Demo Tolak Perjanjian New York 15 Agustus 1962 Berujung Bentrok

Senin, 15 Agustus 2016 - 13:08 WIB
Demo Tolak Perjanjian...
Demo Tolak Perjanjian New York 15 Agustus 1962 Berujung Bentrok
A A A
JAYAPURA - Aksi damai menolak Perjanjian New York 15 Agustus 1962 dan menuntut hak penentuan nasib sendiri bagi Papua di WAENA Abepura, Jayapura, oleh ratusan massa Komite Nasional Papua Barat, berakhir bentrok.

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, bentrokan terjadi karena sejumlah massa pendemo menolak dibubarkan aparat. Demo terpaksa dibubarkan aparat, karena tidak mengantongi surat izin dari pihak kepolisian.

Bentrokan bermula dari aksi massa kelompok pro Papua merdeka yang dikoordinir oleh KNPB melakukan longmarch menuju ke lampu merah Waena, menuju DPRD Papua. Aksi massa ini mendapat pengawalan ketat lima truk polisi.

Saat massa aksi tiba di Perumnas 1 Waena, Abepura, Jayapura, sebelum masuk lampu merah Waena, pendemo diarahkan untuk balik kanan kembali ke rusunawa Waena. Polisi berdalih, aksi massa ini mengganggu aktivitas jalan.

Massa pendemo diminta kembali ke rusunawa dengan jalan dipaksa masuk ke dalam truk polisi. Aksi polisi ini mendapat perlawanan pendemo. Mereka kemudian melakukan penutupan jalan dengan membakar kayu di tengah jalan.

Setelah melakukan aksi bakar-bakar, massa KNPB dan ratusan simpatisannya melanjutkan aksi dengan duduk-duduk di tengah jalan. Setelah beberapa saat, massa kembali dipaksa naik ke dalam truk polisi.

Namun, massa kembali melawan. Alhasil, terjadilah gesekan keras antara polisi dan pendemo. Pihak polisi bahkan melakukan pemukulan terhadap pendemo, yang dibalas dengan lemparan batu dan benda-benda lainnya oleh pendemo.

Sementara dari Jalan Pertigaan Perumnas l Asrama Mimika, terjadi pemalangan jalan umum arah rusunawa dengan menggunakan pohon, kayu, batu, papan, pecahan-pecahan botol, dan pembakaran ban mobil di depan asrama Mimika.

Selain melakukan pemblokiran jalan, massa di kawasan ini juga berusaha melakukan pembakaran kios yang diduga milik para pendatang, untuk menciptakan kerusuhan. Situasi menjadi bertambah kacau dan panas.

Pihak kepolisian lalu melakukan pembubaran, dan pengejaran terhadap massa KNPB yang melakukan pemalangan jalan. Aksi pengejaran dilakukan sampai masuk ke dalam asrama Mimika. Selanjutnya, polisi melakukan pembersihan jalan.

Namun, perlawanan massa KNPB berlanjut. Kali dilakukan dari samping asrama Mimika. Mereka menyerang polisi dengan lemparan batu dan benda-benda keras lainnya ke arah polisi yang hendak membuka dan membersihkan jalan.

Pembubaran massa ini membuat barisan pendemo hancur berantakan. Mereka lalu berpencar. Ada yang menuju Abepura. Saat ini, aktivis GEMPAR sudah berani untuk membawa nama Universitas Cenderawasih dalam mendukung KNPB.
(san)
Berita Terkait
Elemen Masyarakat Papua...
Elemen Masyarakat Papua Ajak Semua Pihak Jaga Kedamaian Papua
Kepala Suku Adat La...
Kepala Suku Adat La Pago Provinsi: Mari Jaga Kedamaian Papua
Dialog Damai dan Bermartabat...
Dialog Damai dan Bermartabat Kunci Atasi Persoalan di Papua
Keluar dari Situasi...
Keluar dari Situasi Konflik di Papua
Begini Penuturan Panglima...
Begini Penuturan Panglima Perang Adat terkait Kondisi Ilaga
Pasukan TNI-Polri Pukul...
Pasukan TNI-Polri Pukul Mundur Massa yang Bentrok di Jayawijaya
Berita Terkini
Sungai Batanghari Meluap,...
Sungai Batanghari Meluap, 30 Sekolah di Muarojambi Terendam Banjir
8 menit yang lalu
Berkah Ramadan, KPN...
Berkah Ramadan, KPN Corp Salurkan Bantuan untuk Sekolah Anak-anak Kurang Mampu
14 menit yang lalu
Gempa 5,5 Guncang Toli-Toli...
Gempa 5,5 Guncang Toli-Toli Sulteng, BMKG: Waspadai Gempa Susulan
47 menit yang lalu
8 Buffer Zone Disiapkan...
8 Buffer Zone Disiapkan Antisipasi Macet Horor Mudik 2025 di Pelabuhan Merak
2 jam yang lalu
Pemulihan Korban Banjir,...
Pemulihan Korban Banjir, PGN Bantu 3.000 Warga di Bekasi dan Jaktim
2 jam yang lalu
Mutasi Polri, 5 Kapolres...
Mutasi Polri, 5 Kapolres di Lampung Diganti
3 jam yang lalu
Infografis
Mengapa Mesir dan Yordania...
Mengapa Mesir dan Yordania Tolak untuk Menampung Pengungsi Gaza?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved