Labuhan Merapi, Cara Orang Jawa Menjinakkan Amukan Gunung Merapi

Senin, 13 Maret 2023 - 18:16 WIB
loading...
Labuhan Merapi, Cara Orang Jawa Menjinakkan Amukan Gunung Merapi
Gunung Merapi memuntahkan 21 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal kurang lebih 4 km, Sabtu (11/3/2023). Foto: Tagana DIY
A A A
BLITAR - Labuhan Merapi adalah cara masyarakat Jawa menjinakkan Gunung Merapi agar tidak erupsi. Dan kalau pun Merapi erupsi tidak sampai mencelakai tanah dan orang-orang Mataram, utamanya kerajaan.

Ritual labuhan Merapi dilakukan rutin di kawasan Kendhit, yakni sabuk imajiner yang melingkari gunung merapi. Posisi kendhit berada pada perbatasan antara puncak gunung berkerikil berselimut awan dan lereng hutan di bawahnya.

Sesaji sebagai tanda penghormatan, pelayanan atau pengabdian itu diulurkan kepada Panembahan Sapu Jagat atau Kiai Sapu Jagat, yakni yang diyakini sebagai sosok gaib penjaga gunung Merapi.



Dikutip dari buku Berandal Tanah Jawa (2019), ritus Labuhan Merapi dimulai dengan pengantaran sejumlah benda pusaka keraton kasultanan. Pusaka diantarkan dari keraton Yogyakarta ke arah kantor kecamatan di Cangkringan yang berlokasi di lereng gunung di bawah Kinahrejo.

Apa saja benda yang dilabuhkan? Seperangkat lengkap pakaian tradisional pria dan wanita Jawa. Di antaranya kain batik berbagai pola, setagen, blangkon, serta gelondongan kain polos.



Kemudian guntingan kuku dan potongan rambut sultan, sajian kembang, kemenyan, daun sirih, dan minyak wangi. Lalu juga aneka sajian makanan termasuk tumpeng yang berhias buah-buahan, sayuran, telur rebus, serta cabai.

Juga ditambah rokok klobot, minyak wangi dan sedikit uang. “Persembahan ini diangkut dalam kotak kayu yang cukup besar”.

Prosesi dimulai di wilayah Kinahrejo. Di dapur rumah juru kunci gunung Merapi di Kinahrejo, ubo rampe berupa hidangan untuk upacara ritual telah disiapkan oleh para perempuan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1540 seconds (0.1#10.140)