Airlangga: Golkar Ingin Pilpres 2024 Adem dan Tidak Tegang
loading...
A
A
A
BOGOR - Pilpres 2024 tinggal menghitung bulan. Karena itu, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengingatkan, pentingnya untuk menjaga kesatuan dan kerukunan baik selama masa Pemilu 2024 dan sesudahnya.
Menko Perekonomian ini meyakini, persatuan politik setelah Pemilu 2024 harus dirintis dari sekarang, karena negara harus diurus secara bersama-sama.
"Perbedaan kita hanya pada tanggal 14 Februari, pada saat masyarakat memilih, mencoblos, sesudah itu kita kembali bersama bangun bangsa," kata Airlangga saat jumpa pers usai pertemuan dengan Partai Demokrat, Sabtu (29/4/2023).
Airlangga menyampaikan, Partai Golkar terus membuka silaturahmi dan dialog dengan partai politik termasuk dengan partai Demokrat yang memposisikan diri sebagai oposisi Pemerintah.
Seperti diketahui, Golkar membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan partai mitra koalisi pemerintah yakni PAN dan PPP. Sementara partai Demokrat dengan Koalisi Perubahan yang berisikan Partai Nasdem dan PKS.
"Karena penting bagi Indonesia agar seluruh partai ini suasananya adem, dan kita memasuki pesta politik tidak dengan tegang tapi politik dengan kebahagian," ucap Airlangga.
Politik kebahagiaan dalam pesta politik bagi Airlangga, hanya bisa terjadi jika komunikasi antar parpol baik yang berasal dari koalisi yang sama atau berbeda tetap intens. Airlangga meyakini Indonesia adalah negara besar yang tidak mungkin seluruh persoalan dapat diselesaikan oleh satu partai politik.
"Satu parpol tidak bisa menyelesaikan semua persoalan di negeri ini. Kita harus bersama-sama," tegasnya.
Partai Golkar dan Demokrat sepakat bahwa pemilu itu bukan the winner take it off (pemenang kuasai semua) seperti yang berlaku di Amerika Serikat.
Menurut Airlangga, demokrasi Pancasila yang berlaku di Indonesia adalah siapa pun pemenangnya maka pembangunan dilakukan bersama-sama.
"Sama seperti pertandingan olahraga voli misalnya, begitu sudah ada yang juara, pembentukan tim nasional bukan dari juara itu sendiri, harus dibentuk semua tim," jelasnya.
Airlangga sekali lagi berharap, agat perjalanan Pemilu 2024 memiliki nuansa pesta politik penuh dengan kebahagiaan. Bukan pesta politik yang membelah bangsa ini menjadi dua dengan politik identitas.
Menurutnya, politik Identitas akan meninggalkan luka lama yang tidak mudah sembuh dalam waktu yang pendek. "Paling kita khawatirkan kalau bangsa ini terbelah dengan politik identitas, kalau di ekonomi ada istilah namanya scare, ada luka yang dalam, demikian juga politik, ada scare, luka yang dalam dan tidak dalam waktu dekat dia sembuh," tuturnya.
Airlangga mengajak seluruh elemen masyarakat meninggalkan politik identitas, meski berbeda posisi dalam memandang pemerintah. Menurutnya, setiap elemen termasuk partai politik yang ada di pemerintahan maupun diluar memiliki fokus yang sama yakni tantangan kesejateraan dan kemajuan rakyat pasca bonus demografi yang diprediksi berakhir tahun 2038.
"Tinggalkan politik identitas, kita tidak harus dalam posisi sama tapi yang paling sulit adalah dalam posisi berbeda, kita bertujuan yang sama untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia pasca bonus demografi," pungkasnya.
Menko Perekonomian ini meyakini, persatuan politik setelah Pemilu 2024 harus dirintis dari sekarang, karena negara harus diurus secara bersama-sama.
"Perbedaan kita hanya pada tanggal 14 Februari, pada saat masyarakat memilih, mencoblos, sesudah itu kita kembali bersama bangun bangsa," kata Airlangga saat jumpa pers usai pertemuan dengan Partai Demokrat, Sabtu (29/4/2023).
Airlangga menyampaikan, Partai Golkar terus membuka silaturahmi dan dialog dengan partai politik termasuk dengan partai Demokrat yang memposisikan diri sebagai oposisi Pemerintah.
Seperti diketahui, Golkar membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan partai mitra koalisi pemerintah yakni PAN dan PPP. Sementara partai Demokrat dengan Koalisi Perubahan yang berisikan Partai Nasdem dan PKS.
"Karena penting bagi Indonesia agar seluruh partai ini suasananya adem, dan kita memasuki pesta politik tidak dengan tegang tapi politik dengan kebahagian," ucap Airlangga.
Politik kebahagiaan dalam pesta politik bagi Airlangga, hanya bisa terjadi jika komunikasi antar parpol baik yang berasal dari koalisi yang sama atau berbeda tetap intens. Airlangga meyakini Indonesia adalah negara besar yang tidak mungkin seluruh persoalan dapat diselesaikan oleh satu partai politik.
"Satu parpol tidak bisa menyelesaikan semua persoalan di negeri ini. Kita harus bersama-sama," tegasnya.
Partai Golkar dan Demokrat sepakat bahwa pemilu itu bukan the winner take it off (pemenang kuasai semua) seperti yang berlaku di Amerika Serikat.
Menurut Airlangga, demokrasi Pancasila yang berlaku di Indonesia adalah siapa pun pemenangnya maka pembangunan dilakukan bersama-sama.
"Sama seperti pertandingan olahraga voli misalnya, begitu sudah ada yang juara, pembentukan tim nasional bukan dari juara itu sendiri, harus dibentuk semua tim," jelasnya.
Airlangga sekali lagi berharap, agat perjalanan Pemilu 2024 memiliki nuansa pesta politik penuh dengan kebahagiaan. Bukan pesta politik yang membelah bangsa ini menjadi dua dengan politik identitas.
Menurutnya, politik Identitas akan meninggalkan luka lama yang tidak mudah sembuh dalam waktu yang pendek. "Paling kita khawatirkan kalau bangsa ini terbelah dengan politik identitas, kalau di ekonomi ada istilah namanya scare, ada luka yang dalam, demikian juga politik, ada scare, luka yang dalam dan tidak dalam waktu dekat dia sembuh," tuturnya.
Airlangga mengajak seluruh elemen masyarakat meninggalkan politik identitas, meski berbeda posisi dalam memandang pemerintah. Menurutnya, setiap elemen termasuk partai politik yang ada di pemerintahan maupun diluar memiliki fokus yang sama yakni tantangan kesejateraan dan kemajuan rakyat pasca bonus demografi yang diprediksi berakhir tahun 2038.
"Tinggalkan politik identitas, kita tidak harus dalam posisi sama tapi yang paling sulit adalah dalam posisi berbeda, kita bertujuan yang sama untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia pasca bonus demografi," pungkasnya.
(nag)