Kisah Prabu Siliwangi Bangun Kerajaan Pajajaran hingga Diberi Gelar Diwastu

Senin, 17 Juli 2023 - 07:42 WIB
loading...
Kisah Prabu Siliwangi Bangun Kerajaan Pajajaran hingga Diberi Gelar Diwastu
Prabu Siliwangi merupakan raja di Kerajaan Pajajaran yang begitu disegani dan mendapatkan gelar Diwastu. Foto/Istimewa
A A A
Prabu Siliwangi merupakan raja di Kerajaan Pajajaran yang begitu disegani dan memerintah dengan bijak dan memberikan dampak luar biasa, termasuk dari sisi perkembangan infrastruktur.

Konon masifnya pembangunan di masa Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja membuatnya dua kali diganjar gelar diwastu.



Dalam kisah Carita Purwaka Caruban Nagari, sebuah manuskrip yang digubah di bawah lindungan Pangeran Arya Carbon dari Cirebon yang selesai ditulis tahun 1720 M, Prabu Siliwangi disebut sebagai raja Sunda yang ibu kotanya terletak di Pakuan Pajajaran.

Informasi ini serupa dengan manuskrip yang ditemukan pada pertengahan abad ke-19 M. Prabu Siliwangi dinobatkan sebagai raja yang hebat di masa Kerajaan Pajajaran juga tertuang dalam sumber karya sastra Sunda.

Pada masanya, Sri Baduga atau Prabu Siliwangi membangun kembali ibukota Pakuan, memariti sekeliling Ibu Kota Pakuan, membuat monumen berupa gugunungan, membuat akses jalan diperluas dan di pinggirnya selalu diberi batu sebagai pembatas jalan.



Kemudia membuat hutan lindung, dan membuat telaga Warena Mahawijaya, sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Pajajaran: Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran".

Dari ini semua, tentu tidak mengherankan apabila Prabu Siliwangi atau nama asli Sri Baduga Maharaja sampai dua kali mendapatkan gelar diwastu. Sebab masa pemerintahannya merupakan masa kejayaan dan kemakmuran Kerajaan Pajajaran.

Terkait hal ini, ada pendapat baru yang diungkap bahwa sosok Prabu Siliwangi di mata masyarakat Sunda adalah sebuah fenomena peralihan zaman antara tatanan lama dengan tatanan baru.



Fenomena ini tidak jauh beda dengan sosok Brawijaya yang tertera dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai raja Majapahit akhir sebelum tunduk di bawah kekuasaan Demak. Sosok Prabu Siliwangi di wilayah Jawa bagian barat.

Kemudian Brawijaya di wilayah Jawa bagian timur menjadi tapal batas yang menciptakan sistem pergantian tatanan lama ke tatanan baru. Kedua tokoh ini menjadi simbol peralihan zaman yang mencakup kepercayaan, agama, dan masa kejayaan.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1233 seconds (0.1#10.140)