Ngeri! Ini Cerita Korban Klitih di Titik Nol Kilometer Jogja: Saya Nggak Sempat Minta Tolong

Rabu, 08 Februari 2023 - 19:34 WIB
loading...
Ngeri! Ini Cerita Korban...
Rekaman video saat pelaku klitih membacokkan senjata tajam ke arah korban di Nol Kilometer Jogjakarta. Foto/Tangkapan Layar
A A A
JOGJAKARTA - Apes dialami oleh GB dan RJ, mahasiswa asal Batam yang indekos di kawasan Banguntapan, Bantul, DIY. Keduanya menjadi korban klitih atau kejahatan jalanan berupa pembacokan di titik Nol Kilometer Jogjakarta.

Rekaman aksi klitih para penjahat jalanan saat menyerang kedua korban langsung viral di media sosial sepanjang Selasa (7/2/2023) malam hingga Rabu (8/2/2023).


Melalui akun Instagram (IG), MNC Portal Indonesia (MPI) berhasil menghubungi korban kejahatan jalanan tersebut. Dia adalah GB yang saat itu membonceng temannya berinisial RJ. Keduanya saat kejadian naik sebuah sepeda motor.

"Kalau kejadiannya itu sekitar jam 04.00 WIB pada Selasa kemarin," kata GB mengawali ceritanya, Rabu Rabu (8/2/2023) petang.

GB mengaku aksi penganiayaan tersebut terjadi ketika dirinya bersama rekannya RJ hendak pulang ke kos mereka di kawasan Banguntapan. Keduanya baru saja selesai main di Jalan Magelang kemudian berjalan menyusuri Jalan Malioboro.

Saat menyusuri Jalan Malioboro itu, tiba-tiba muncul pelaku yang berbaju oranye seperti dalam video itu. Kedua korban tidak mengetahui dari mana pemuda berbaju oranye tersebut muncul.


Keduanya kaget karena tiba-tiba pelaku memotong di depan sepeda motor yang mereka kendarai.

"Kami itu nggak tahu munculnya dari mana. Tiba-tiba itu (pelaku) motong kayak dari kiri ke kanan nggak pake lampu sein," katanya.

Karena kaget, RJ yang saat itu mengendari sepeda motor spontan berteriak. Mungkin pemuda tersebut tidak terima diteriaki korban. Setelah itu pemuda tak dikenal ini berteriak-teriak memaki keduanya.

GB dan RJ mengaku tidak mengetahu apa yang diucapkan oleh pelaku karena dia menggunakan bahasa Jawa. Pelaku kemudian menghampiri keduanya sembari memepet sepeda motor yang mereka kendarai. Saat itu mereka berjalan di sebelah kiri.

"Awalnya pelaku itu memang sendiri. Dan saat memepet kami itu, dia (pelaku) terus berteriak menggunakan bahasa Jawa. Teman saya terus ngomong mas tolong bahasa Indonesia saja baik-baik. Kami tidak mengerti bahasa Jawa," kata dia.

Pemuda tak dikenal tersebut terus melakukan provokasi dan mengajak ribut keduanya. Namun keduanya tidak meladeni karena di tempat ramai. Pelaku kemudian berusaha mengambil kunci motor milik korban namun berhasil diambil kembali oleh R.

Setelah itu pelaku kemudian mendahului keduanya. Kemudian keduanya kembali melanjutkan perjalanan dengan berjalan pelan-pelan. Ternyata pelaku sudah menunggu di Titik Nol kilometer dengan berhenti di pinggir jalan.

"Tiba-tiba pelaku tancap gas kemudian menabrak sepeda motor kami sehingga jatuh. Kemudian temen saya, RJ berkelahi dengan pelaku,"kata dia.

Setelah itu pelaku kemudian melarikan diri, GB lantas berusaha menenangkan rekannya RJ yang masih emosi.

Namun selang 5 menit kemudian pelaku berbaju oranye tersebut kembali lagi bersama dengan sekitar 5-6 orang lainnya.

"Pelaku yang di Malioboro itu langsung menunjuk ke kami. Dia bilang ini yang mengeroyok saya," kata dia.

Kedua korban kemudian berpisah. Tiga pelaku mengejar RJ yang lari ke arah Taman Pintar. Sementara tiga pelaku lainnya lagi mengejar GB yang lari ke arah Malioboro.

GB mengaku terus dipukuli dan berusaha melarikan diri dengan berlari mundur. GB tidak melihat tiga orang yang menganiayanya membawa senjata tajam.

GB kemudian melihat rekannya RJ dikeroyok bertiga. Dan saat itu RJ melihat sepeda motornya masih menyala dan mau dibawa oleh pelaku. RJ kemudian lari ke arah motor hendak mengambil kuncinya.

"Kami awalnya tidak tahu kalau mereka bawa senjata. Pas ambil kunci itu dikeluarkanlah senjata dan dibacoklah teman saya," kata dia.

GB kemudian berusaha menarik Rj untuk menyelamatkan diri. Namun pelaku terlanjur mengayunkan celuritnya. Untungnya bacokan tersebut mengenai helm meski sempat menyerempet bahu kanannya.

"Rekan saya RJ hanya ada luka kecil goresan di bahu," katanya.

GB mengaku dari sekitar 5-6 pelaku itu ada dua di antaranya yang membawa senjata. Satu celurit dan satu lagi senjata bentuknya agak panjang. Senjata tersebut sebelumnya di simpan di balik baju.

Dia mengungkapkan sebenarnya waktu kejadian pertama di jalan Malioboro sebetulnya masih dalam keadaan ramai. Dan ketika kejadian di Nol Kilometer sebenarnya juga ramai, tetapi ketika rombongan pelaku datang sambil ribut-ribut itu mereka pergi .

"Saya nggak sempat minta tolong," sebutnya.

Usai kejadian, RJ hendak menelpon seseorang. Namun ternyata pelaku melihatnya dan kembali menghampiri R. Pelaku berusaha merampas telepon yang dibawa R namun beruntung tidak berhasil direbut.

Usai peristiwa tersebut para pelaku langsung kabur dan kedua korban juga berusaha mencari aman dengan kembali ke Jalan Malioboro. Keduanya kemudian menghubungi rekan-rekan mereka untuk meminta dijemput.

"Kemudian kami dijemput. Sampai Banguntapan itu hari sudah terang," tutur dia.

Dia mengaku tidak langsung melaporkan peristiwa tersebut karena panik. Yang ada dalam pikiran keduanya adalah bagaimana agar selamat terlebih dahulu. Di samping itu dia juga tidak mengetahui ada seseorang yang merekam aksi penganiayaan tersebut.

"Kami malah nggak tahu kalau direkam," kata dia. Keduanya sudah menjalani pemeriksaan di Kepolisian pada Rabu pagi.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 2.4062 seconds (0.1#10.140)