Banjir Rendam Watalipue Wajo, Ketinggian Air hingga Atap Rumah Warga
loading...
A
A
A
WAJO - Banjir masih merendam sejumlah titik di Kabupaten Wajo, Sulsel. Bahkan, di beberapa wilayah terbilang semakin parah. Seperti di Kelurahan Watalipue, dimana ketinggian air melebihi tiga meter dan bahkan sudah mencapai atap rumah warga.
Lurah Watalipue, Agus Salim Wasir, mengatakan terdapat 3.600-an warga yang terdampak banjir. Sebanyak 100-an kepala keluarga (KK) sudah mengungsi. Sementara ada 15 KK yang ada di posko pengungsian.
"Ada sekitar 600-an rumah di Kelurahan Watalipue. Semuanya tenggelam, tersisa atapnya. Paling hanya 30-an rumah yang hanya tergenang air," ujar Agus Salim.
Menurut dia, lingkungan warga yang tergenang banjir juga cukup parah. Ketinggian muka air antara 50-100 sentimeter. Namun rumah mereka sebagian masih bisa ditempati pemiliknya.
Sementara seorang pengungsi, Suriani, mengatakan sudah beberapa hari terakhir berada di posko pengungsian. Warga di sana membutuhkan bantuan seperti selimut, perlengkapan bayi, dan sabun untuk mencuci.
"Kalau malam di sini dingin. Kasihan anak-anak butuh selimut untuk tidur," ujar dia.
Dia mengatakan tinggi muka air sudah mencapai lebih dari tiga meter. Suriani dan keluarga merupakan satu di antara ratusan warga yang rumahnya terendam hingga tersisa atapnya saja.
Banjir di Kabupaten Wajo pada tahun ini terbilang paling parah. Hampir dua bulan air menggenangi permukiman warga di 37 desa dan 19 kelurahan. Kondisi ini disebabkan meluapnya Sungai Walanae dan Danau Tempe.
Data dari BPBD Wajo, terdapat 48.197 warga terdampak banjir. Sebagian dari mereka berada di lokasi pengungsian dan membutuhkan bantuan pemerintah serta donasi dari dermawan.
Lurah Watalipue, Agus Salim Wasir, mengatakan terdapat 3.600-an warga yang terdampak banjir. Sebanyak 100-an kepala keluarga (KK) sudah mengungsi. Sementara ada 15 KK yang ada di posko pengungsian.
"Ada sekitar 600-an rumah di Kelurahan Watalipue. Semuanya tenggelam, tersisa atapnya. Paling hanya 30-an rumah yang hanya tergenang air," ujar Agus Salim.
Menurut dia, lingkungan warga yang tergenang banjir juga cukup parah. Ketinggian muka air antara 50-100 sentimeter. Namun rumah mereka sebagian masih bisa ditempati pemiliknya.
Sementara seorang pengungsi, Suriani, mengatakan sudah beberapa hari terakhir berada di posko pengungsian. Warga di sana membutuhkan bantuan seperti selimut, perlengkapan bayi, dan sabun untuk mencuci.
"Kalau malam di sini dingin. Kasihan anak-anak butuh selimut untuk tidur," ujar dia.
Dia mengatakan tinggi muka air sudah mencapai lebih dari tiga meter. Suriani dan keluarga merupakan satu di antara ratusan warga yang rumahnya terendam hingga tersisa atapnya saja.
Banjir di Kabupaten Wajo pada tahun ini terbilang paling parah. Hampir dua bulan air menggenangi permukiman warga di 37 desa dan 19 kelurahan. Kondisi ini disebabkan meluapnya Sungai Walanae dan Danau Tempe.
Data dari BPBD Wajo, terdapat 48.197 warga terdampak banjir. Sebagian dari mereka berada di lokasi pengungsian dan membutuhkan bantuan pemerintah serta donasi dari dermawan.
(tri)