Memilukan! Cerita Korban Gempa di Mentawai Mengungsi saat Hujan Lebat dan Malam Gelap

Selasa, 25 April 2023 - 14:42 WIB
loading...
Memilukan! Cerita Korban Gempa di Mentawai Mengungsi saat Hujan Lebat dan Malam Gelap
Gempa magnitudo 7,3 menyisakan kisah memilukan bagi warga Betaet, Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat saat diguncang gempa. Foto SINDOnews
A A A
PADANG - Gempa magnitudo 7,3 menyisakan kisah memilukan bagi warga Betaet, Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai , Sumatera Barat saat diguncang gempa. Mereka terpaksa mengungsi saat hujan lebat, ditambah lagi panik adanya peringatan tsunami.

“Semua warga berlarian ke bukit, anak-anak, orang dewa, lansia berlari ke bukit untuk menyelamatkan diri, kondisi saat gempa hujan lebat. Ada yang bawa tikar, selimut bahkan hewan peliharaan mereka seperti anjing pun diangkut,” kata Limin Sirilaulau warga Betaet yang mengungsi, Selasa (25/4/2023).

Lokasi pengungsian di perbukitan itu ada tiga titik berupa rumah besar yang menampung 70 orang tapi yang mengungsi itu mencapai ratusan orang, tentu tidak bisa menampung warga yang mencapai ratusan orang.

Tempat pengungsian yang dibangun NGO itu ada duduk melepaskan lelah ada yang berdiri. “Tapi ada juga sebagian yang tidak sampai di lokasi pengungsian mereka bertahan di kaki bukit, tapi ada juga yang mengungsi ke lokasi perladangan mereka dengan melakukan evakuasi mandiri,” ujarnya.

Siang ini, kata Limin, sebagian warga sudah kembali ke rumah tapi masih ada yang tinggal. Mereka ke rumah itu memasak makanan kemudian makananya dibawa ke pengungsian, kemudian ada juga yang makan di rumah kemudian kembali ke pengungsian, selain itu mereka ke rumah melepaskan ternak.

“Masyarakat masih trauma gempa ini, apalagi pada hari Minggu sebelumnya gempa sempat mengguncang daerah kami, ditambah lagi ini lebih kuat lagi,” ujarnya.

Masyarakat, kata Limin, berharap pemerintah setempat untuk membangun kapasitas pengungsian yang lebih besar lagi di atas bukit ini.
“Sekarang aja pengungsi bersesak-sesak, ada yang berdiri, duduk dan tidur karena masyarakat lelah setelah berlarian. Untuk ke lokasi ini harus naik tangga dari semen itu pun cukup tinggi,” katanya.

Sementara itu saat terjadi gempa PLN di Betaet juga padam, menambah kondisi masyarakat gelap-gelapan, serta tidak bisa melakukan komunikasi lewat fasilitas internet yang disiapkan pemerintah di Puskesmas, desa dan sekolah.

“Sehingga kita kesulitan membagikan informasi, ini saja saya harus ke pantai untuk bisa mendapatkan sinyal memberi kabar kepada saudara kami. Sementara di Simalegi Utara dan Barat tidak bisa dihubungi disana, akibat jaringan yang rusak,” terangnya.

Tak ada korban jiwa di lokasi pengungsian, serta kerusakan bangunan yang dipantaunya termasuk fasilitas sekolah. “Karena kita tinggal dekat sekolah, tidak nampak kerusakan bangunan. Serta tidak korban jiwa di lokasi pengungsian kita tapi kita tidak tahu di tempat lain,” katanya.

(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1922 seconds (0.1#10.140)