Merinding! Begini Kesaksian Korban Selamat Terseret Ombak Pantai Jembatan Panjang, Sempat Memegang Mayat

Minggu, 09 Juli 2023 - 20:04 WIB
loading...
Merinding! Begini Kesaksian Korban Selamat Terseret Ombak Pantai Jembatan Panjang, Sempat Memegang Mayat
Muhammad Ruspandi (24) alias Pendik, wisatawan yang selamat usai terseret ombak di Pantai Jembatan Panjang, Kecamatan bantur, Kabupaten Malang. Foto/MPI/Avirista Midaada
A A A
MALANG - Gurat wajahnya masih menyisakan trauma, namun Muhammad Ruspandi (24) atau yang akrab disapa Pendik, mencoba tegar menghadapi peristiwa maut yang baru saja dihadapinya. Dia menjadi satu dari lima korban terseret ombak Pantai Jembatan Panjang di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.



Selama sembilan jam lebih, Pendik terombang-ambing di tengah ganasnya ombak pantai selatan Malang. Dia menjadi salah satu korban selamat, usai terseret ombak. Sebelum peristiwa maut itu terjadi, dia tengah berkemah di Pantai Jembatan Panjang bersama rombongan pertukaran mahasiswa asing.



Pendik dilaporkan hilang terseret ombak pada Sabtu (8/7/2023) pagi, sekitar pukul 08.00 WIB. Dia baru ditemukan tim SAR gabungan, pada sore harinya setelah lebih dari sembilan lamanya terombang-ambing di tengah lautan.



Menurut Pendik, awalnya dua mahasiswa asing yang ada di rombongan ini terseret ombak di Pantai Jembatan Panjang. Kedua korban yakni Anna Bryana, dan Jana Olivia. Sejumlah orang yang ada di lokasi, berusaha untuk memberikan pertolongan.

Pendik mengaku, sempat melihat Bayu Perbangsa selaku pemimpin perjalanan langsung panik, dan mengambil paddle surfing, tapi tidak menggunakan jaket pelampung. "Bayu ambil paddle langsung masuk (ke laut), langsung ngejar. Yang masuk pertama Bayu," ungkapnya.

"Terus Om Blek (Made Indra) itu lari ke jembatan panjang ujung. Dia menyuruh turis yang terseret ombak untuk kembali. Nah saya posisi mengurus gunting dan pengobatan," ungkap Pendik saat ditemui, Minggu (9/7/2023).

Ia mengaku memantau dari jauh, dan melihat Bayu ternyata juga sudah terseret ombak. Naluri membuatnya langsung mengambil jaket pelampung, dan menyusul ke arah laut. Pendik berusaha menyelamatkan Bayu, sambil berusaha mencari dua mahasiswa asing yang sempat akan ditolong oleh Bayu.

"Nggak pikir panjang, langsung saya ambil (jaket pelampung penyelamat), langsung saya berenang. Dari pinggir renangnya, bukan loncat dari jembatan. Saya ambil jaket pelampung dari pos," ungkap Pendik.



Di tengah laut, ia sempat bertemu dengan Bayu dan terlibat pembicaraan. Bayu sempat memintanya untuk kembali ke pantai, tapi Pendik justru mengatakan ke Bayu bahwa ia berusaha mencari dua orang mahasiswa asing itu, karena dirinya menggunakan jaket pelampung.

"Sampai di tengah, Mas Bayu posisi mau balik karena sudah tidak memungkinkan. Saya sempat meminta Mas Bayu kembali, dan saya yang akan mengurus dua mahasiswa yang terseret ombak. Mas Bayu sempat bilang, tidak tahu posisi dua mahasiswa itu karena ombaknya besar," ungkap Pendik.

Kemudian Bayu disebutkan Pendik ada di belakangnya saat terombang-ambing di lautan. Pendik memutuskan untuk berenang ke depan mencari korban. Bersamaan dengan itu, ombak besar kembali datang dan Pendik terhempas kembali ke belakang. Hempasan ombak besar ini terjadi berulangkali.

