Kelicikan Raja Sanjaya Satukan Kerajaan Sunda dan Galuh dengan Siasat Politik Pernikahan

Selasa, 05 September 2023 - 08:00 WIB
loading...
Kelicikan Raja Sanjaya...
Ilustrasi Raja Sanjaya. Foto/Istimewa/Kuwaluhun.com
A A A
Raja Sanjaya mewariskan takhta Kerajaan Galuh ke Premana Dikusuma usai menjatuhkan Purbasora. Sanjaya yang awalnya naik takhta akhirnya menyerahkan ke Premana Dikusuma yang merupakan cucu dari Purbasora.

Sosok Premana Dikusuma awalnya memegang takhta raja daerah yang dikuasai oleh Galuh. Namun ia naik takhta menggantikan Sanjaya karena memegang teguh beberapa prinsip.

Saat naik takhta inilah ia dijuluki Begawat Sajalaya. Sebagai siasat hubungan dua kerajaan turunan Tarumanegara yakni Sunda dan Galuh harmonis, Sanjaya pun memiliki strategi politik pernikahan.



Ia menjodohkan Premana Dikusuma Raja Galuh dengan Dewi Pangerenyep putri Anggrada, Patih Kerajaan Sunda. Sanjaya menunjuk putranya yang bernama Tamperan untuk menjadi patih Galuh sekaligus memimpin pasukan Sunda, yang ada di ibu kota Galuh.

Di sisi lain, Premana Dikusuma diketahui awalnya enggan menerima permintaan Sanjaya untuk menjadi raja Galuh, karena rasa “sungkan”.

Tetapi Premana secara terus terang tidak berani apabila menolak keinginan Sanjaya, sebagaimana dikutip dari “Hitam Putih Pajajaran: Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran”.



Dikatakan Premana, Sanjaya memiliki wibawa, sama seperti Raja Tarumanagara Purnawarman yang memiliki sifat baik hati, tegas, setia terhadap pasukan, dan apabila sudah menyerang, maka dia tidak kenal ampun terhadap musuh.

Sedangkan penolakan yang dilakukan Sempakwaja dan Demunawan adalah salah satu hal berbeda. Sebab, kedua tokoh ini tergolong angkatan tua daripada Sanjaya, sudah sepantasnya harus dihormati.

Berposisi sebagai raja Galuh, menjadikan Premana semakin tidak nyaman. Di satu sisi, dalam memimpin kerajaan ia harus tunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda.



Sedangkan di sisi lain, Kerajaan Sunda di bawah tangan Sanjaya merupakan orang yang telah membunuh kakeknya. Semakin hari jiwa Premana semakin keruh. Ia seperti orang yang memiliki tekanan batin, tetapi tidak ada orang yang tepat menampung ceritanya.

Hingga pada akhirnya, Premana memutuskan meninggalkan Kerajaan Galuh dan meminta restu istrinya, Pangrayep untuk bertapa di dekat perbatasan Kerajaan Sunda, Sungai Citarum.

Sebelum kepergiannya, ia telah memerintahkan Tamperan untuk memegang Kerajaan Galuh.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2434 seconds (0.1#10.140)