Penjaga Palang Pintu KA Rela Tak Lebaran dengan Keluarga demi Kelancaran Arus Mudik

Jum'at, 21 April 2023 - 10:39 WIB
loading...
Penjaga Palang Pintu KA Rela Tak Lebaran dengan Keluarga demi Kelancaran Arus Mudik
Penjaga palang pintu kereta api rela tak berlebaran dengan keluarga demi kelancaran arus mudik dan balik.
A A A
MALANG - Peran penjaga perlintasan kereta api tak bisa dianggap remeh di hari-hari ketika arus mudik dan balik lebaran tiba. Selain demi menjaga keamanan masyarakat, petugas penjaga palang pintu juga menjadi salah satu faktor penting di perjalanan kereta api.

Salah satu dari sekian petugas penjaga perlintasan kereta api dengan jalan raya adalah Hariono. Ia bertugas di perlintasan KA pada Jalan Zainal Zakse, Kelurahan Jodipan, Kota Malang.

Jalur ini juga menjadi penghubung kereta-kereta jarak jauh ke arah barat baik menuju Yogyakarta, Semarang, Cirebon, Bandung, hingga Jakarta. Tercatat KA Gajayana, KA Matarmaja, KA Bima, KA Brawijaya, hingga KA Malioboro Ekspres berangkat dari Malang menuju beberapa stasiun di wilayah barat Pulau Jawa.

Belum lagi sejumlah kereta api lokal, yang membuat hampir tiap jam setidaknya ada tiga sampai lima kereta api melintas setiap jamnya. Kereta api aglomerasi KA Tawangalun dengan relasi Stasiun Malang Kota Lama Stasiun Ketapang Banyuwangi juga melintasi palang pintu resmi yang dijaga Hariono.

Baca juga: Mobil Rombongan Pemudik Terguling di Jombang, 4 Penumpang Luka

Selain kereta api mengangkut penumpang orang dan barang, ada satu kereta api yang tak kalah sering melintas yakni KA Pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Terminal Pertamina Malang yang ada di Jalan Halmahera.

Jalan ini juga lokasinya tak jauh dari jalan provinsi yang menghubungkan daerah-daerah di jalur selatan Jawa Timur, mulai Blitar, Tulungagung, dan Kabupaten Malang. Lokasinya juga tak jauh dari Pasar Kebalen, salah satu pasar tradisional warga, kian membuat jalur perkeretaapian ini ramai dilintasi.

Di sisi lain, Jalan Zainul Zakse merupakan salah satu titik lalu lintas terpadat. Tak jauh dari perlintasan kereta api itu jalan raya provinsi yang mengarah dari Malang ke Blitar, dan beberapa daerah di selatan Pulau Jawa. Hal ini kerap kali menimbulkan kepadatan lalu lintas bila palang pintu perlintasan KA ditutup lama.

Apalagi di saat pagi hari dan sore keramaian kian bertambah, tugasnya kian berat saat memasuki masa arus mudik seperti lebaran 2023 ini. Tak jarang penambahan jadwal keberangkatan kereta api dari Stasiun Malang Kota Baru ke beberapa stasiun di Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Jakarta menjadikan beban kerjanya sedikit bertambah.

"Biasanya kalau lebaran gini keberangkatan kereta api tambah, karena kan ada kereta lebaran yang dioperasikan. Apalagi ini kan mudik sudah diperbolehkan tidak ada batasan, jadi masyarakat antusias naik kereta, tentu ini berpengaruh juga," ucap Hariono, penjaga palang pintu perlintasan KA, ditemui MPI di perlintasan KA Jalan Zainal Zakse.

Terlihat Hariono beberapa kali sibuk menerima telepon dari stasiun terdekat mengenai keberangkatan kereta api. Kode ini ia terima setelah suara genta berbunyi "teng, teng", selanjutnya komunikasi dengan pemandu perjalanan kereta api di stasiun terdekat melalui sinyal radio handytalk (HT) maupun smartphone menjadi acuannya.

"Biasanya kita memperkirakan sendiri kereta api tiba, karena jadwalnya tepat, jadi kita sudah hafal. Kalau pun ada keterlambatan karena ada sesuatu biasanya selalu ada pemberitahuan dari stasiun terdekat," tuturnya.

Usai kereta api melintas, laporan tertulis dan foto wajib ia kirimkan ke pengatur perjalanan kereta api di stasiun terdekat sebagai laporan. Laporan ini menjadi penting demi berjalannya standar operasional prosedur (SOP).

Dirinya mengaku, sejak arus mudik diperbolehkan ada sedikit kesibukan ekstra mengatur alur palang pintu perlintasan kereta api agar perjalanan kereta api dan pengendara jalan aman dan selamat. Bahkan selama lebaran nanti tetap bertugas sejak pagi pukul 06.00 WIB. Hal ini diakuinya sudah terbiasa, termasuk istri dan anaknya yang terbiasa ditinggalkannya bertugas melayani pemudik.

"Sudah terbiasa, ya kalau shift pagi ya mau tidak mau kita nggak bisa ikut salat Ied. Mau gimana lagi, namanya tugas. Kita niati beribadah saja melayani masyarakat," ujarnya.

Di mudik lebaran ini Hariono menyatakan, tugasnya bakal bertambah lantaran ada sejumlah penambahan perjalanan kereta api khususnya untuk KA pengangkut BBM yang melintas ke Terminal Pertamina Malang. Tercatat selama 8 jam shift jaga, setidaknya ada 20 kereta api yang melintas.

"Biasanya sekali shift 8 jam, tidak boleh lebih. Saya ini kebagian shift pagi dari jam 05.45 WIB sampai nanti jam 14.00 WIB. Sekali shift biasanya 16 sampai 20 kereta api lewat paling banyak. Kalau tambahan belum ada, biasanya tambahan dua (keberangkatan) kereta, itu pun di tahun 2019 lalu, 2023 ini sepertinya belum ada," ungkapnya.

Dirinya menyatakan, sudah hampir delapan tahun melayani masyarakat dengan menjaga palang pintu perlintasan kereta api. Selama waktu itu suka duka ia alami saat bekerja sebagai penjaga perlintasan kereta api.

"Sering dimarahi warga karena kok nutup palang pintunya lama. Kita kalau orang Jawa istilahnya dipisuhi (dikatain kotor) itu sudah biasa. Orang marah-marah karena buru-buru di jalan, tetapi palangnya nutup sering pokoknya. Tapi saya nggak peduli itu, kita itu ngutamakan keselamatan semua, melayani kereta api dan itu sudah ada SOP-nya," bebernya.

Namun demi kebaikan dan menegakkan aturan caci maki dan umpatan tak dia hiraukan. Prinsip Hariono dirinya bekerja sesuai SOP dan aturan perundang-undangan, bukan dari kemauan dan keinginan setiap orang.

"Saya nggak peduli orang mau lewat, kalau kereta api mau lewat ya palang saya tutup. Itu sudah ada aturannya, sudah ada undang-undangnya, mau presiden, wakil presiden sekalipun kalau ada kereta ya berhenti, nggak boleh jalan," tandasnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2699 seconds (0.1#10.140)