Kisah Ken Dedes Menceburkan Diri ke Sumur Windu Menolak Lamaran Joko Lulo
loading...
A
A
A
KEN DEDES dengan kecantikannya yang memesona merupakan perempuan istimewa di masanya. Dia menjadi bunga desa di wilayah Tumapel dan beberapa daerah di sekitarnya.
Banyaknya laki-laki yang jatuh hati membuat berbagai upaya dilakukan sang laki-laki demi meminang dan merebut hati Ken Dedes.
Sebelum perkawinannya dengan sang Akuwu Tumapel, Tunggul Ametung terlaksana, sebenarnya Ken Dedes nyaris dinikahi oleh seorang laki-laki bernama Joko Lulo.
Konon pria ini berasal dari Desa Dinoyo dan sakti mandraguna. Ken Deden yang merupakan putri Mpu Purwa ini menolak Joko Lulo karena konon wajahnya tak tampan.
Tetapi Ken Dedes tidak langsung menolak sang pria, karena tahu ia datang jauh-jauh untuk melamarnya. Sang putri Mpu Purwa ini pun konon memberikan suatu persyaratan yang harus dipenuhi oleh Joko Lulo.
Ken Dedes tak berani menolaknya karena takut sang pria tersinggung dan marah. Persyaratan yang diajukan oleh Ken dedes itu agar Joko Lulo membuat sumur sedalam satu windu atau delapan tahun perjalanan, sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Ken Arok : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan".
Secara rasional manusia, ini merupakan syarat yang tak mungkin terwujud.Namun tidak disangka, Joko Lolo mampu mewujudkan persyaratan tersebut. Dalam waktu singkat, laki-laki buruk rupa itu berhasil membuat sumur itu. Tentu saja usaha Joko Lulo itu membuat kaget Ken Dedes.
Itu artinya, Ken Dedes harus menerima pinangan si laki-laki buruk rupa itu karena syarat yang diajukan telah terpenuhi.
Merasa pinangannya diterima oleh Ken Dedes, maka keluarga Joko Lulo meminta bahwa pertemuan pengantin hendaknya dilaksanakan pada waktu tengah malam.
Artinya, temu manten itu dilakukan sebelum suara tempat nasi terdengar yang menandakan datangnya pagi. Dipilihnya waktu tengah malam itu untuk menutupi wajah Joko Lulo yang buruk. Semua permintaan ini pun dipenuhi oleh keluarga Ken Dedes.
Namun, tanpa diduga tiba-tiba muncul gangguan. Ketika Joko Lulo dan Ken Dedes hendak dipertemukan, tiba- tiba terdengar suara tompo, tempat nasi dari bambu, yang dibunyikan oleh para gadis Panawijen.
Bahkan sebagian orang ada yang membakar jerami di sebelah timur sehingga seolah matahari telah merekah. Ayam-ayam pun berkokok karena mengira pagi hari telah datang. Saat cahaya menyemburat, terlihat jelas wajah Joko Lulo yang sangat buruk.
Melihat wajah asli Joko Lolo yang buruk sekali itu, Ken Dedes langsung ketakutan, dan melarikan diri untuk menceburkan dirinya ke dalam sumur Windu.
Akibat persoalan ini, maka Joko Lulo langsung marah. Bahwa penduduk Panawijen telah melakukan kecurangan yang membuat rencana pernikahannya dengan Ken Dedes rusak.
Maka Joko Lolo pun mengutuk warga Panawijen bahwa kelak mereka tak akan menikah hingga usia lanjut. Setelah melontarkan kutukannya itu, Joko Lulo langsung menyusul Ken Dedes menceburkan diri ke sumur. Namun sekali lagi nama Joko Lulo ini belum tentu kebenarannya.
Sebab pada naskah kuno Pararaton tidak ditemukan nama Joko Lulo. Tetapi ada yang meyakini sebutan nama Joko Lulo merupakan sebutan dari Ken Arok oleh masyarakat Polowijen. Hal ini tentu saja membuat bingung tafsiran sejarah.
Sebab Ken Arok diketahui bukan meninggal usai menceburkan dirinya ke sumur, namun masih menjadi aktor intelektual yang melakukan kudeta ke Tunggul Ametung sang akuwu Tumapel.
