RPA Perindo Beri Apresiasi Wee Can Draw, Komunitas Seni Ilustrasi Asal Bandung
loading...
A
A
A
BANDUNG - Bandung dikenal sebagai kota kreatif. Bahkan, kreativitas warga Kota Bandung di bidang seni, lifestyle, hingga fashion kerap jadi kiblat, termasuk Wee Can Draw sebuah komunitas seni ilustrasi asal Bandung.
Siapa sangka komunitas yang berawal dari teman sepermainan ini bisa berkembang menjadi sebuah wadah pecinta seni, khususnya ilustrasi. Dari mulut ke mulut, anggota Wee Can Draw tumbuh hingga mampu menggarap sebuah pameran.
Ditemui di pameran perdananya bertajuk Anima Mundi, Ketua Wee Can Draw, Claudia Clara mengatakan, komunitasnya ini berdiri pada November 2022 lalu. Di awal membangun komunitas, Claudia berusaha mengumpulkan pecinta seni ilustrasi di Kota Kembang.
"Jadi mulanya dari teman dekat dulu terus kita cari teman lagi, jadi komunitas ini bertahap," kata Clara di Public Space Cafe, Jalan Teuku Umar No 21, Kota Bandung, Sabtu (3/6/2023).
Clara mengungkapan, setiap pekan aktivitas komunitasnya, orang datang silih berganti. Namun, yang membuat Wee Can Draw kompak adalah adanya tim inti dari komunitas ini.
"Ini sebenarnya komunitas bersama, tapi kita berbedanya banyak kegiatan lain, misalnya ke kebun binatang bareng, live sketching, live drawing di sana, terus ada ide lagi kita mau ke alam, langsung live sketching," ungkap Clara.
"Jadi setiap minggunya fresh, berbeda-beda kegiatannya. Jadi kita selalu baru," lanjutnya.
Menurut Clara, saat ini, sudah ada sekitar 20 seniman yang tergabung dalam Wee Can Draw sejak berdiri di Bandung. Tak menutup kemungkinan di kota lain akan berdiri komunitas serupa.
"Baru mulai tahun lalu, terus kita pelan-pelan, jadi ada waktu banyak untuk mengenal sesama individu, gak langsung orang-orang baru," jelasnya.
Berawal dari tim inti yang ada ditambah membangun chemistry sejak awal, akhirnya tercetus ide sebuah pemeran. Ide tersebut terwujud di pameran yang digelar di Public Space Cafe dari tanggal 3 Juni-10 Juni 2023.
"Kita senimannya ada 15, jadi ada 15 karya, jadi satu orang tuh satu karya, cuman kita ada karya bareng-bareng," bebernya.
Clara bersyukur, pameran perdananya mendapat dukungan dari elemen lain. Satu di antaranya adalah Relawan Perempuan dan Anak (RPA) Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan Kartini Perindo Jawa Barat.
Sebab, kata Clara, komunitasnya ini mayoritas diisi kaum milenial perempuan. Namun hal itu tak menghalangi mereka untuk terus berkarya di negeri ini.
"Kita bersyukur banget adanya bantuan support, itu sangat berarti, titik awal untuk membuat kegiatan ke depannya, kita harap kita kembalikan support ini ke masyarakat lagi," ucap Clara.
"Mungkin ke depannya kita bisa mengajar anak-anak yang belum mampu, pasti banyak banget kemungkinannya," katanya.
Sementara itu, Perwakilan RPA Perindo Jabar, John Binsar Simalango mengatakan, komunitas yang kebanyakan diisi kaum milenial perempuan itu harus diberikan ruang untuk berkarya.
Sehingga, sayap partai yang dikenal gigih dalam memperjuangkan perlindungan hak perempuan dan anak itu sengaja hadir dalam kegiatan komunitas bernama Wee Can Draw tersebut, agar terus bisa berkarya secara positif di Kota Bandung.
