Ini Cerita Mantan Pasien Positif Corona Kepada Wali Kota Kediri

Selasa, 14 April 2020 - 13:38 WIB
loading...
Ini Cerita Mantan Pasien...
Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar atau Mas Abu saat melakukan percakapan jarak jauh (teleconference) dengan pasien positif Covid-19 yang telah sembuh. Foto/Ist.
A A A
KEDIRI - Rute perjalanan warga Kota Kediri, yang dinyatakan positif Covid-19 itu hanya dari rumah, kantor dan kembali ke rumah. Rute pendek, yang sepintas tidak beresiko tinggi. Begitulah testimoni yang ia sampaikan dalam percakapan jarak jauh (teleconference) bersama Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar.

"Tak pernah kemana-mana. Apalagi ke pusat keramaian," tuturnya. Catatan riwayat perjalanan lebih jauh juga tidak ditemukan. Dalam testimoninya, wanita tersebut juga mengaku tidak pernah bertandang ke daerah maupun negara yang terpapar Corona.

Sampai pada suatu hari, tubuhnya terserang demam tinggi, dimana pengukur suhu menunjuk angka di atas 38 derajat celcius. "Jadi kemungkinan saya kena dari pembawa virus yang tanpa gejala. Pada saat itu belum ada himbauan orang sehat mengenakan masker," katanya.

Saat terjadi perubahan pada suhu tubuh (demam), ia belum tahu apa yang tengah terjadi. Namun sebagai orang yang berlatar belakang kesehatan, ia langsung melakukan antisipasi sendiri. Mengisolasi diri, menjaga jarak dari anggota keluarga lain di Kelurahan Balowerti, termasuk kepada bayinya yang baru berumur 11 bulan.

"Kemudian mencoba minum obat penurun panas, namun panas tetap pada angka 38-39 derajat celcius," ungkapnya kepada Abu Bakar yang menyimak penuturannya. Pada hari kedua demam, ia memutuskan berobat ke dokter sekaligus melakukan tes laboratorium.

Begitu juga pada hari keempat, ia kembali berobat ke dokter dan melakukan tes laboratorium. "Pas hari ke-4 ini mulai merasakan batuk kering," terangnya. Karena timbul gejala klinis yang mengarah, ia langsung diisolasi di RSUD SLG Kediri dengan protokoler sebagaimana pasien Covid-19.

Serangan batuk kering tidak berhenti. Muncul gejala klinis baru sulit bernafas (sesak nafas) pada perawatan hari ketiga. Untuk membantu pernafasan, petugas medis sampai memasang oksigen. "Secara umum kondisi semakin menurun," terangnya.

Hasil swab laboratorium yang dikirim petugas menyatakan dirinya positif Covid-19. Namun setelah hari kelima perawatan kondisinya mulai membaik. Meski demikian indra pengecapnya belum benar-benar berfungsi.

Semua makanan yang masuk ke mulut masih terasa tawar. "Tidak ada rasanya," kenangnya. Yang paling disedihkannya, ia merasa menjalani semua itu (isolasi di RSUD) sendirian. Karena aturan protokoler, tidak ada orang yang membezuk. Bahkan keluarga juga dilarang mendekat.

Namun meski tidak bertatap langsung, keluarga dan petugas medis yang merawatnya tidak henti-henti memberi dukungan, semangat, optimisme bahwa penyakit Covid-19 bisa disembuhkan. "Pada saat pertama kali dinyatakan positif rasanya down dan sedih mendalam," ungkapnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2342 seconds (0.1#10.140)