Lampu LED IUV Ini Bisa Sterilisasi COVID-19
loading...
A
A
A
SURABAYA - Inovasi teknologi memberikan percepatan penanganan pandemi COVID-19. Salah satunya berupa lampu ruang isolasi LED 405nm IUV yang berhasil dirancang Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) untuk sterilisasi COVID-19.
Lampu IUV tersebut bekerja dengan mengeluarkan sinar yang memiliki panjang gelombang sebesar 405 nanometer (nm) yang lebih aman bagi manusia. Sehingga dapat melakukan sterilisasi ruangan tanpa harus mengosongkan orang-orang yang berada di dalamnya.
Dosen Departemen Fisika ITS, Endarko MSi PhD, mengatakan, lampu IUV ini dapat digunakan secara terus menerus hanya dengan memerlukan daya listrik sebesar 40 watt. “Lampu ini juga bisa bertahan sampai dengan 50.000 jam,” kata Endarko, Rabu (29/4/2020).
Menurut dia, lampu tersebut juga telah dimodifikasi dengan menyeimbangkan sinar yang dipancarkan. Awalnya sinar yang dipancarkan lampu tersebut berwarna violet, sehingga dapat membuat pusing jika dilihat. Namun dengan adanya modifikasi lampu penyeimbang, dapat menghasilkan sinar yang nyaman untuk penglihatan.
Saat ini, kata dia, ITS telah menciptakan sebanyak 15 unit lampu LED IUV yang rencananya akan langsung digunakan di selasar RSUA. Proses pembuatannya tidak memakan banyak waktu. "Namun, keberadaan komponen yang masih jarang di Indonesia menjadi salah satu kendalanya," kata dia.
Wakil Rektor IV ITS Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Hubungan Internasional, Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD, mengatakan, pada prinsipnya lampu IUV ini hampir sama dengan Robot Violeta ITS yang juga digunakan untuk sterilisasi.
"Selain lebih aman digunakan, lampu IUV ini juga mudah dipasang permanen di plafon-plafon ruangan," jelas dia.
Tentu hal tersebut dinilai sangat efektif karena dapat melakukan sterilisasi terus menerus dan tidak memerlukan isi ulang seperti cairan disinfektan. Di samping itu, lampu IUV ini juga tidak meninggalkan noda atau residu pada area yang disterilkan, sehingga tidak mengganggu kebersihannya.
Lampu IUV tersebut bekerja dengan mengeluarkan sinar yang memiliki panjang gelombang sebesar 405 nanometer (nm) yang lebih aman bagi manusia. Sehingga dapat melakukan sterilisasi ruangan tanpa harus mengosongkan orang-orang yang berada di dalamnya.
Dosen Departemen Fisika ITS, Endarko MSi PhD, mengatakan, lampu IUV ini dapat digunakan secara terus menerus hanya dengan memerlukan daya listrik sebesar 40 watt. “Lampu ini juga bisa bertahan sampai dengan 50.000 jam,” kata Endarko, Rabu (29/4/2020).
Menurut dia, lampu tersebut juga telah dimodifikasi dengan menyeimbangkan sinar yang dipancarkan. Awalnya sinar yang dipancarkan lampu tersebut berwarna violet, sehingga dapat membuat pusing jika dilihat. Namun dengan adanya modifikasi lampu penyeimbang, dapat menghasilkan sinar yang nyaman untuk penglihatan.
Saat ini, kata dia, ITS telah menciptakan sebanyak 15 unit lampu LED IUV yang rencananya akan langsung digunakan di selasar RSUA. Proses pembuatannya tidak memakan banyak waktu. "Namun, keberadaan komponen yang masih jarang di Indonesia menjadi salah satu kendalanya," kata dia.
Wakil Rektor IV ITS Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Hubungan Internasional, Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD, mengatakan, pada prinsipnya lampu IUV ini hampir sama dengan Robot Violeta ITS yang juga digunakan untuk sterilisasi.
"Selain lebih aman digunakan, lampu IUV ini juga mudah dipasang permanen di plafon-plafon ruangan," jelas dia.
Tentu hal tersebut dinilai sangat efektif karena dapat melakukan sterilisasi terus menerus dan tidak memerlukan isi ulang seperti cairan disinfektan. Di samping itu, lampu IUV ini juga tidak meninggalkan noda atau residu pada area yang disterilkan, sehingga tidak mengganggu kebersihannya.
(nth)