Usai peristiwa itu Ken Arok kemudian menikahi Ken Dedes, dan kembali melancarkan pemberontakan ke Kediri wilayah yang menguasai Tumapel kala itu. Hingga akhirnya mendirikan Kerajaan Singasari.
Banyaknya laki-laki yang jatuh hati membuat berbagai upaya dilakukan sang laki-laki demi meminang dan merebut hati Ken Dedes.
Sebelum perkawinannya dengan sang Akuwu Tumapel, Tunggul Ametung terlaksana, sebenarnya Ken Dedes nyaris dinikahi oleh seorang laki-laki bernama Joko Lulo.
Konon pria ini berasal dari Desa Dinoyo dan sakti mandraguna. Ken Deden yang merupakan putri Mpu Purwa ini menolak Joko Lulo karena konon wajahnya tak tampan.
Tetapi Ken Dedes tidak langsung menolak sang pria, karena tahu ia datang jauh-jauh untuk melamarnya. Sang putri Mpu Purwa ini pun konon memberikan suatu persyaratan yang harus dipenuhi oleh Joko Lulo.
Ken Dedes tak berani menolaknya karena takut sang pria tersinggung dan marah. Persyaratan yang diajukan oleh Ken dedes itu agar Joko Lulo membuat sumur sedalam satu windu atau delapan tahun perjalanan, sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Ken Arok : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan".
Secara rasional manusia, ini merupakan syarat yang tak mungkin terwujud.Namun tidak disangka, Joko Lolo mampu mewujudkan persyaratan tersebut. Dalam waktu singkat, laki-laki buruk rupa itu berhasil membuat sumur itu. Tentu saja usaha Joko Lulo itu membuat kaget Ken Dedes.
Itu artinya, Ken Dedes harus menerima pinangan si laki-laki buruk rupa itu karena syarat yang diajukan telah terpenuhi.
Merasa pinangannya diterima oleh Ken Dedes, maka keluarga Joko Lulo meminta bahwa pertemuan pengantin hendaknya dilaksanakan pada waktu tengah malam.
Artinya, temu manten itu dilakukan sebelum suara tempat nasi terdengar yang menandakan datangnya pagi. Dipilihnya waktu tengah malam itu untuk menutupi wajah Joko Lulo yang buruk. Semua permintaan ini pun dipenuhi oleh keluarga Ken Dedes.
Namun, tanpa diduga tiba-tiba muncul gangguan. Ketika Joko Lulo dan Ken Dedes hendak dipertemukan, tiba- tiba terdengar suara tompo, tempat nasi dari bambu, yang dibunyikan oleh para gadis Panawijen.
Bahkan sebagian orang ada yang membakar jerami di sebelah timur sehingga seolah matahari telah merekah. Ayam-ayam pun berkokok karena mengira pagi hari telah datang. Saat cahaya menyemburat, terlihat jelas wajah Joko Lulo yang sangat buruk.
Melihat wajah asli Joko Lolo yang buruk sekali itu, Ken Dedes langsung ketakutan, dan melarikan diri untuk menceburkan dirinya ke dalam sumur Windu.
Akibat persoalan ini, maka Joko Lulo langsung marah. Bahwa penduduk Panawijen telah melakukan kecurangan yang membuat rencana pernikahannya dengan Ken Dedes rusak.
Maka Joko Lolo pun mengutuk warga Panawijen bahwa kelak mereka tak akan menikah hingga usia lanjut. Setelah melontarkan kutukannya itu, Joko Lulo langsung menyusul Ken Dedes menceburkan diri ke sumur. Namun sekali lagi nama Joko Lulo ini belum tentu kebenarannya.
Sebab pada naskah kuno Pararaton tidak ditemukan nama Joko Lulo. Tetapi ada yang meyakini sebutan nama Joko Lulo merupakan sebutan dari Ken Arok oleh masyarakat Polowijen. Hal ini tentu saja membuat bingung tafsiran sejarah.
Sebab Ken Arok diketahui bukan meninggal usai menceburkan dirinya ke sumur, namun masih menjadi aktor intelektual yang melakukan kudeta ke Tunggul Ametung sang akuwu Tumapel.
Usai peristiwa itu Ken Arok kemudian menikahi Ken Dedes, dan kembali melancarkan pemberontakan ke Kediri wilayah yang menguasai Tumapel kala itu. Hingga akhirnya mendirikan Kerajaan Singasari.
(shf)