Tim Riset FK Unpad Rekrut Puluhan Tenaga Medis Dukung Uji Klinis Vaksin COVID-19

Rabu, 22 Juli 2020 - 19:04 WIB
loading...
Tim Riset FK Unpad Rekrut...
Ketua Tim Riset FK Unpad, Prof Kusnandi Rusmil (tengah) didampingi Manajer Lapangan Tim Riset FK Unpad, Dr Eddy Fadlyana SpA(K) MKes (kanan) dalam jumpa pers uji klinis vaksin COVID-19, Rabu (22/7/2020). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) merekrut puluhan tenaga medis untuk mendukung pelaksanaan uji klinis vaksin COVID-19. Manajer Lapangan Tim Riset FK Unpad, Dr Eddy Fadlyana SpA(K) MKes mengatakan, Unpad diberi kepercayaan melakukan uji klinis karena dinilai sudah berpengalaman dalam bidang vaksin lebih dari 20 tahun.

"Sesuai dengan protokol, jumlah subjek adalah 1.620 orang yang berusia antara 18 sampai 59 tahun. Ini usia produktif. Dengan subjek sebanyak 1.620 orang, penelitian ini akan dilakukan di Kota Bandung," kata Eddy dalam jumpa pers di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad, Jalan Eykman Nomor 38, Kota Bandung, Rabu (22/7/2020). (Baca: Relawan Antre Ikut Uji Klinis Vaksin COVID-19, FK Unpad Tunggu Izin Komite Etik)

Guna mendukung pelaksanaan uji klinis tersebut, lanjut Eddy, pihaknya merekrut sekitar 30-40 tenaga medis, mulai dokter umum, dokter penyakit dalam, dokter penyakit anak hingga para ahli yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. "Mereka kita rekrut untuk pelaksanaan uji klinis, termasuk memantau ketat kesehatan para relawan," katanya.

Soal teknis pelaksanaan uji klinis, Eddy menjelaskan, pada tahap awal, uji klinis akan dilakukan terhadap 540 relawan selama tiga bulan untuk memeriksa keamanan dan kekebalannya. Setelah tiga bulan sampai enam bulan, kata dia, hanya akan dipantau keamanannya.

"Jadi, nanti ada kelompok yang mendapatkan plasebo dan kelompok yang mendapat imunisasi vaksin. Pada akhir penelitian, mereka yang mendapatkan plasebo akan mendapatkan vaksin COVID-19, tentunya setelah diregistrasi di Badan POM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan). Jadi, tidak ada yang dirugikan dalam hal ini," katanya.

Dia menjelaskan, sejumlah relawan akan mendapat placebo atau hanya disuntik air untuk menentukan perbandingan antara orang yang diberi vaksin dengan yang tidak diberi vaksin. Seluruh relawan dipastikan sehat melalui pemeriksaan dokter yang lengkap dan dipastikan tidak pernah tertular COVID-19. "Jika dalam perjalanannya ada yang sakit, apapun itu, akan di-cover asuransi sebagai standar di tumah sakit di sekitar Kota Bandung," katanya.

Meski begitu, dia meyakinkan, bahwa vaksin COVID-19 relatif aman karena terbuat dari virus yang sudah dimatikan, namun masih mempunyai daya untuk membuat antibodi. "Sehingga, kalau diberikan kepada orang-orang yang sakit berat, ini tidak akan berbahaya. Berbeda Kalau vaksinnya yang hidup dilemahkan. Kalau kondisi seseorang itu sedang menurun, maka virus yang lemah itu bisa menjadi aktif," jelasnya.

Menurutnya, jika dalam pemantauan ada relawan yang sakit, akan diperiksa apakah ada hubungannya dengan vaksin tersebut atau tidak. Sehingga, akan diperoleh data tentang keamanannya, kekebalannya, dan potensi vaksin ini memberikan perlindungan yang nyata terhadap COVID-19.

"Semua penelitian ini diharapkan bisa berjalan selama enam bulan bisa selesai. Akan tetapi, setelah tiga bulan penelitian, data-data yang ada di Indonesia akan digabung dengan berbagai negara, sehingga diharapkan Januari 2021 itu sudah bisa digunakan oleh masyarakat," pungkasnya. (Baca: Penuhi Target 7.000 Warga, Guru dan Wartawan di Majalengka Bakal Dites Swab)

Diketahui, Tim Riset FK Unpad bersama Biofarma dan Sinovach Biotech, China sedang menyiapkan uji klinis vaksin COVID-19. Vaksin asal China rencananya akan disuntikkan kepada 1.620 relawan di Kota Bandung sesuai prosedur uji klinis vaksin.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Hari Pertama Masuk Sekolah,...
Hari Pertama Masuk Sekolah, Lalin Jalan I Gusti Ngurah Rai Macet 1 Km
Tragedi Perpisahan Sekolah!...
Tragedi Perpisahan Sekolah! Pelajar yang Sempat Hilang Terseret Ombak di Pantai Pangandaran Ditemukan Tewas
Ganjar akan Naikkan...
Ganjar akan Naikkan Anggaran Riset dan Inovasi
Sun Life Dorong Gaya...
Sun Life Dorong Gaya Hidup Aktif bagi Puluhan Ribu Anak di Manggarai
Ganjar Dorong Peningkatan...
Ganjar Dorong Peningkatan Kualitas Farmakologi Dalam Negeri: Riset Adalah Kunci
Riset Pasar TAYS: Orang...
Riset Pasar TAYS: Orang Indonesia Suka Makanan Ringan Citarasa Gurih
Pentingnya Riset untuk...
Pentingnya Riset untuk Mengelola Narasi Story Telling di Sosial Media
Pantau Langsung Masuk...
Pantau Langsung Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Ini Kata Gubernur NTT Viktor Laiskodat
Warga Bandung Terkonfirmasi...
Warga Bandung Terkonfirmasi Covid-19 Varian XBB, Dinkes Sebut Pasien Sudah Sembuh
Rekomendasi
Bursa Saham Kebakaran,...
Bursa Saham Kebakaran, 10 Orang Terkaya Dunia Kehilangan Rp2.916 Triliun dalam Sekejap
Janibek Alimkhanuly...
Janibek Alimkhanuly Teror Canelo: Siapa Raja Sesungguhnya?
Rollercoaster Kripto:...
Rollercoaster Kripto: Bitcoin Justru Bangkit di Tengah Bayang-Bayang Kebijakan Trump
Berita Terkini
Dukung Kemandirian Pangan,...
Dukung Kemandirian Pangan, Legislator Partai Perindo Menanam Padi Bareng Warga Tojo Una-Una
12 menit yang lalu
Warga Sukoreno Tewas...
Warga Sukoreno Tewas Ditabrak Mobil di Jalan Jogja-Wates Kulon Progo
23 menit yang lalu
Hari Pertama Masuk Sekolah,...
Hari Pertama Masuk Sekolah, Lalin Jalan I Gusti Ngurah Rai Macet 1 Km
1 jam yang lalu
Penyebab Anusapati Nekat...
Penyebab Anusapati Nekat Rencanakan Pembunuhan Ken Arok Penguasa Singasari
2 jam yang lalu
Masa Kelam Ibu Kota...
Masa Kelam Ibu Kota Kerajaan Majapahit Setelah Dikalahkan Demak
3 jam yang lalu
Bahlil Malam-malam Datang...
Bahlil Malam-malam Datang ke Rumah Jokowi, Ada Apa?
9 jam yang lalu
Infografis
Vaksinasi Covid-19 Anak...
Vaksinasi Covid-19 Anak Usia 6 Bulan-11 Tahun Mulai Maret 2023
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved