Asal Usul Kabupaten Blora, Berawal dari Cerita Rakyat Belor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Blora merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah . Luas wilayahnya mencapai 1.820,59 km2 yang terbagi ke dalam 16 Kecamatan.
Mengutip dari laman resmi pemerintahan, secara bahasa nama Blora berasal dari kata Belor yang memiliki arti lumpur. Secara etimologi kata nama tersebut berasal dari dua kata yakni Wai dan Lorah. Wai berarti air sedangkan lorah berarti jurang atau tanah rendah.
Penggabungan dari dua kata tersebut menjadi Wailorah dan berubah menjadi Bailorah yang kemudian penyebutannya berubah menjadi Blora hingga saat ini.
Baca juga : Asal-usul dan Sejarah Keberadaan Kabupaten Klaten di Jawa Tengah
Penyebutan Blora ini sesuai dengan cerita rakyat yang menyebutkan bahwa dulunya berasal dari kata Belor yang artinya lumpur.
Dalam sejarahnya, Blora merupakan sebuah wilayah yang sudah ada sejak masa Kerajaan Demak. Pada masa itu wilayahnya masuk dalam Kadipaten Jipang yang dipimpin oleh Arya Penangsang.
Wilayah Kadipaten jipang pada saat itu meliputi Pati, Blora, Lasem dan Jipangnya sendiri.
Seiring perkembangan kerajaan, Blora kemudian menjadi wilayah Kerajaan Pajang setelah perpindahan pusat pemerintahan Demak ke Pajang oleh pemimpinnya yakni Sultan Hadiwijaya.
Pada masa pemerintahan Pakubuwana I, wilayah Blora diserahkan kepada putranya bernama Pangeran Blitar untuk dikelola menjadi sebuah wilayah kekuasaannya.
Pada awal pemerintahannya, Pangeran Blora diberi gelar Adipati dan mengelola wilayah kekuasaannya seluas 3.000 karya atau setara dengan 3.000 Hektare.
Mengutip dari laman resmi pemerintahan, secara bahasa nama Blora berasal dari kata Belor yang memiliki arti lumpur. Secara etimologi kata nama tersebut berasal dari dua kata yakni Wai dan Lorah. Wai berarti air sedangkan lorah berarti jurang atau tanah rendah.
Penggabungan dari dua kata tersebut menjadi Wailorah dan berubah menjadi Bailorah yang kemudian penyebutannya berubah menjadi Blora hingga saat ini.
Baca juga : Asal-usul dan Sejarah Keberadaan Kabupaten Klaten di Jawa Tengah
Penyebutan Blora ini sesuai dengan cerita rakyat yang menyebutkan bahwa dulunya berasal dari kata Belor yang artinya lumpur.
Dalam sejarahnya, Blora merupakan sebuah wilayah yang sudah ada sejak masa Kerajaan Demak. Pada masa itu wilayahnya masuk dalam Kadipaten Jipang yang dipimpin oleh Arya Penangsang.
Wilayah Kadipaten jipang pada saat itu meliputi Pati, Blora, Lasem dan Jipangnya sendiri.
Seiring perkembangan kerajaan, Blora kemudian menjadi wilayah Kerajaan Pajang setelah perpindahan pusat pemerintahan Demak ke Pajang oleh pemimpinnya yakni Sultan Hadiwijaya.
Pada masa pemerintahan Pakubuwana I, wilayah Blora diserahkan kepada putranya bernama Pangeran Blitar untuk dikelola menjadi sebuah wilayah kekuasaannya.
Pada awal pemerintahannya, Pangeran Blora diberi gelar Adipati dan mengelola wilayah kekuasaannya seluas 3.000 karya atau setara dengan 3.000 Hektare.