Politisi PDIP: Keputusan Pemkot Menutup Pasar Terlalu Terburu-buru

Jum'at, 24 Juli 2020 - 21:12 WIB
loading...
Politisi PDIP: Keputusan Pemkot Menutup Pasar Terlalu Terburu-buru
Politisi PDI Perjuangan John Thamrun ikut menyoroti persoalan mengenai penutupan Pasar Keputran yang ditutup selama satu pekan. Dokumen/SINDOnews
A A A
SURABAYA - Politisi PDI Perjuangan John Thamrun ikut menyoroti persoalan mengenai penutupan Pasar Keputran yang ditutup selama satu pekan. Menurut John Thamrun, keputusan yang diambil oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya itu terlalu terburu-buru.

Menurut Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya itu, penutupan pasar di Kota Surabaya merupakan sebuah preseden buruk. Karena sejatinya pasar adalah urat nadi perekonomian masyarakat Kota Surabaya. Sehingga dikhawatirkan akan berimbas pada perekonomian di Kota Surabaya.

"Sebagai contohnya Pasar Keputran ditutup berdampak ekonomi terhadap harga sayur mayur semakin melonjak dengan penutupan sampai hari ketiga. Jadi jangan main-main, sebab perekonomian saat ini sedang dipertaruhkan dengan adanya buka tutup pasar di Surabaya," ujar John Thamrun saat meninjau langsung Pasar Keputran, Jumat (24/07/2020).

Lebih lanjut, John Thamrun menilai, bahwa keputusan Pemkot Surabaya yang menutup pasar merupakan sebuah langkah yang terburu-buru. Ia beranggapan, alangkah baiknya jika pedagang yang terpapar positif Covid-19 tersebut cukup di isolasi, bukan justru mengisolasi pasar secara keseluruhan.

"Bagi pedagang yang terpapar positif Covid-19, seharusnya dilakukan isolasi. Bukan berarti pasarnya diisolasi secara keseluruhan, melainkan hanya yang di isolasi tempat orangnya yang terpapar Covid-19. Saya minta hari ini Pasar Keputran segera dibuka," tegas Politisi PDIP itu.

Hal ini dikatakannya bukan tanpa alasan, sebab ia khawatir, terkait dengan penutupan Pasar Keputran yang ditutup dan aktivitas pasar diliburkan, namun pedagang dan pembeli tak pernah mendapatkan edukasi dari pihak PD Pasar Surya, Dinas Kesehatan dan Kabag Perekonomian tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan.

"Kita sama-sama tahu dan saya sering lewat sini. Di lokasi ada Linmas, Satpol PP dan Tentara, tapi begitu orang tidak menggunakan masker itu dibiarkan. Jadi keberadaan petugas tidak efektif, karena mereka tidak menjalankan tugasnya dengan benar. Tiba-tiba pasar ditutup begini saja dengan mempertaruhkan keadaan perekonomian Surabaya," sambungnya. (Baca: Ini Kondisi Pasar Keputran Setelah Resmi Ditutup Akibat COVID-19).

Sebelumnya, penutupan Pasar Keputran selama tujuh hari dilakukan akibat ditemukannya pedagang yang terkonfirmasi Covid-19. Penutupan itu dilakukan lantaran kekhawatiran akan semakin meluasnya virus tersebut, yang mana Kota Surabaya masih menjadi zona merah dalam perebakan kasus Covid-19.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1577 seconds (0.1#10.140)