Memetik Kopi Arabika di Kaki Gunung Ijen Bondowoso

Kamis, 30 Juli 2020 - 17:33 WIB
loading...
Memetik Kopi Arabika...
Pekerja memetik kopi Arabika di Kebun PTPN XII Kalisat Jampit. Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
BONDOWOSO - Ibarat Emas. Biji-biji kecil kopi itu ternyata cukup mampu menghipnotis siapapun yang memegangnya. Kemerahan buah kopi di antara hijaunya daun yang muncul pada pertengahan tahun, juga membawa kabar gembira bagi ribuan masyarakat yang hidup di perkebunan. Merekapun menyambut dengan suka cita, sebagaimana merayakan momen lebaran.

(Baca juga: Sikat HP di Kantor Polisi, Daster Cewek Bohay Ini Juga Hasil Curian )

Seperti halnya di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Ribuan masyarakat yang tinggal dikawasan perkebunan ini tidak mau ketinggalan momentum emas. Langkah kaki dan senyum mereka menerjang dinginnya cuaca Gunung Ijen untuk memetik merahnya buah kopi Arabika di perkebunan Kalisat Jampit.

Kopi-kopi yang tumbuh subur di ketinggian antara 1.100 sampai 1500 MDPL itu merupakan perkebunan kopi Arabika yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII. Dari total lahan seluas 3.105 hektar tersebut, kopi Arabika menghijaukan perbukitan sekitar 1.411 hektar.

"Terdiri dari tanaman tahun akan datang, tanaman tahun ini, tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan," kata Asisten Kepala Kebun PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Kalisat Jampit, Hendro Setyo Wibowo.

(Baca juga: YDSF Terjunkan Tim Khusus Kawal Penyembelihan Hewan Kurban )

Sejak Mei hingga bulan September mendatang, merupakan puncak dimana buah kopi Arabika memerah. Ratusan hingga ribuan ton cita rasa Arabika bakal memperpanjang cerita kehidupan para pecinta kopi . Bukan saja di Nusantara, tapi pecinta kopi mancanegara seperti Jepang, Belanda, Italia, Amerika dan negara lainnya juga sudah menanti aroma khas citra yang masih terjaga tersebut.

Hendro menuturkan, komoditas kopi Arabika memang sangat menjanjikan. Arabika Kalisat Jampit memiliki nilai jual yang cukup tinggi untuk ekpor. Satu kilogram kopi mentah atau green coffee beans dibandrol Rp80 ribu-90 ribu. Sedangkan mutu lokal masih dikisaran Rp50 ribu-60 ribu/Kg.

"Kapasitas panen tahun ini, direncanakan mampu memproduksi 711 ton sesuai dengan hasil taksasi yang dihitung. Naik dari jika dibandingkan produksi tahun lalu 669 ton terealisasi," tandasnya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2313 seconds (0.1#10.140)