Lokasi yang berada di tengah hutan dan lereng Gunung Kawi membuat suasana begitu dingin dengan udara segarnya. Bahkan lokasi Keraton Gunung Kawi cukup lebih tinggi dibandingkan dengan Lembah Indah Malang.



Hal ini membuat suasana di sini cukup syahdu dan nyaman dari segala kepenatan aktivitas sehari-hari. Menikmati kawasan Keraton Gunung Kawi, pengunjung hanya dikenakan biaya Rp 12.000 untuk satu pengunjungnya.

Setibanya di sana, biasanya setiap warga akan disambut oleh pemandu wisata yang akan mengarahkan.Pemandu wisata ini sekaligus untuk menerangkan kepada para wisatawan yang hendak berziarah atau memiliki tujuan tertentu.

Bila ia memiliki tujuan tertentu yakni memperlancar usaha atau mengatasi permasalahan biasanya akan dipertemukan dengan juru kunci. ”Monggo kalau ada tujuan tertentu, punya permasalahan, nanti saya antar,” kata salah satu pemandu yang menyambut di tempat parkir.

Namun jika wisatawan hanya ingin melihat-lihat dan mencari informasi biasanya ia dijelaskan oleh sang pemandu wisata. Pemandu akan mendampingi wisatawan berkeliling kompleks kawasan Keraton Gunung Kawi, yang kerap didatangi warga untuk meminta berkah.

Menikmati Suasana Kedamaian Keraton Gunung Kawi Malang Terkenal dengan Mitos Pesugihan


Memasuki area dalam keraton, pengunjung disambut dua gapura dengan lambang Garuda Pancasila Bhineka Tunggal Ika, dengan halaman cukup luas yang juga terdapat musala.



Naik ke tingkatan pertama, bangunan utama keraton sudah terlihat, di samping bangunan utama keraton terdapat klenteng, untuk tempat peribadatan agama Buddha dan Konghucu.

Di bangunan keraton, dilapisi tembok dari keramik berwarna kuning, dengan lambang negara Garuda Pancasila terpasang di area depan pintu masuk bangunan Di depannya juga terdapat tempat meletakkan dupa berbentuk menyerupai panci kuali.

Ditempat ini beberapa dupa juga masih terlihat menyala usai ada pengunjung yang datang.Dalam ruangan keraton karpet berwarna merah melapisi bagian lantai. Biasanya, peziarah atau pelaku wisata religi bermeditasi atau berdoa sambil mempersembahkan beberapa sesajen.

Di sisi kanan klenteng terdapat bangunan yang ada tiga makam nisan. Di nisan itu tertuliskan Eyang Broto, Eyang Djoyo, dan Eyang Hamid. Naik satu tingkat berikutnya, terdapat bangunan pura dan dua makam dengan batu nisan yang berada di sebuah bangunan gazebo.

Pada nisan makam itu tertulis nama Toenggol Manik Djaja Ningrat dengan tulisan tahun 1115, sedangkan satu nisan lagi bertuliskan Toenggol Wati atau Mbah Menik. Nisan itu tampak terbuat dari keramik dengan motif nisan layaknya nisan muslim.



Di area dua makam ini juga terdapat beberapa sesajen mulai makanan nasi telur dadar, kopi, beberapa jajanan pasar, hingga bunga kenongo, dan tak ketinggalan bunga sedap malam. Sesembahan sesajen itu diletakkan meja di sebelah utara dua makam, di bawah satu bangunan.

Di samping bangunan makam itu terdapat pohon Dewandaru yang menjadi pohon khas Gunung Kawi. Konon pohon ini tidak terdapat di daerah lain.Setingkat di atas bangunan makam, terdapat satu bangunan lagi yang dalam keadaan tertutup.

Bangunan ini patung kuda di keduanya sisi di depannya. Sementara di atas pintu masuk yang tertutup tertulis 'Pesanggrahan Keraton Gunung Kawi'.

Jono, salah satu pemandu wisata Keraton Gunung Kawi menuturkan, bila Wisata Ziarah Keraton Gunung Kawi uni biasanya dikunjungi ketika menjelang malam. Para pelaku spiritual tiba ketika sore hari, kemudian melakukan meditasi di malam hari setelah maghrib.

”Biasanya orang datang ke sini ini ada tujuannya, ada permasalahan apa, kalau ada maksud tujuan ini biasanya dipertemukan dengan juru kunci,” ucap Jono.

Ia mengakui biasanya pengunjung yang punya maksud tujuan datang pertama kedua kali pada pagi atau siang hari. Tetapi ketika mulai tujuannya terkabulkan, maka mereka akan datang ketika malam karena suasananya yang lebih tenang ketika malam.

”Kalau siang saja dingin adem rasanya, nyaman, dan enak untuk menghilangkan kepenatan dari kerjaan, kalau orang datang ke sini biasanya kayak tawasulan, meditasi di sini, ziarah ke makam Mbah Toenggol Manik dan Toenggol Wati,”terangnya.

Para pengunjung ditambahkan Jono, biasanya datang ketika malam Jumat legi. Dimana setiap pengunjung biasa bermeditasi atau berdiam diri paling lama 3 - 5 jam. Bahkan beberapa pengunjung biasanya hanya bertahan satu jam saja.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4104 seconds (0.1#10.140)