Cetak Pemilih Cerdas, BEM Solo Raya Tolak Politik SARA dalam Pemilu 2024

Selasa, 03 Oktober 2023 - 14:27 WIB
loading...
Cetak Pemilih Cerdas, BEM Solo Raya Tolak Politik SARA dalam Pemilu 2024
BEM Solo Raya gelar menggelar seminar nasional bertajuk ‘Penguatan Literasi Politik Mahasiswa dan Mitigasi Sentimen SARA Menuju Pemilu 2024 Bermartabat’. Foto/Istimewa
A A A
SOLO - Dalam upaya penguatan kesadaran politik mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Solo Raya gelar seminar nasional bertajuk ‘Penguatan Literasi Politik Mahasiswa dan Mitigasi Sentimen SARA Menuju Pemilu 2024 Bermartabat’, Selasa (3/10/2023).

Bekerja sama dengan BEM Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), seminar yang dihelat di Gedung Utama Siti Walidah UMS ini berfokus pada pendidikan dan literasi politik mahasiswa.

Hadir pada kegiatan itu opening speech, Koordinator BEM Solo Raya, Muhammad Hanif Prabowo. Diskusi itu digelar interaktif oleh tiga narasumber kompeten, di antaranya Ketua Bawaslu Kota Surakarta Budi Wahyono, Pengamat Hukum dan Akademisi UMS Galang Taufani, dan Periset Indopublika Reseach and Consulting Muchlas Samorano.



Koordinator BEM Solo Raya Muhammad Hanif Prabowo mengatakan mahasiswa mesti memiliki kesadaran dan kecakapan politik. Menurutnya, sebagai kalangan well educate, mahasiswa harus memanfaatkan ruang partisipasi dalam setiap aktifitas politik, termasuk pemilu.

“Mahasiswa mengemban banyak predikat sebagai pemuda terpelajar. Literasi politik memungkinkan mahasiswa untuk mengambil ruang partisipasi tidak sekadar saat ada di TPS, tetapi juga dalam setiap proses politik,” ujar Hanif.

“Apalagi, secara demografis, Pemilu Serentak 2024 didominasi pemilih muda. Tren pemilih muda ini tentu harus dibarengi dengan edukasi dan literasi mumpuni. Sehingga, segmen pemilih muda tidak hanya sebagai objek politik lima tahunan, tetapi juga aktor atau subjek politik,” sambungnya.



Hanif menjelaskan bekal pengetahuan politik untuk mahasiswa mesti terus digalakkan hari ini. Caranya, dengan melakukan kegiatan edukatif mengenai pendidikan dan literasi politik, sosialisasi, dan penguatan pengetahuan politik, serta pemanfaatan sejumlah instrumen digital.

“Literasi politik ini untuk mencegah praktik politik atas dasar sentimen parsial SARA. Politik SARA selalu menawarkan narasi adu domba yang bersinggungan dengan suku, ras, dan agama. Praktik dan narasi politik semacam ini yang mesti diberangus oleh mahasiswa,” terang Hanif.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1931 seconds (0.1#10.140)