Gunung Ile Lewotolok Meletus, 4 Desa di Lembata Diguyur Hujan Abu Vulkanik
loading...
A
A
A
LEMBATA - Gunung Ile Lewotolok kembali meletus, Minggu (7/5/20230 ). Akibatnya, empat desa di di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata , Nusa Tenggara Timur (NTT) diguyur hujan abu vulkanik .
Dilaporkan hujan abu ini terjadi pada Minggu (7/5/2023) sekitar pukul 13.45 Wita sesaat setelah Gunung Api Ile Lewotolok meletus.
Pitang Balawala, warga desa Lamawara Kecamatan Ile Ape mengaku bahwa hujan abu itu berlangsung cukup lama. Sejumlah desa di kecamatan itu pun terkena dampaknya.
“Mulai dari desa Napasabok, Bungamuda, Lamawara, Lewotolok sekitarnya kena hujan abu, cukup lama, sekitar 15 menit. Hujan abu ini terjadi setelah ada letusan atau erupsi gunung akan disusul dengan guyuran abu vulkanik,” kata Pitang ketika dikonfirmasi.
Terpisah, Pengamat Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Jefri Pugel mengimbau agar penduduk di sekitar lereng gunung api selalu menggunakan masker penutup hidung dan mulut atau alat pelindung mata dan kulit.
Hal ini sebut Jefri, untuk mencegah terjadinya gangguan pernapasan (ISPA) dan iritasi pada mata atau kulit akibat material vulkanik yang dimuntahkan gunung Ile Lewotolok.
Menurut dia, hujan abu yang jatuh ke permukiman warga mengikuti arah angin.
Dia menyebutkan, kondisi gunung Ile Lewotolok sampai saat ini masih cukup giat, namun dari kegempaan itu didominasi oleh gempa permukaan seperti gempa-gempa erupsi dan juga hembusan.
“Jadi gempa erupsi itu ketika terjadi erupsi dibeberapa wilayah itu bisa saja terjadi hujan abu,” ungkap Jefri Pugel.
Dia pun mengimbau warga agar tidak beraktivitas di dalam radius 2 kilometer dari puncak gunung. “Akan terus erupsi meski kecil tapi berpotensi ada hujan abu,” tandas Jefri.
Warga desa yang terkena dampak abu vulkanik diminta tetap waspada. Karena gunung api ini terus erupsi.
Dilaporkan hujan abu ini terjadi pada Minggu (7/5/2023) sekitar pukul 13.45 Wita sesaat setelah Gunung Api Ile Lewotolok meletus.
Pitang Balawala, warga desa Lamawara Kecamatan Ile Ape mengaku bahwa hujan abu itu berlangsung cukup lama. Sejumlah desa di kecamatan itu pun terkena dampaknya.
“Mulai dari desa Napasabok, Bungamuda, Lamawara, Lewotolok sekitarnya kena hujan abu, cukup lama, sekitar 15 menit. Hujan abu ini terjadi setelah ada letusan atau erupsi gunung akan disusul dengan guyuran abu vulkanik,” kata Pitang ketika dikonfirmasi.
Terpisah, Pengamat Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Jefri Pugel mengimbau agar penduduk di sekitar lereng gunung api selalu menggunakan masker penutup hidung dan mulut atau alat pelindung mata dan kulit.
Hal ini sebut Jefri, untuk mencegah terjadinya gangguan pernapasan (ISPA) dan iritasi pada mata atau kulit akibat material vulkanik yang dimuntahkan gunung Ile Lewotolok.
Menurut dia, hujan abu yang jatuh ke permukiman warga mengikuti arah angin.
Dia menyebutkan, kondisi gunung Ile Lewotolok sampai saat ini masih cukup giat, namun dari kegempaan itu didominasi oleh gempa permukaan seperti gempa-gempa erupsi dan juga hembusan.
“Jadi gempa erupsi itu ketika terjadi erupsi dibeberapa wilayah itu bisa saja terjadi hujan abu,” ungkap Jefri Pugel.
Dia pun mengimbau warga agar tidak beraktivitas di dalam radius 2 kilometer dari puncak gunung. “Akan terus erupsi meski kecil tapi berpotensi ada hujan abu,” tandas Jefri.
Warga desa yang terkena dampak abu vulkanik diminta tetap waspada. Karena gunung api ini terus erupsi.
(nic)