Misteri Pusaka Bertuah Raja Arung Palakka Berlapis Emas dan Permata
loading...
A
A
A
Menyusuri Jalan Bonto Biraeng, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, akan bertemu bangunan kuno yang unik. Bangunan kuno itu berupa empat buah makam bercungkup, tempat persemayaman Arung Palakka, dan istrinya.
Makam tersebut, berjurat dan tanpa jurat. Dari catatan kebudayaan.kemdikbud.go.id, disebutkan, makam Arung Palakka dan istrinya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 6,75 m x 6,25 m. Pintu masuk makam tersebut, berada di sisi barat.
Pada makam tersebut, juga terdapat jendela yang letaknya ada di sebelah barat. Jendela juga terdapat di kiri dan kanan pintu masuk. Pada pintu utama terdapat undakan selebar 1,5 m, dan tangga sepanjang 2,5 m, yang terbagi dalam dua undakan.
Sebuah meriam tua, juga terpasang di tangga sisi utara. Hiasan flora juga terdapat di ambang pintu dan luar dinding kubah. Dinding makam tersebut, terbuat dari batu kapur berbentuk balok, yang memiliki ketebalan 20 cm. Sedangkan nisan, terbuat dari batu alam setinggi 76 cm.
Arung Palakka adalah putra Raja Bone ke-XIII La Maddaremmeng Matinro'e Ri Bukaka. Dia lahir pada 15 September 1634, dan menjabat sebagai Sultan Bone, pada 1672-1696. Saat masih berkedudukan sebagai pangeran, Arung Palakka memimpin kerajaannya meraih kemerdekaan dari Kesultanan Gowa pada 1666.
Nama Arung Palakka merupakan rasa yang sangat dihormati oleh warga Bone, Sulawesi Selatan. Sosoknya yang pemberani, menjadikan Suku Bugis sebagai kekuatan maritim besar di wilayah Perairan Makassar, pada abad ke-17.
Mengacu pada ejaan huruf lontara, dia memiliki gelar kehormatan La Tan-ri Tatta To' Urong To-ri Sompi Patta Malampei Gammana Daeng Serang To' Appatunru Paduka Sri Sultan Sa'ad ud-din. Pelafalannya yang tepat adalah La Tenritatta To Unru To-ri SompaE Petta MalampeE Gemme'na Daeng Serang To' Appatunru Paduka Sultan Sa'adduddin.
Tak hanya dikenal pemberani, Arung Palakka juga memiliki pusaka sakti yang hingga kini masih tersimpan rapi. Salah satunya adalah Keris (La Makkawa) Tappi Tatarapeng. Seluruh hulu dan sarung keris tersebut berlapis emas.
Pada setiap pertempuran yang dihadapinya, Arung Palakka akan selalu menggunakan pusaka sakti tersebut. Pusaka tersebut sangat mematikan, sekali gores dalam sekejap lawan akan tewas. Dalam bahasa Bugis disebut Makkawa. Pusaka sakti tersebut, juga merupakan salah satu perlengkapan resmi dalam upacara pelantikan dan pengangkatan Raja-raja Bone.
Tak hanya keris, Arung Palakka juga memiliki Kalewang (La Tea Riduni) Alameng yang hulunya berlapis emas, dan dihiasi intan permata. Pusaka sakti ini, dikisahkan turut dimakamkan asaat Arung Palakka mangkat.
Namun, dalam cerita-cerita rakyat, pusaka sakti tersebut sering kali muncul di atas makam dan diselimuti cahaya terang benderang. Dari kejadian-kejadian tersebut, pusaka sakti itu akhirnya dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan La Tea Ri Duni (yang tidak berkenan untuk dikebumikan).
Arung Palakka ternyata juga memiliki sepucuk tombak sakti, yang dikenal dengan sebutan La Salaga. Pegangan dan mata tombak dihiasi emas. Keberadaan tombak ini, menjadi simbol kehadiran raja.
Benda pusaka lain yang dimiliki Arung Palakka adalah, payung pusaka Kerajaan Bone hadiah dari Kerajaan Pariaman, yang merupakan wujud sikap persaudaraan antara dua kerajaan. Pusaka ini, juga menjadi perlengkapan resmi pengangkatan dan pelantikan Raja-raja Bone.
Tak main-main, tongkat payung setinggi 18 ruas tersebut, terbuat dari emas. Daun payung juga bermahkotakan emas, dan dikelilingi oleh 11 anting emas yang meliputi 72 helai jari-jari dilengkapi dengan 71 buah anting-anting kecil, serta 57 buah anting besar yang terbuat dari emas. Pada kain payung, dihiasi dengan dua susun lilitan rantai emas, sebagai tanda kesatuan persaudaraan antara Kerajaan Bone dan Kerajaan Pariaman.
Arung Palakka juga memiliki selempang emas. Selempang ini berbentuk rantai-rantai yang berukuran besar, terdiri dari 63 potongan dengan panjang 1,77 meter dengan berat seluruhnya mencapai 5 kg. Dua medali emas tergantung di ujung selempang, dengan bertuliskan bahasa Belanda, sebagai tanda penghormatan kerajaan Belanda kepada Arung Palakka Raja Bone ke-15. Selempang emas ini merupakan Pusaka Kerajaan Bone yang juga hadiah dari Raja Pariaman.
