5 Fakta Menarik Tentang Cut Nyak Dien yang Jarang Diketahui Orang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Cut Nyak Dien merupakan sosok wanita yang memiliki andil besar terhadap kemerdekaan Indonesia . Sebab dirinya telah berkontribusi banyak dalam perjuangan melawan Belanda pada masa Perang Aceh.
Nama pahlawan yang satu ini tidak hanya dikenal oleh orang Aceh saja, melainkan banyak diketahui masyarakat di nusantara. Maka tak heran jika sejumlah fakta menarik tentang Cut Nyak Dien banyak yang ingin mengetahuinya.
Lahir pada tahun 1848 dari keturunan bangsawan, tidak membuat Cut Nyak Dien terlena dengan hidupnya yang nyaman. Ia ingin warga yang ada di sekitarnya pun turut merasakan hidup nyaman dengan membantu berjuang melawan belanda guna merebut kemerdekaan.
Pada usianya yang baru genap 12 tahun, Cut Nyak Dien pun dinikahkan dengan oleh orang tuanya dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga, putra dari uleebalang Lamnga XIII dan dikaruniai seorang anak laki-laki.
Namun di tengah menggelorangnya semangat juang Cut Nyak Dien, sang suami pun gugur di medang perang dan meninggal pada 29 Juni 1878. Kematian suaminya tidak membuatnya patah semangat, ia pun bersumpah akan mengusir penjajah dari Indonesia.
Namun di usia senjanya itu, Cut Nyak Dien banyak mengalami penyakit seperti encok dan rabun, sehingga membuatnya tutup usia pada 6 November 1908. Pada tanggal 2 Mei 1962, Presiden Soekarno melalui SK Presiden RI Nomor 106, kemudian mengangkat Cut Nyak Dien sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
Nama pahlawan yang satu ini tidak hanya dikenal oleh orang Aceh saja, melainkan banyak diketahui masyarakat di nusantara. Maka tak heran jika sejumlah fakta menarik tentang Cut Nyak Dien banyak yang ingin mengetahuinya.
Berikut lima fakta menarik tentang Cut Nyak Dien:
1. Lahir dari Kalangan Bangsawan Aceh
Dalam riwayatnya, Cut Nyak Dien dilahirkan dari keluarga bangsawan yang taat beragama di Aceh Besar. Ayahnya bernama Teuku Nanta Seutia, seorang kepada pemerintahan daerah Kesultanan Aceh dan ibunya Datuk Makhudum Sati juga merupakan pemimpin daerah di Kabupaten Aceh Besar.Lahir pada tahun 1848 dari keturunan bangsawan, tidak membuat Cut Nyak Dien terlena dengan hidupnya yang nyaman. Ia ingin warga yang ada di sekitarnya pun turut merasakan hidup nyaman dengan membantu berjuang melawan belanda guna merebut kemerdekaan.
2. Dinikahkan Pada Usia 12 Tahun
Di usianya yang mulai menginjak remaja, sosok Cut Nyak Dien sudah dikenal sebagai wanita dengan paras yang menawan. Maka tak heran jika banyak pemuda yang berusaha meminangnya untuk menjadi seorang istri.Pada usianya yang baru genap 12 tahun, Cut Nyak Dien pun dinikahkan dengan oleh orang tuanya dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga, putra dari uleebalang Lamnga XIII dan dikaruniai seorang anak laki-laki.
3. Bertempur Bersama Sang Suami
Setelah menikah dengan Teuku Cek Ibrahim, ia selalu setia menemai sang suami untuk memerangi para penjajah yang datang ke wilayahnya. Pertempuran Perang Aceh ini terjadi dari tahun 1873 hingga 1878 dan menjadi awal perjuangan Cut Nyak Dien melawan penjajah.Namun di tengah menggelorangnya semangat juang Cut Nyak Dien, sang suami pun gugur di medang perang dan meninggal pada 29 Juni 1878. Kematian suaminya tidak membuatnya patah semangat, ia pun bersumpah akan mengusir penjajah dari Indonesia.
4. Pernah dibuang Ke Sumedang
Adanya Cut Nyak Dien di wilayah Aceh membuat Belanda sulit menguasainya secara penuh. Akibatnya, pihak kolonial pun menangkap dan membuangnya ke Sumedang Jawa Barat pada 11 Desember 1906.5. Diangkat Menjadi Pahlawan Nasional
Sebagai seorang wanita pahlawan yang memiliki ilmu agama yang mumpuni, diasingkannya Cut Nyak Dien di wilayah Sumedang begitu dihormati dan dikagumi masyarakat setempat. Hal tersebut bisa terjadi lantaran ia seorang hafizah Al-Qur'an dan banyak menyebarkan Islam di sana.Namun di usia senjanya itu, Cut Nyak Dien banyak mengalami penyakit seperti encok dan rabun, sehingga membuatnya tutup usia pada 6 November 1908. Pada tanggal 2 Mei 1962, Presiden Soekarno melalui SK Presiden RI Nomor 106, kemudian mengangkat Cut Nyak Dien sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
(bim)