Anak Muda NU Harus Berani Terjun Politik Sejak Dini

KLATEN - Anak muda memutuskan berani terjun ke dunia politik dengan nilai, gagasan, dan program yang jelas di tengah zaman yang serba pragamatis perlu diapresiasi.

Keberadaan politisi muda diyakini mampu menjadi jembatan aspirasi masyarakat di lembaga legislatif.


Seperti langkah aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU) Purnama Dhedhy Setyawan untuk maju sebagai bakal anggota legislatif (Bacaleg) DPR RI dari Dapil Jawa Tengah V. Keputusannya mendapat sambutan positif dari banyak kalangan.

Restu dan dukungan untuk pria yang akrab disapa Mas Dhedy itu datang dari sejumlah pengasuh pesantren dan tokoh NU di Kabupaten Klaten.

Di antaranya dari pengasuh Ponpes Darul Qur'an Salafiyah, Dukuh Sanggrahan, Desa Demakijo, Karangnongko, Klaten, KH Muhammad Suntaji; Ketua Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) Klaten, KH Arif Budiyono; serta Ketua Majelis Wilayah Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Trucuk, Kiai Mubani.

Selain itu restu dan dukungan juga disampaikan Ketua Tanfidziyah PCNU Klaten, KH Mujiburrahman.


KH Muhammad Suntaji mengaku senang saat ini banyak anak muda NU yang berani terjun ke dunia politik praktis dengan ide dan gagasan yang jelas.

Kiai Suntanji juga memberikan apresiasi khusus terhadap Dhedy karena merupakan asli Klaten. Menurutnya keberadaan Dhedy sebagai putra daerah akan memberi nilai lebih dalam usahanya untuk menjadi anggota legislatif dalam Pemilu 2024.

"Saya senang dan menyambut baik niat Mas Dhedhy maju sebagai Bacaleg DPR-RI, apalagi dia anak muda NU dan asli Prambanan juga," katanya.

Senada dengan Gus Suntaji, KH Arif Budiyono merasa lega akhirnya ada putera NU yang maju. Setelah sekian lama, tuturnya, akhirnya ada anak NU yang maju. Hal serupa pun disampaikan oleh Kiai Mubani.

“Saya bangga dan mendoakan agar niat baik Mas Dhedhy mendapat rida Ilahi. Sehingga dirinya benar-benar terpilih nantinya sebagai DPR RI,” katanya.

Sementara itu Mas Dhedhy mengungkapkan dirinya akan terus melanjutkan agenda untuk sowan kepada para kiai. Menurutnya sowan kiai merupakan bagian dari etika seorang anak kepada orang tua.

"Saya ini kan besar di lingkungan NU, jadi sowan kiai itu bagian dari keharusan dalam segala hal. Dan, di NU hal ini sangat biasa. Justru kalau tidak sowan kesannya kurang sopan," ujarnya.