Makam tersebut, berjurat dan tanpa jurat. Dari catatan kebudayaan.kemdikbud.go.id, disebutkan, makam Arung Palakka dan istrinya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 6,75 m x 6,25 m. Pintu masuk makam tersebut, berada di sisi barat.
Pada makam tersebut, juga terdapat jendela yang letaknya ada di sebelah barat. Jendela juga terdapat di kiri dan kanan pintu masuk. Pada pintu utama terdapat undakan selebar 1,5 m, dan tangga sepanjang 2,5 m, yang terbagi dalam dua undakan.
Baca Juga
Sebuah meriam tua, juga terpasang di tangga sisi utara. Hiasan flora juga terdapat di ambang pintu dan luar dinding kubah. Dinding makam tersebut, terbuat dari batu kapur berbentuk balok, yang memiliki ketebalan 20 cm. Sedangkan nisan, terbuat dari batu alam setinggi 76 cm.
Arung Palakka adalah putra Raja Bone ke-XIII La Maddaremmeng Matinro'e Ri Bukaka. Dia lahir pada 15 September 1634, dan menjabat sebagai Sultan Bone, pada 1672-1696. Saat masih berkedudukan sebagai pangeran, Arung Palakka memimpin kerajaannya meraih kemerdekaan dari Kesultanan Gowa pada 1666.
Nama Arung Palakka merupakan rasa yang sangat dihormati oleh warga Bone, Sulawesi Selatan. Sosoknya yang pemberani, menjadikan Suku Bugis sebagai kekuatan maritim besar di wilayah Perairan Makassar, pada abad ke-17.
Mengacu pada ejaan huruf lontara, dia memiliki gelar kehormatan La Tan-ri Tatta To' Urong To-ri Sompi Patta Malampei Gammana Daeng Serang To' Appatunru Paduka Sri Sultan Sa'ad ud-din. Pelafalannya yang tepat adalah La Tenritatta To Unru To-ri SompaE Petta MalampeE Gemme'na Daeng Serang To' Appatunru Paduka Sultan Sa'adduddin.
Tak hanya dikenal pemberani, Arung Palakka juga memiliki pusaka sakti yang hingga kini masih tersimpan rapi. Salah satunya adalah Keris (La Makkawa) Tappi Tatarapeng. Seluruh hulu dan sarung keris tersebut berlapis emas.
Pada setiap pertempuran yang dihadapinya, Arung Palakka akan selalu menggunakan pusaka sakti tersebut. Pusaka tersebut sangat mematikan, sekali gores dalam sekejap lawan akan tewas. Dalam bahasa Bugis disebut Makkawa. Pusaka sakti tersebut, juga merupakan salah satu perlengkapan resmi dalam upacara pelantikan dan pengangkatan Raja-raja Bone.
Tak hanya keris, Arung Palakka juga memiliki Kalewang (La Tea Riduni) Alameng yang hulunya berlapis emas, dan dihiasi intan permata. Pusaka sakti ini, dikisahkan turut dimakamkan asaat Arung Palakka mangkat.
Namun, dalam cerita-cerita rakyat, pusaka sakti tersebut sering kali muncul di atas makam dan diselimuti cahaya terang benderang. Dari kejadian-kejadian tersebut, pusaka sakti itu akhirnya dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan La Tea Ri Duni (yang tidak berkenan untuk dikebumikan).
Arung Palakka ternyata juga memiliki sepucuk tombak sakti, yang dikenal dengan sebutan La Salaga. Pegangan dan mata tombak dihiasi emas. Keberadaan tombak ini, menjadi simbol kehadiran raja.
Benda pusaka lain yang dimiliki Arung Palakka adalah, payung pusaka Kerajaan Bone hadiah dari Kerajaan Pariaman, yang merupakan wujud sikap persaudaraan antara dua kerajaan. Pusaka ini, juga menjadi perlengkapan resmi pengangkatan dan pelantikan Raja-raja Bone.
Baca Juga
Tak main-main, tongkat payung setinggi 18 ruas tersebut, terbuat dari emas. Daun payung juga bermahkotakan emas, dan dikelilingi oleh 11 anting emas yang meliputi 72 helai jari-jari dilengkapi dengan 71 buah anting-anting kecil, serta 57 buah anting besar yang terbuat dari emas. Pada kain payung, dihiasi dengan dua susun lilitan rantai emas, sebagai tanda kesatuan persaudaraan antara Kerajaan Bone dan Kerajaan Pariaman.
Arung Palakka juga memiliki selempang emas. Selempang ini berbentuk rantai-rantai yang berukuran besar, terdiri dari 63 potongan dengan panjang 1,77 meter dengan berat seluruhnya mencapai 5 kg. Dua medali emas tergantung di ujung selempang, dengan bertuliskan bahasa Belanda, sebagai tanda penghormatan kerajaan Belanda kepada Arung Palakka Raja Bone ke-15. Selempang emas ini merupakan Pusaka Kerajaan Bone yang juga hadiah dari Raja Pariaman.
(eyt)