Hadiri Kongres Perdosni XI di Semarang, Ganjar Pranowo Pesan Ini

Jum'at, 04 Agustus 2023 - 13:29 WIB
loading...
Hadiri Kongres Perdosni XI di Semarang, Ganjar Pranowo Pesan Ini
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuka Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) di Padma Hotel, Kota Semarang, Jumat (4/8/2023). Foto/Dok Pemprov Jateng
A A A
SEMARANG - Untuk menghadapi tantangan kesehatan di masa depan, ilmu kedokteran dan pelayanan kesehatan harus ditingkatkan. Khususnya dalam menghadapi triple burden disease yakni penyakit menular, penyakit tidak menular, dan munculnya penyakit baru.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat membuka Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) di Padma Hotel, Kota Semarang, Jumat (4/8/2023).

”Sekarang dunia kesehatan musti dibereskan. Penyakit menular, tidak menular, dan penyakit baru. Maka hari ini banyak dari dunia kedokteran selalu upgrade ilmunya dan memperbaiki fasilitas pelayanannya maka dunia kedokteran akan tumbuh,” kata Ganjar.



Bacapres Partai Perindo Ganjar Pranowo memberikan contoh kemunculan penyakit baru, yaitu Covid 19. Penyakit baru ini telah melumpuhkan aktivitas dunia kurang lebih dua tahun.

Di sinilah update keilmuan dokter menjadi kunci, bagaimana penyakit ini bisa diatasi, juga bagaimana kesadaran masyarakat dalam mempraktikkan gaya hidup sehat.

Ganjar mengatakan, peningkatan keilmuan itu juga harus dilakukan Perdosni. Para dokter spesialis sistem saraf ini juga harus terus mengembangkan diri dengan meningkatkan keilmuannya sehingga dapat memberikan penanganan terbaik.



”Para dokter yang ahli dan hebat-hebat ini sekarang mengupgrade ilmunya, mengupdate ilmunya, sehingga bisa menyelamatkan lebih baik. Kalaulah kemudian itu bisa dilakukan, beberapa penyakit seperti stroke yang menjadi faktor angka kematian tertinggi,” ungkapnya.

Dari sisi pelayanan, ilmu baru, tenaga baru yang handal, dan teknologi pasti dibutuhkan. Maka dari itu, capacity building sumberdaya manusia dan penggunaan teknologi perlu dilakukan.

Apalagi, melihat geografis Indonesia yang sangat luas sehingga dibutuhkan pelayanan maksimal.

”Dunia kedokteran dengan teknologi hebat banyak yang selamat. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dibutuhkan fasilitas yang cukup, rasio layanan dengan Indonesia yang gedenya minta ampun dan peralatan-peralatan yang musti canggih,” ungkapnya.

Begitu juga dengan persebaran dokter dan fasilitas kedokteran yang juga harus merata. Ganjar mengatakan sejauh ini persebaran dokter di Indonesia memang belum cukup. Dokter spesialis juga masih kurang sehingga perlu dilakukan akselerasi.

”(Untuk persebaran dokter) pasti kurang jawabannya,” ujarnya.



Ketua Perdosni Dodik Tugasworo mengatakan ada 2.361 neurologi yang tergabung dalam Perdosni.

Mereka tersebar di 29 cabang Perdosni di seluruh Indonesia. Untuk pusat pendidikan neurologi masih sekitar 14 lokasi dan seiring berjalannya waktu akan bertambah tiga tempat baru.

”Kita tahu bagaimana pentingnya neurolog ke depan. Usia lanjut semakin meningkat. Berdasarkan data yang ada, stroke menduduki angka tertinggi kematian di Indonesia. Belum lagi adanya penurunan produktivitas seiring bertambahnya usia,” tegasnya.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.8136 seconds (0.1#10.140)