Kisah Syekh Jumadil Kubro dan Penyebaran Islam di Majapahit

Sabtu, 18 Februari 2023 - 05:00 WIB
loading...
Kisah Syekh Jumadil...
Tampak makam Syekh Jumadil Kubro yang disebut penyebar Islam ke Majapahit dan tanahJjawa. (Ist)
A A A
Syekh Jumadil Kubro dikenal sebagai mubaligh ternama. Pemilik nama asli Husain Jamaluddin Akbar ini punya andil besar dalam menyebarkan Islam di Nusantara. Bahkan, Wali Songo yang terkenal di tanah Jawa berasal dari keturunannya.

Syekh Jumadil Kubro dilahirkan pada 1310 M di negeri Malabar, di dalam wilayah Kesultanan Delhi. Dia mempunyai seorang ayah yang menjadi Gubernur Amir negeri Malabar, bernama Amir Ahmad Syah Jalaluddin.

Dia diyakini sebagai bapak para Wali Songo sebagaimana keterangan babad dan cerita rakyat. Karena beberapa Wali Songo, yaitu Sunan Ampel (Raden Rahmat) dan Sunan Giri (Raden Paku) konon adalah cucunya. Bagi Sunan Bonang dan Sunan Drajad, Syekh Jumadil Kubro adalah buyutnya.

Sementara Sunan Kudus adalah cicitnya (keturunan keempat). Bahkan makam atau petilasan dari Syekh Jumadil Kubro diyakini berada di sejumlah tempat.

Baca juga: Kisah Sunan Giri Meminang 2 Perempuan dan Pohon Delima Bertuah

Namun, makam Syekh Jumadil Kubro yang berada satu lokasi dengan situs Trowulan Majapahit menunjukan jika dia memiliki kedekatan dengan pejabat kerajaan Hindu terbesar tersebut.

Padahal lokasi tersebut, merupakan makam khusus untuk penguburan kerabat raja, atau orang-orang dalam istana Majapahit. Sehingga diyakini jika Syekh Jumadil Kubro telah menyebarkan agama Islam di dalam Majapahit diera keruntuhan kerajaan tersebut.

Sasaran kegiatan dakwahnya yang pertama kali adalah di lingkungan Kerajaan Majapahit, yaitu daerah Trowulan, Mojokerto. Selama berdakwah di Nusantara Syekh Jumadil Kubro kerap mendapat tantangan dan kesulitan.

Sejumlah literatur menyebut, Syekh Jumadil Kubro yang merupakan salah satu ulama besar di zamannya ini kemudian menghadap ke Sultan Muhammad I sebagai penguasa kekhalifahan Turki Ustmani saat itu.

Setelah berkonsultasi dengan Syekh Jumadil Kubro, Sultan Muhammad I lalu mengundang beberapa tokoh ulama dari wilayah Timur Tengah dan Afrika yang memiliki karomah guna membantu perjuangan dalam menyiarkan agama Islam di Nusantara.

Mereka terdiri atas sembilan orang ulama yang kemudian disebut Wali Songo.
1. Maulana Malik Ibrahim, ahli Tata Negara dan pengobatan. Berdakwah di Jawa Timur.
2. Maulana Ishak dari Samarkhan beliau putra dari Sayyid Jumadil Kubro, ahli pengobatan. Berdakwah di Jawa Timur.
3. Maulana Jumadil Kubro, ahli militer. Berdakwah di lingkungan Kerajaan Majapahit.
4. Maulana Ahmad al Maghroby (Sunan Geseng) terkenal sebagai orang yang kuat dan sakti berdakwah di Jawa tengah.
5. Maulana Malik Isroil ahli mengatur Negara. Berdakwah di Jawa Tengah.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar ahli pengobatan dan pertanian. Berdakwah di Jawa Tengah.
7. Maulana Hasanuddin, berdakwah di Jawa Barat .
8. Maulana Alayuddin berdakwah di Jawa Barat dan Banten.
9. Syekh Subakir dari Persia (Iran) ahli supranatural (tumbal tanah angker, mengusir jin setan), tugasnya di Pulau Jawa. Dia kembali ke negerinya Persia 1462 M setelah selesai tugasnya.

Rombongan Wali Songo periode I ini menunjuk Syekh Maulana Malik Ibrahim sebagai mufti (pemimpin). Lalu Syekh Jumadil Kubro datang ke Nusantara bersama rombongan Wali Songo yang membuat semakin geramnya kekuatan gaib yang selama ini menguasai Pulau Jawa sebagai pusat Nusantara saat itu.

Melihat situasi keangkeran pulau Jawa yang semakin menjadi-jadi, Syekh Maulana Malik Ibrahim selaku mufti Wali Songo yang pertama ini memberikan tugas kepada Syekh Subakir salah satu anggota Wali Songo yang ahli dalam bidang metafisika (ahli mengusir jin, setan, genderuwo dan sejenisnya) untuk segera melakukan tugasnya memasang tumbal pada daerah-daerah angker di Pulau Jawa sehingga dapat melumpuhkan kekuatan-kekuatan gaib yang selama ini menguasai pulau Jawa.

Setelah Syekh Subakir memasang tumbal di puncak Gunung Tidar, Magelang, selanjutnya Syekh Jumadil Kubro dan semua wali membagi tugas dakwah mereka. Syekh Jumadil Kubro memilih wilayah dakwah di lingkungan kerajaan Majapahit Karena pengaruhnya dalam memberikan pencerahan, maka Syekh Jumadil Kubro disegani para pejabat Kerajaan Majapahit. B

Syekh Jumadil Kubro diyakini selain menyebarkan ilmu agama juga menurunkan ilmu kedigdayaan bagi para murid-muridnya. Sehingga tak heran saat wafat, konon Syekh Jumadil Kubro dimakamkan di antara makam pejabat Kerajaan Majapahit seperti Tumenggung Satim Singgo Moyo, Kenconowungu, Anjasmoro, Sunan Ngudung (ayah dari Sunan Kudus) dan beberapa patih serta senopati lainnya.

Sumber: wikipedia diolah dari beragai sumber
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3932 seconds (0.1#10.140)