Ini Cerita Mantan Pasien Positif Corona Kepada Wali Kota Kediri
loading...
A
A
A
KEDIRI - Rute perjalanan warga Kota Kediri, yang dinyatakan positif Covid-19 itu hanya dari rumah, kantor dan kembali ke rumah. Rute pendek, yang sepintas tidak beresiko tinggi. Begitulah testimoni yang ia sampaikan dalam percakapan jarak jauh (teleconference) bersama Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar.
"Tak pernah kemana-mana. Apalagi ke pusat keramaian," tuturnya. Catatan riwayat perjalanan lebih jauh juga tidak ditemukan. Dalam testimoninya, wanita tersebut juga mengaku tidak pernah bertandang ke daerah maupun negara yang terpapar Corona.
Sampai pada suatu hari, tubuhnya terserang demam tinggi, dimana pengukur suhu menunjuk angka di atas 38 derajat celcius. "Jadi kemungkinan saya kena dari pembawa virus yang tanpa gejala. Pada saat itu belum ada himbauan orang sehat mengenakan masker," katanya.
Saat terjadi perubahan pada suhu tubuh (demam), ia belum tahu apa yang tengah terjadi. Namun sebagai orang yang berlatar belakang kesehatan, ia langsung melakukan antisipasi sendiri. Mengisolasi diri, menjaga jarak dari anggota keluarga lain di Kelurahan Balowerti, termasuk kepada bayinya yang baru berumur 11 bulan.
"Kemudian mencoba minum obat penurun panas, namun panas tetap pada angka 38-39 derajat celcius," ungkapnya kepada Abu Bakar yang menyimak penuturannya. Pada hari kedua demam, ia memutuskan berobat ke dokter sekaligus melakukan tes laboratorium.
Begitu juga pada hari keempat, ia kembali berobat ke dokter dan melakukan tes laboratorium. "Pas hari ke-4 ini mulai merasakan batuk kering," terangnya. Karena timbul gejala klinis yang mengarah, ia langsung diisolasi di RSUD SLG Kediri dengan protokoler sebagaimana pasien Covid-19.
Serangan batuk kering tidak berhenti. Muncul gejala klinis baru sulit bernafas (sesak nafas) pada perawatan hari ketiga. Untuk membantu pernafasan, petugas medis sampai memasang oksigen. "Secara umum kondisi semakin menurun," terangnya.
Hasil swab laboratorium yang dikirim petugas menyatakan dirinya positif Covid-19. Namun setelah hari kelima perawatan kondisinya mulai membaik. Meski demikian indra pengecapnya belum benar-benar berfungsi.
Semua makanan yang masuk ke mulut masih terasa tawar. "Tidak ada rasanya," kenangnya. Yang paling disedihkannya, ia merasa menjalani semua itu (isolasi di RSUD) sendirian. Karena aturan protokoler, tidak ada orang yang membezuk. Bahkan keluarga juga dilarang mendekat.
Namun meski tidak bertatap langsung, keluarga dan petugas medis yang merawatnya tidak henti-henti memberi dukungan, semangat, optimisme bahwa penyakit Covid-19 bisa disembuhkan. "Pada saat pertama kali dinyatakan positif rasanya down dan sedih mendalam," ungkapnya.
Dan pasien positif Covid-19 tersebut benar-benar sembuh. Status positif warga Balowerti, yang sebelumnya tercatat sebagai pasien 02 Kota Kediri tersebut berubah negatif. Pihak rumah sakit juga telah mengijinkannya kembali ke rumah.
Kepada pasien positif lain yang masih menjalani perawatan medis ia meminta untuk tetap tenang, tidak stres dan terus mengikuti protokoler yang diarahkan petugas. Sebab faktanya penderita penyakit Corona bisa sembuh dan sehat kembali seperti sedia kala.
"Ikuti anjuran dokter, hindari melihat berita yang tidak perlu misalnya tentang Corona, dan selalu huznudon kepada Allah," pesannya.
Dalam komunikasi jarak jauh itu ia juga berharap warga Kota Kediri, untuk tetap melaksanakan protokoler pemerintah, yakni physical distancing, tetap berada di rumah, mengenakan masker dan menjaga pola hidup sehat.
Sebab semua itu bisa memutus rantai penyebaran wabah Covid-19. "Tetap waspada tapi tidak perlu takut berlebihan," pungkasnya.
Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar mengapresiasi testimoni yang diutarakan mantan pasien Corona tersebut. Mas Abu demikian biasa disapa, juga memuji perhatian yang diberikan keluarga pasien serta warga Kelurahan Balowerti.
Perhatian positif yang diberikan keluarga dan masyarakat tempat dimana pasien tinggal secara tidak langsung turut mempercepat proses penyembuhan. "Masyarakat Balowerti memang sangat bagus, khususnya dalam hal tolong menolongnya. Saya acungi jempol untuk masyarakat di sana atas kebersamaannya," kata Mas Abu.
