Mantan Anggota DPRD Langkat Ditembak Pembunuh Bayaran, Begini Tarifnya
loading...
A
A
A
MEDAN - Polisi telah mengungkap kasus pembunuhan terhadap Paino (48), anggota DPRD Kabupaten Langkat , Sumatera Utara periode 2014-2019. Paino ditembak oleh seorang pembunuh bayaran berinisial DB (38) yang bertarif Rp 10 juta.
Hal itu sesuai dengan pengakuan DB saat dihadirkan pada konferensi pers pengungkapan kasus pembunuhan itu di Mapolda Sumatera Utara, Senin (13/2/2023).
"Saya dibayar Rp 10 juta oleh Beliau (otak pelaku)," kata DB yang merupakan warga Desa Timbang Jaya, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.
DB mengaku, menembak Paino dari jarak dekat dengan senjata api rakitan. "Setengah meter. Hampir menempel lah,” kata DB.
Selain DB, polisi juga telah menangkap empat tersangka lain dalam kasus penembakkan itu. Yakni LS Ginting alias Tosa (26), warga Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat dan P Sembiring (43), warga Desa Gunung Tinggi, Kecamatan Sirapit, Langkat.
Kemudian MH alias Tio (27), warga Kelurahan Perdamaian Kecamatan Stabat, Langkat dan SY alias Tato (27), warga Kelurahan Bingai, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat.
"Otak pelakunya LS alias Tosa. Motifnya sakit hati akibat persoalan bisnis," sebut Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Simanjuntak.
Peristiwa pembunuhan terhadap Paino (48) terjadi pada Kamis malam, (26/1/2023) lalu. Saat itu warga Dusun VII Bukit Dinding, Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, Langkat itu hendak pulang dari warung Amiran yang berjarak sekira 3 kilometer dari rumahnya.
Namun, sekira 900 meter beranjak, tepatnya di Jalan Devisa 1, Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, korban ditemukan tewas oleh petugas jaga mal PT INK dalam kondisi telentang dan dada kanan terluka tembak.
Korban kemudian dibawa ke RS Putri Bidadari Stabat, namun dinyatakan telah meninggal dunia. Selanjutnya jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk autopsi.
Dari hasil penyelidikan tim gabungan berhasil menemukan para pelaku. Aksi penembakan itu telah direncanakan sejak 20 Januari 2023.
Hal itu sesuai dengan pengakuan DB saat dihadirkan pada konferensi pers pengungkapan kasus pembunuhan itu di Mapolda Sumatera Utara, Senin (13/2/2023).
"Saya dibayar Rp 10 juta oleh Beliau (otak pelaku)," kata DB yang merupakan warga Desa Timbang Jaya, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.
DB mengaku, menembak Paino dari jarak dekat dengan senjata api rakitan. "Setengah meter. Hampir menempel lah,” kata DB.
Selain DB, polisi juga telah menangkap empat tersangka lain dalam kasus penembakkan itu. Yakni LS Ginting alias Tosa (26), warga Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat dan P Sembiring (43), warga Desa Gunung Tinggi, Kecamatan Sirapit, Langkat.
Kemudian MH alias Tio (27), warga Kelurahan Perdamaian Kecamatan Stabat, Langkat dan SY alias Tato (27), warga Kelurahan Bingai, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat.
"Otak pelakunya LS alias Tosa. Motifnya sakit hati akibat persoalan bisnis," sebut Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Simanjuntak.
Peristiwa pembunuhan terhadap Paino (48) terjadi pada Kamis malam, (26/1/2023) lalu. Saat itu warga Dusun VII Bukit Dinding, Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, Langkat itu hendak pulang dari warung Amiran yang berjarak sekira 3 kilometer dari rumahnya.
Namun, sekira 900 meter beranjak, tepatnya di Jalan Devisa 1, Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, korban ditemukan tewas oleh petugas jaga mal PT INK dalam kondisi telentang dan dada kanan terluka tembak.
Korban kemudian dibawa ke RS Putri Bidadari Stabat, namun dinyatakan telah meninggal dunia. Selanjutnya jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk autopsi.
Dari hasil penyelidikan tim gabungan berhasil menemukan para pelaku. Aksi penembakan itu telah direncanakan sejak 20 Januari 2023.
(nic)