Selama Kepemimpinan Jeje Wiradinata IPM Pangandaran Meningkat
loading...
A
A
A
PANGANDARAN - Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Pangandaran yang meliputi pendidikan, kesehatan dan daya beli selama kepemimpinan Jeje Wiradinata mengalami kenaikan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pangandaran Agus Satriadi mengatakan, masyarakat secara kolektif merupakan sasaran dari proses pembangunan.
"Pembangunan dilaksanakan untuk memperbaiki mutu kehidupan masyarakat," kata Agus.
Agus menambahkan, agar terealisasi mutu hidup masyarakat tidak lepas dari konsep perencanaan pembangunan, pelaksanaan pembangunan dan pengawasan juga evaluasi.
"Pembangunan itu secara otomatis menempatkan masyarakat sebagai titik sentral pembangunan dengan kata lain pembangunan yang dilaksanakan merupakan dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat," tambahnya.
IPM merupakan salah satu indikator target kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
"Pada RPJMD tahun 2016 hingga 2021 IPM Pangandaran ditargetkan pada angka 67,42 sedangkan pada tahun 2018 dan tahun 2019 menempati angka 68,21," papar Agus.
Berikut adalah idikator dari sektor pendidikan, pada tahun 2018 tercatat 58,71 sedangkan tahun 2019 tercatat 59,07.
Peningkatan angka tersebut ditunjang oleh perkembangan angka harapan lama sekolah, pada tahun 2018 angka harapan lama sekolah tercatat 12,04 sedangkan tahun 2019 tercatat 12,06.
Selain itu, penunjang indek pendidikan juga diukur dari rata rata lama sekolah, pada tahun 2018 angka rata rata lama sekolah tercatat 7,58 sedangkan tahun 2019 tercatat 7,67.
"Angka harapan lama sekolah dan rata rata lama sekolah pada tahun 2018 dan 2019 cenderung mengalami kenaikan," terangnya.
Sedangkan indek kesehatan di Pangandaran pada tahun 2018 tercatat 78,22 dan tahun 2019 tercatat 78,65.
"Penunjang indek kesehatan mengalami peningkatan diantaranya angka harapan hidup," jelasnya.
Meningkatnya angka harapan hidup membuktikan bahwa pelayanan dari pemerintah untuk kesehatan masyarakat sudah maksimal dengan dibangunnya sejumlah fasilitas kesehatan.
"Pada tahun 2016 indek kesehatan di Kabupaten Pangandaran menempati angka 77,54 dan pada tahun 2019 tercatat 78,65," sambungnya.
Untuk indek daya beli di Kabupaten Pangandaran tahun 2018 tercatat 66,81 sedangkan tahun 2019 tercatat 68,32 dalam arti lain kemampuan daya beli masyarakat tahun 2018 tercatat 8.968.000 per kapita dan tahun 2019 tercatat 9.423.000 per kapita.
"Peningkatan indek daya beli dan kemampuan daya beli masyarakat dari tahun 2018 hingga 2019 naik sekitar 455.000,00," tegasnya.
Indek daya beli tersebut ditunjang oleh laju pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2018 laju pertumbuhan ekonomi tercatat 5,41% dan tahun 2019 tercatat 5,96%.
"Peningkatan angka laju pertumbuhan ekonomi dilatarbelakangi percepatan aktivitas perekonomian yang merupakan besaran pengeluaran per kapita penduduk," pungkas Agus.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pangandaran Agus Satriadi mengatakan, masyarakat secara kolektif merupakan sasaran dari proses pembangunan.
"Pembangunan dilaksanakan untuk memperbaiki mutu kehidupan masyarakat," kata Agus.
Agus menambahkan, agar terealisasi mutu hidup masyarakat tidak lepas dari konsep perencanaan pembangunan, pelaksanaan pembangunan dan pengawasan juga evaluasi.
"Pembangunan itu secara otomatis menempatkan masyarakat sebagai titik sentral pembangunan dengan kata lain pembangunan yang dilaksanakan merupakan dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat," tambahnya.
IPM merupakan salah satu indikator target kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
"Pada RPJMD tahun 2016 hingga 2021 IPM Pangandaran ditargetkan pada angka 67,42 sedangkan pada tahun 2018 dan tahun 2019 menempati angka 68,21," papar Agus.
Berikut adalah idikator dari sektor pendidikan, pada tahun 2018 tercatat 58,71 sedangkan tahun 2019 tercatat 59,07.
Peningkatan angka tersebut ditunjang oleh perkembangan angka harapan lama sekolah, pada tahun 2018 angka harapan lama sekolah tercatat 12,04 sedangkan tahun 2019 tercatat 12,06.
Selain itu, penunjang indek pendidikan juga diukur dari rata rata lama sekolah, pada tahun 2018 angka rata rata lama sekolah tercatat 7,58 sedangkan tahun 2019 tercatat 7,67.
"Angka harapan lama sekolah dan rata rata lama sekolah pada tahun 2018 dan 2019 cenderung mengalami kenaikan," terangnya.
Sedangkan indek kesehatan di Pangandaran pada tahun 2018 tercatat 78,22 dan tahun 2019 tercatat 78,65.
"Penunjang indek kesehatan mengalami peningkatan diantaranya angka harapan hidup," jelasnya.
Meningkatnya angka harapan hidup membuktikan bahwa pelayanan dari pemerintah untuk kesehatan masyarakat sudah maksimal dengan dibangunnya sejumlah fasilitas kesehatan.
"Pada tahun 2016 indek kesehatan di Kabupaten Pangandaran menempati angka 77,54 dan pada tahun 2019 tercatat 78,65," sambungnya.
Untuk indek daya beli di Kabupaten Pangandaran tahun 2018 tercatat 66,81 sedangkan tahun 2019 tercatat 68,32 dalam arti lain kemampuan daya beli masyarakat tahun 2018 tercatat 8.968.000 per kapita dan tahun 2019 tercatat 9.423.000 per kapita.
"Peningkatan indek daya beli dan kemampuan daya beli masyarakat dari tahun 2018 hingga 2019 naik sekitar 455.000,00," tegasnya.
Indek daya beli tersebut ditunjang oleh laju pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2018 laju pertumbuhan ekonomi tercatat 5,41% dan tahun 2019 tercatat 5,96%.
"Peningkatan angka laju pertumbuhan ekonomi dilatarbelakangi percepatan aktivitas perekonomian yang merupakan besaran pengeluaran per kapita penduduk," pungkas Agus.
(atk)