Petani Nelayan Muda Indonesia Dukung Hilirisasi Industri Rumput Laut di Nunukan
loading...
A
A
A
NUNUKAN - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi kegiatan panen rumput laut di Kampung Budidaya Rumput Laut Mamolu, Nunukan, Kalimantan Utara.
Di kesempatan itu, Menteri Sakti menginginkan ke depannya pada sektor rumput laut akan dibuat modeling industri dari hulu sampai hilir dimulai dari pembibitan, panen kering, dan pada akhirnya menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat.
Menanggapi itu, Ketua Petani Nelayan Muda Indonesia Sinda Sutadisastra mengapresiasi perhatian dari Pemerintah Indonesia dalam hal ini Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono. Dia pun menyatakan akan mendukung mewujudkan keinginan Menteri Sakti Wahyu dengan menurunkan tenaga ahli.
"Apa yang diinginkan Bapak Menteri tidak akan terwujud tanpa keterlibatan stakeholder lainnya. Ini merupakan tanggung jawab kita bersama untuk memajukan perekonomian para nelayan Nunukan," kata Sinda Sutadisastra, Jumat (32/3/2023).
Menurut Sinda, penting untuk menjadikan pusat hilirisasi industri rumput laut yang sesuai modelingi industri. Begitu juga dengan budidaya ikan, kepiting dan udang yang harus dikelola dengan cara-cara modern.
Sinda Sutadisatra pun menyebut dari bahan olahan rumput laut dapat dijadikan berbagai jenis produk makanan, bahkan produk-produk kebutuhan masyarakat lainnya.
Konkretnya, lanjut Sinda, dalam waktu dekat ini Petani Nelayan Muda Indonesia akan berkoordinasi Kementerian KKP dan jajaran pemerintah Kabupaten Nunukan untuk merealisasikan dan memberikan pendampingan kepada nelayan-nelayan untuk menjadikan Kabupaten Nunukan menjadi pusat hilirisasi rumput laut.
"Insya Allah dalam waktu dekat kami akan duduk bersama membicarakan apa yang diinginkan Pak Menteri Sakti Wahyu akan terwujud," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono dalam kunjungannya ke Kampung Budidaya Rumput Laut Mamolu, Nunukan, Kalimantan Utara mengatakan, jika hilirisasi budidaya rumput sudah berjalan, termasuk industrinya maka perputaran uang dalam hal ini perekonomian bisa lebih baik dan banyak di Nunukan.
"Produktivitas meningkat maka bisa menciptakan kemandirian ekonomi. Bayangkan saja produksi rumput laut di Nunukan 36.000 ton per tahun atau bisa mencapai Rp720 miliar, kalau berputar tiga kali sudah di atas Rp2 triliun. Artinya perputaran uang di Nunukan," kata Sakti Wahyu Trenggono, Kamis (30/3/2023).
Jadi, kata Menteri Wahyu Sakti, nanti tidak lagi hanya panen rumput laut mentah saja (non material), tapi nanti sudah menjadi material (olahan) yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi. "Dan jika hilirisasi sudah dijalankan akan menciptakan lapangan pekerjaan," imbuhnya.
Di kesempatan itu, Menteri Sakti menginginkan ke depannya pada sektor rumput laut akan dibuat modeling industri dari hulu sampai hilir dimulai dari pembibitan, panen kering, dan pada akhirnya menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat.
Menanggapi itu, Ketua Petani Nelayan Muda Indonesia Sinda Sutadisastra mengapresiasi perhatian dari Pemerintah Indonesia dalam hal ini Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono. Dia pun menyatakan akan mendukung mewujudkan keinginan Menteri Sakti Wahyu dengan menurunkan tenaga ahli.
"Apa yang diinginkan Bapak Menteri tidak akan terwujud tanpa keterlibatan stakeholder lainnya. Ini merupakan tanggung jawab kita bersama untuk memajukan perekonomian para nelayan Nunukan," kata Sinda Sutadisastra, Jumat (32/3/2023).
Menurut Sinda, penting untuk menjadikan pusat hilirisasi industri rumput laut yang sesuai modelingi industri. Begitu juga dengan budidaya ikan, kepiting dan udang yang harus dikelola dengan cara-cara modern.
Sinda Sutadisatra pun menyebut dari bahan olahan rumput laut dapat dijadikan berbagai jenis produk makanan, bahkan produk-produk kebutuhan masyarakat lainnya.
Konkretnya, lanjut Sinda, dalam waktu dekat ini Petani Nelayan Muda Indonesia akan berkoordinasi Kementerian KKP dan jajaran pemerintah Kabupaten Nunukan untuk merealisasikan dan memberikan pendampingan kepada nelayan-nelayan untuk menjadikan Kabupaten Nunukan menjadi pusat hilirisasi rumput laut.
"Insya Allah dalam waktu dekat kami akan duduk bersama membicarakan apa yang diinginkan Pak Menteri Sakti Wahyu akan terwujud," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono dalam kunjungannya ke Kampung Budidaya Rumput Laut Mamolu, Nunukan, Kalimantan Utara mengatakan, jika hilirisasi budidaya rumput sudah berjalan, termasuk industrinya maka perputaran uang dalam hal ini perekonomian bisa lebih baik dan banyak di Nunukan.
"Produktivitas meningkat maka bisa menciptakan kemandirian ekonomi. Bayangkan saja produksi rumput laut di Nunukan 36.000 ton per tahun atau bisa mencapai Rp720 miliar, kalau berputar tiga kali sudah di atas Rp2 triliun. Artinya perputaran uang di Nunukan," kata Sakti Wahyu Trenggono, Kamis (30/3/2023).
Jadi, kata Menteri Wahyu Sakti, nanti tidak lagi hanya panen rumput laut mentah saja (non material), tapi nanti sudah menjadi material (olahan) yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi. "Dan jika hilirisasi sudah dijalankan akan menciptakan lapangan pekerjaan," imbuhnya.
(nag)