"Adanya support untuk komunitas seni hari ini, kita berharap kaum milenial bisa dapat rangkulan dari kami, sehingga kita sama-sama turun di masyarakat, bisa berbakti sama-sama di masyarakat, dan bisa membuat kegiatan di masyarakat dengan komunitas Wee Can Draw ini," kata John.
Siapa sangka komunitas yang berawal dari teman sepermainan ini bisa berkembang menjadi sebuah wadah pecinta seni, khususnya ilustrasi. Dari mulut ke mulut, anggota Wee Can Draw tumbuh hingga mampu menggarap sebuah pameran.
Ditemui di pameran perdananya bertajuk Anima Mundi, Ketua Wee Can Draw, Claudia Clara mengatakan, komunitasnya ini berdiri pada November 2022 lalu. Di awal membangun komunitas, Claudia berusaha mengumpulkan pecinta seni ilustrasi di Kota Kembang.
"Jadi mulanya dari teman dekat dulu terus kita cari teman lagi, jadi komunitas ini bertahap," kata Clara di Public Space Cafe, Jalan Teuku Umar No 21, Kota Bandung, Sabtu (3/6/2023).
Clara mengungkapan, setiap pekan aktivitas komunitasnya, orang datang silih berganti. Namun, yang membuat Wee Can Draw kompak adalah adanya tim inti dari komunitas ini.
"Ini sebenarnya komunitas bersama, tapi kita berbedanya banyak kegiatan lain, misalnya ke kebun binatang bareng, live sketching, live drawing di sana, terus ada ide lagi kita mau ke alam, langsung live sketching," ungkap Clara.
"Jadi setiap minggunya fresh, berbeda-beda kegiatannya. Jadi kita selalu baru," lanjutnya.
Menurut Clara, saat ini, sudah ada sekitar 20 seniman yang tergabung dalam Wee Can Draw sejak berdiri di Bandung. Tak menutup kemungkinan di kota lain akan berdiri komunitas serupa.
"Baru mulai tahun lalu, terus kita pelan-pelan, jadi ada waktu banyak untuk mengenal sesama individu, gak langsung orang-orang baru," jelasnya.
Berawal dari tim inti yang ada ditambah membangun chemistry sejak awal, akhirnya tercetus ide sebuah pemeran. Ide tersebut terwujud di pameran yang digelar di Public Space Cafe dari tanggal 3 Juni-10 Juni 2023.
"Kita senimannya ada 15, jadi ada 15 karya, jadi satu orang tuh satu karya, cuman kita ada karya bareng-bareng," bebernya.
Clara bersyukur, pameran perdananya mendapat dukungan dari elemen lain. Satu di antaranya adalah Relawan Perempuan dan Anak (RPA) Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan Kartini Perindo Jawa Barat.
Sebab, kata Clara, komunitasnya ini mayoritas diisi kaum milenial perempuan. Namun hal itu tak menghalangi mereka untuk terus berkarya di negeri ini.
"Kita bersyukur banget adanya bantuan support, itu sangat berarti, titik awal untuk membuat kegiatan ke depannya, kita harap kita kembalikan support ini ke masyarakat lagi," ucap Clara.
"Mungkin ke depannya kita bisa mengajar anak-anak yang belum mampu, pasti banyak banget kemungkinannya," katanya.
Sementara itu, Perwakilan RPA Perindo Jabar, John Binsar Simalango mengatakan, komunitas yang kebanyakan diisi kaum milenial perempuan itu harus diberikan ruang untuk berkarya.
Sehingga, sayap partai yang dikenal gigih dalam memperjuangkan perlindungan hak perempuan dan anak itu sengaja hadir dalam kegiatan komunitas bernama Wee Can Draw tersebut, agar terus bisa berkarya secara positif di Kota Bandung.
"Adanya support untuk komunitas seni hari ini, kita berharap kaum milenial bisa dapat rangkulan dari kami, sehingga kita sama-sama turun di masyarakat, bisa berbakti sama-sama di masyarakat, dan bisa membuat kegiatan di masyarakat dengan komunitas Wee Can Draw ini," kata John.
(shf)