Ia mengaku tak sampai terhantam batu karang, namun di tengah laut itu ia terus terombang-ambing diterpa ombak besar. Saat di tengah itulah, ia juga melihat Bayu mulai lemas dan minta tolong ke dirinya dengan posisi paddle sudah terlepas dari kaki.

"Paddlenya jenis balon, bukan papan. Jadi kalau dihantam karang kemungkinan bocor dan kempes. Kemudian Mas Bayu minta tolong. Saya berusaha sebisa mungkin mengejar, dalam kondisi ombak besar. Kami berdua terseret ombak sampai tiga kali. Setelah itu saya tidak tahu posisi Mas Bayu, karena saya fokus mencari turis yang dua orang," terangnya.

Merinding! Begini Kesaksian Korban Selamat Terseret Ombak Pantai Jembatan Panjang, Sempat Memegang Mayat


Konsentrasi Pendik sempat terpecah, antara menyelamatkan Bayu dan mencari keberadaan dua mahasiswa asing yang terlebih dahulu terseret ombak saat bermain papan selancar. Tetapi ketika ia berenang mencari di laut itu, sudah tidak lagi melihat Anna Bryana dan Jana Olivia.

"Misi saya maju cari dua orang itu. Terus terseret ombak, Mas Bayu minta tolong. Fokus saya jadi terpecah. Saya mengejar Mas Bayu dahulu. Saat mengejar Mas Bayu, datang ombak besar sebanyak dua kali. Saya terseret ombak besar dua kali," ungkap Pendik.

Saat berhasil menjangkau Bayu, Pendik mengaku melihat Bayu sudah dalam kondisi kelelahan dan mulutnya mengeluarkan busa. Dia sempat berupaya mengecek kondisi Bayu, dan kondisinya masih bersuara. "Saat ada ombak besar lagi, akhirnya terlepas. Lalu saya fokus ke tengah," imbuhnya.

Selanjutnya Pendik fokus untuk menyelamatkan diri, dengan berenang mengarah ke tengah. Dia sempat melihat masjid warna putih di Pantai Balekambang. "Kondisinya di tengah sudah terhenti, berusaha keras untuk berenang balik tetapi sudah tidak bisa," ungkapnya.

Ketika badan mulai lemas, Pendik mengaku juga harus kembali berjuang untuk melawan ombak yang datang lagi dengan besar. Alhasil terjangan ombak itu membuatnya kian lemas. Beruntung saat ombak itu datang ke arahnya membawa sampah-sampah, termasuk gelondongan kayu besar yang akhirnya dijadikan tumpuan dan dipeluknya.



Saat berulang kali dihantam ombak besar, Pendik mengaku juga menemukan sesosok mayat, tapi dia tidak tahu siapa mayat tersebut, yang diingatnya mayat itu mengenakan pakaian hitam.

"Saya pegang kaki mayat tersebut, dan saya angkat. Tetapi ombak kembali menerjang dan saya sudah lemas sehingga mayat itu lepas. Saya terus memegang kayu itu, dan mengikuti arus. Kemudian ada pula, dan saya lihat ada orang memancing, saya berteriak sebisa mungkin, dan mereka ternyata mendengar," kata Pendik.

Perjuangan Pendik tak selesai, ketika sudah mulai ada harapan pertolongan usai ada pemancing yang melihatnya. Tiba-tiba ada ombak dan arus yang berputar ke arahnya di dekat batu karang. Ia berpikir bagaimana dirinya tidak terbentur batu karang di dekatnya.

"Saya berenang sebisa mungkin. Jadi kayu itu saya taruh di depan, saya peluk, saya berenang pakai kaki. Tetapi saya tidak mampu menahan arusnya. Saat itulah saya lemas dan hanya bisa pasrah pada Tuhan," ungkapnya.

Saat situasi yang dihadapi Pendik sudah kritis, tiba-tiba datang tim penolong ke lokasi tersebut, atas petunjuk dari pemancing yang pertama kali melihat tubuh Pendik. Akhirnya Pendik dievakuasi menggunakan perahu kecil, dan dibawa ke daratan.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1315 seconds (0.1#10.140)