Alumni SMA di Bandung Diterima di 11 Perguruan Tinggi Dunia, Ini Kata Pihak Sekolah

Jum'at, 18 Agustus 2023 - 11:14 WIB
loading...
Alumni SMA di Bandung Diterima di 11 Perguruan Tinggi Dunia, Ini Kata Pihak Sekolah
Fikri Ghifari Hanifah (tengah), siswa asal Bandung yang diterima di 11 perguruan tinggi dunia. Foto/Ist
A A A
BANDUNG - Satu lagi yang cukup membanggakan warga Bandung , adalah Fikri Ghifari Hanifah. Remaja alumni SMA Pribadi Boarding School Bandung ini berhasil lolos di 11 universitas kelas dunia.

Fikri diterima di 11 universitas seperti Curtin University - Environmental Science, Monash University - Environmental Engineering, Nanyang Technological University - Environmental Earth System Science, University of British Columbia - Bachelor of Arts Geography Environment and Sustainability, University of New South Wales Environmental Management, University of Toronto Mississauga Studies in Social Sciences - Environmental Management.

Kemudian University of Toronto (St. George) - Studies in Life Sciences (Earth and Environmental Systems), University of Toronto (Scarborough) - Co-op Physical and Environmental Sciences (Environmental Science), University of Queensland - Environmental Management, University of Sydney - Bachelor of Science (Environmental Science), dan University of Western Australia - Environmental Science and Management.

Namun, dari 11 universitas tersebut, dia memilih mengambil jenjang strata 1-nya di Nanyang Technological University jurusan Environmental Earth System Science. Saat ini, Fikri telah mulai mengikuti proses studi.



College Counselor Sekolah Pribadi Bandung, Willy Juanggo mengatakan, Fikri sudah berangkat ke Singapura karena perkuliahan di sana sudah mulai.

"Fikri merupakan salah satu awardee Beasiswa Indonesia Maju (BIM) saat duduk di bangku kelas 11. Dia ikut seleksi dan lolos. Dari Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) ada pendampingan untuk persiapan tes. Akhirnya ia daftar ke beberapa kampus dan diterima di 11 kampus," jelas Willy.

Willy menyebutkan, selama bersekolah, Fikri memang lebih aktif di tim olimpiade dibandingkan organisasi lainnya. Sehingga ia lebih fokus dalam mempersiapkan beasiswanya.

"Fikri itu paket lengkap bagi kami. Saya juga sudah bantu dia dari kelas 11. Anaknya memang aktif, baik, punya jiwa kompetitif. Secara attitude juga bagus. Secara akademik sangat baik. Hampir di semua mata pelajaran sangat baik. Sejauh ini tidak ada masalah," ungkapnya.

Selain Fikri, ada 3 siswa lainnya yang juga lolos ke banyak universitas. Ada 6 siswa yang lolos beasiswa full ke luar negeri. Namun yang ikut program persiapan khusus ada 4 orang, termasuk Fikri.

"Tiga orang lainnya itu ada satu siswa yang juga keterima di Nanyang Technological University (NTU). Lalu 1 lagi ke Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST), 1 orang ke University of Western Australia (UWA), dan 2 orang di Monash. Fikri dapat beasiswa dari kelas 11. Puspresnas (Pusat Prestasi Nasional) memberikan fasilitas untuk mengikuti pelatihan bahasa asing dan ujian internasional," paparnya.

Dia menjelaskan, para siswa tersebut dipersiapkan terlebih dahulu, sehingga saat proses aplikasi mereka sudah mempersiapkan dokumen yang disyaratkan. Dokumen tersebut antara lain TOEFL ITP atau IELTS.

"Dari Puspresnas memberikan peluang untuk mendaftar ke 8 kampus. Tapi tidak menutup kemungkinan jika siswa ingin mendaftar di luar list tersebut juga diperbolehkan. Semuanya melalui proses pendaftaran," tutur Willy.

Saat mendaftar beasiswa, sekolah juga turut menyiapkan dan memberikan dukungan untuk menunjang dokumen-dokumen serta persyaratan yang diperlukan. Selanjutnya, bagi yang sudah lolos dan diterima, pemerintah menyiapkan program persiapan mereka sendiri.

"Tapi sekolah tetap mendukung. Proses aplikasi, seperti surat pendukung, nilai transkrip, statement letter dari kepala sekolah dan guru itu juga kami bantu," akunya.

Dia menambahkan, dalam tiga tahun terakhir, pihaknya juga memiliki program khusus untuk anak-anak yang ingin beasiswa ke luar negeri. Para siswa didorong untuk ikut serta. Syarat pertamanya adalah harus berprestasi.

"Kita mengajak anak-anak untuk ikut kompetisi dalam bidang apapun baik sifatnya akademik maupun non-akademik," katanya.

Setelah anak-anak memiliki sertifikasi yang bisa diikutsertakan, mereka diarahkan pada beasiswa yang sesuai dengan kriteria prestasi dan minat masing-masing.

"Kita masukkan ke dalam grup, lalu training di sana. Kalau mereka lolos ke seleksi wawancara, kita provide untuk pelatihan dan pendampingannya," tuturnya.

Tak hanya Fikri yang sukses mengharumkan nama sekolahnya. Dalam satu angkatan 2020 yang terdiri dari 44 siswa, semuanya berhasil masuk ke berbagai universitas baik dalam maupun luar negeri.

"Ada 44 anak didik kami tersebar ke 23 universitas dalam dan luar negeri. Di luar negeri ada 8 universitas, dan di dalam negeri ada 15 universitas. Secara presentase, memang lebih banyak yang masuk ke ITB," ucapnya.

Universitas-universitas tersebut di antaranya Nanyang Technological University (NTU), Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST), Newcastle University, Monash University, Zhejiang University, University of Western Australia (UWA), Queen's University Belfast, dan Tokyo International University.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1224 seconds (0.1#10.140)