Bocah Perempuan Tewas di Toren, Kasatreskrim: Ada Dugaan Pembunuhan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Aulia, bocah perempuan berumur 5 tahun ditemukan tak bernyawa di dalam penampungan air atau toren di sebuah rumah kos-kosan di di Kampung Babakan DKA RT 02/08, Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jumat (17/7/2020) sekitar pukul 10.
Bocah perempuan malang itu ditemukan ayah tiri Hamid Arifin (25), dan dua paman tiri korban, RF (13) dan IH (8), dalam penampungan air di lantai tiga kontrakan itu. (BACA JUGA: Geger, Bocah Perempuan Ditemukan Tewas Dalam Toren Air Rumahnya )
Petugas dari Polsek Cicalengka dan Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) Polresta Bandung yang menerima laporan sekitar pukul 10.00 WIB, langsung meluncur ke lokasi kejadian. (BACA JUGA: Jasad Bayi Tanpa Lengan dan Tangan Digigit Anjing Gegerkan Warga Tasik )
Polisi mengevakuasi korban yang mengambang di dalam penampungan berisi 500 liter air. Berdasarkan pemeriksaan tim Inafis, terdapat luka gores di lengan kiri korban.
Selanjutnya, petugas membawa korban ke RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung, Jalan Moh Toha untuk diautopsi guna memastikan penyebab kematian bocah tersebut.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Bandung AKP Agta Bhuana Putra mengatakan, untuk mengungkap penyebab kematian Aulia, penyidik telah memeriksa empat orang saksi yang merupakan keluarga korban. Di antaranya, ayah tiri Hamid Arifin (25) dan ibu kandung korban, Asih.
Agta tak menampik ada dugaan pembunuhan terhadap korban Aulia. Sebab, anak sekecil itu tidak mungkin naik ke atas lantai tiga dan menceburkan diri ke toren berisi 500 liter air.
"Anak kecil ga mungkin bisa naik ke situ. Ada dugaan pembunuhan, tinggal kami cari tersangkanya," kata Agta kepada wartawan.
Apalagi, ujar Agta, hasil visum awal, terdapat bekas kekerasan di lengan kiri, berupa luka gores tapi agak tebel. "Kami periksa semua yang menyaksikan. Kami akan dalami hasil autopsi dengan keterangan saksi-saksi," ujar Kasatreskrim.
Agta menuturkan, untuk memastikan dugaan pembunuhan terhadap korban Aulia benar atau tidak, penyidik melakukan penyelidikan intensif untuk menemukan fakta dan alat bukti.
Berdasarkan pemeriksaan, tutur Agta, orang tua korban mengaku anaknya itu (Aulia) hilang sejak pukul 9 malam atau 21.00 WIB, Kamis (16/7/2020). Mereka mencari korban semalaman. Namun karena sudah larut malam, pencarian terhadap Aulia dihentikan dan dilanjutkan pada Jumat (17/7/2020) pagi.
"Pada Jumat, mereka nyari dari pagi. Ketemu jam 9 pagi di atas lantai 3 di dalam tangki air. Kondisi korban sudah kaku, tidak bernyawa. Selanjutnya saksi memberitahukan kejadian tersebut ke ketua RT setempat," kata Agta.
Sebelumnya diberitakan, Kapolsek Cicalengka Kompol Aep Suhendi mengatakan, saat ditemukan, polisi tak mencium bau busuk dan tak melihat ada tanda bekas kekerasan di tubuh korban. "Saat dicek sudah meninggal, belum berbau. Di tubuh korban tidak ditemukan ada tanda kekerasan," kata Aep.
Berdasarkan laporan Polsek Cicalengka, ayah tiri korban Hamid Arifin berprofesi sebagai pengamen. Begitu pun ibu kandungnya, Asih, juga pengamen. Sedangkan dua paman tiri korban, RF dan IH merupakan anak jalanan yang kerap mengamen di perempatan.