Tercatat 13 April 2020, jumlah ODR (Orang dengan Resiko) Covid-19 di Kota Kediri sebanyak 1.151. Jumlah ODP (Orang dalam Pemantauan) 160, PDP (Pasien dalam Pengawasan) 6 orang dan terkonfirmasi positif 6 orang dengan dua di antaranya dinyatakan sembuh.
"Tak pernah kemana-mana. Apalagi ke pusat keramaian," tuturnya. Catatan riwayat perjalanan lebih jauh juga tidak ditemukan. Dalam testimoninya, wanita tersebut juga mengaku tidak pernah bertandang ke daerah maupun negara yang terpapar Corona.
Sampai pada suatu hari, tubuhnya terserang demam tinggi, dimana pengukur suhu menunjuk angka di atas 38 derajat celcius. "Jadi kemungkinan saya kena dari pembawa virus yang tanpa gejala. Pada saat itu belum ada himbauan orang sehat mengenakan masker," katanya.
Saat terjadi perubahan pada suhu tubuh (demam), ia belum tahu apa yang tengah terjadi. Namun sebagai orang yang berlatar belakang kesehatan, ia langsung melakukan antisipasi sendiri. Mengisolasi diri, menjaga jarak dari anggota keluarga lain di Kelurahan Balowerti, termasuk kepada bayinya yang baru berumur 11 bulan.
"Kemudian mencoba minum obat penurun panas, namun panas tetap pada angka 38-39 derajat celcius," ungkapnya kepada Abu Bakar yang menyimak penuturannya. Pada hari kedua demam, ia memutuskan berobat ke dokter sekaligus melakukan tes laboratorium.
Begitu juga pada hari keempat, ia kembali berobat ke dokter dan melakukan tes laboratorium. "Pas hari ke-4 ini mulai merasakan batuk kering," terangnya. Karena timbul gejala klinis yang mengarah, ia langsung diisolasi di RSUD SLG Kediri dengan protokoler sebagaimana pasien Covid-19.
Serangan batuk kering tidak berhenti. Muncul gejala klinis baru sulit bernafas (sesak nafas) pada perawatan hari ketiga. Untuk membantu pernafasan, petugas medis sampai memasang oksigen. "Secara umum kondisi semakin menurun," terangnya.
Hasil swab laboratorium yang dikirim petugas menyatakan dirinya positif Covid-19. Namun setelah hari kelima perawatan kondisinya mulai membaik. Meski demikian indra pengecapnya belum benar-benar berfungsi.
Semua makanan yang masuk ke mulut masih terasa tawar. "Tidak ada rasanya," kenangnya. Yang paling disedihkannya, ia merasa menjalani semua itu (isolasi di RSUD) sendirian. Karena aturan protokoler, tidak ada orang yang membezuk. Bahkan keluarga juga dilarang mendekat.
Namun meski tidak bertatap langsung, keluarga dan petugas medis yang merawatnya tidak henti-henti memberi dukungan, semangat, optimisme bahwa penyakit Covid-19 bisa disembuhkan. "Pada saat pertama kali dinyatakan positif rasanya down dan sedih mendalam," ungkapnya.
Dan pasien positif Covid-19 tersebut benar-benar sembuh. Status positif warga Balowerti, yang sebelumnya tercatat sebagai pasien 02 Kota Kediri tersebut berubah negatif. Pihak rumah sakit juga telah mengijinkannya kembali ke rumah.
Kepada pasien positif lain yang masih menjalani perawatan medis ia meminta untuk tetap tenang, tidak stres dan terus mengikuti protokoler yang diarahkan petugas. Sebab faktanya penderita penyakit Corona bisa sembuh dan sehat kembali seperti sedia kala.
"Ikuti anjuran dokter, hindari melihat berita yang tidak perlu misalnya tentang Corona, dan selalu huznudon kepada Allah," pesannya.
Dalam komunikasi jarak jauh itu ia juga berharap warga Kota Kediri, untuk tetap melaksanakan protokoler pemerintah, yakni physical distancing, tetap berada di rumah, mengenakan masker dan menjaga pola hidup sehat.
Sebab semua itu bisa memutus rantai penyebaran wabah Covid-19. "Tetap waspada tapi tidak perlu takut berlebihan," pungkasnya.
Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar mengapresiasi testimoni yang diutarakan mantan pasien Corona tersebut. Mas Abu demikian biasa disapa, juga memuji perhatian yang diberikan keluarga pasien serta warga Kelurahan Balowerti.
Perhatian positif yang diberikan keluarga dan masyarakat tempat dimana pasien tinggal secara tidak langsung turut mempercepat proses penyembuhan. "Masyarakat Balowerti memang sangat bagus, khususnya dalam hal tolong menolongnya. Saya acungi jempol untuk masyarakat di sana atas kebersamaannya," kata Mas Abu.
Tercatat 13 April 2020, jumlah ODR (Orang dengan Resiko) Covid-19 di Kota Kediri sebanyak 1.151. Jumlah ODP (Orang dalam Pemantauan) 160, PDP (Pasien dalam Pengawasan) 6 orang dan terkonfirmasi positif 6 orang dengan dua di antaranya dinyatakan sembuh.
(yus)