Lihat Juga: Pembacokan Saksi Paslon Pilkada Sampang, Kapolda: Semua Pelaku Akan Dikejar Sampai Dapat!
Bocah perempuan malang itu ditemukan ayah tiri Hamid Arifin (25), dan dua paman tiri korban, RF (13) dan IH (8), dalam penampungan air di lantai tiga kontrakan itu. (BACA JUGA: Geger, Bocah Perempuan Ditemukan Tewas Dalam Toren Air Rumahnya )
Petugas dari Polsek Cicalengka dan Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) Polresta Bandung yang menerima laporan sekitar pukul 10.00 WIB, langsung meluncur ke lokasi kejadian. (BACA JUGA: Jasad Bayi Tanpa Lengan dan Tangan Digigit Anjing Gegerkan Warga Tasik )
Polisi mengevakuasi korban yang mengambang di dalam penampungan berisi 500 liter air. Berdasarkan pemeriksaan tim Inafis, terdapat luka gores di lengan kiri korban.
Selanjutnya, petugas membawa korban ke RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung, Jalan Moh Toha untuk diautopsi guna memastikan penyebab kematian bocah tersebut.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Bandung AKP Agta Bhuana Putra mengatakan, untuk mengungkap penyebab kematian Aulia, penyidik telah memeriksa empat orang saksi yang merupakan keluarga korban. Di antaranya, ayah tiri Hamid Arifin (25) dan ibu kandung korban, Asih.
Agta tak menampik ada dugaan pembunuhan terhadap korban Aulia. Sebab, anak sekecil itu tidak mungkin naik ke atas lantai tiga dan menceburkan diri ke toren berisi 500 liter air.
"Anak kecil ga mungkin bisa naik ke situ. Ada dugaan pembunuhan, tinggal kami cari tersangkanya," kata Agta kepada wartawan.
Apalagi, ujar Agta, hasil visum awal, terdapat bekas kekerasan di lengan kiri, berupa luka gores tapi agak tebel. "Kami periksa semua yang menyaksikan. Kami akan dalami hasil autopsi dengan keterangan saksi-saksi," ujar Kasatreskrim.
Agta menuturkan, untuk memastikan dugaan pembunuhan terhadap korban Aulia benar atau tidak, penyidik melakukan penyelidikan intensif untuk menemukan fakta dan alat bukti.
Berdasarkan pemeriksaan, tutur Agta, orang tua korban mengaku anaknya itu (Aulia) hilang sejak pukul 9 malam atau 21.00 WIB, Kamis (16/7/2020). Mereka mencari korban semalaman. Namun karena sudah larut malam, pencarian terhadap Aulia dihentikan dan dilanjutkan pada Jumat (17/7/2020) pagi.
"Pada Jumat, mereka nyari dari pagi. Ketemu jam 9 pagi di atas lantai 3 di dalam tangki air. Kondisi korban sudah kaku, tidak bernyawa. Selanjutnya saksi memberitahukan kejadian tersebut ke ketua RT setempat," kata Agta.
Sebelumnya diberitakan, Kapolsek Cicalengka Kompol Aep Suhendi mengatakan, saat ditemukan, polisi tak mencium bau busuk dan tak melihat ada tanda bekas kekerasan di tubuh korban. "Saat dicek sudah meninggal, belum berbau. Di tubuh korban tidak ditemukan ada tanda kekerasan," kata Aep.
Berdasarkan laporan Polsek Cicalengka, ayah tiri korban Hamid Arifin berprofesi sebagai pengamen. Begitu pun ibu kandungnya, Asih, juga pengamen. Sedangkan dua paman tiri korban, RF dan IH merupakan anak jalanan yang kerap mengamen di perempatan.
Lihat Juga: Pembacokan Saksi Paslon Pilkada Sampang, Kapolda: Semua Pelaku Akan Dikejar Sampai Dapat!
(awd)