Pemkot Jakbar Kerahkan Kader Puskesmas Pantau Pengobatan TBC
loading...
Pemkot Jakbar melalui Sudinkes mengerahkan kader puskesmas untuk memantau pengobatan warga yang mengidap TBC. Foto: Ilustrasi/Istimewa
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Kota Jakarta Barat ( Pemkot Jakbar ) melalui Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) mengerahkan kader puskesmas untuk memantau proses pengobatan warga yang mengidap penyakit tuberkulosis ( TBC ). Hal tersebut dilakukan agar proses pengobatan bisa berjalan maksimal.
"TBC itu minimal enam bulan pengobatan dan dia harus mengambil obat rutin dari puskemas. Jadi tetap dalam pengawasan," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat Erizon Safari, Selasa (31/1/2023).
Erizon mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan tuberkulosis keliling selama Januari 2023. Saat ini, tercatat ada 4.735 warga yang sudah menjalani pemeriksaan TBC.
Dari jumlah tersebut, hanya sebagian kecil warga yang dinyatakan positif mengidap TBC. "Angka pastinya harus dikroscek. Karena pemeriksaan baru selesai minggu lalu," kata Erizon.
Dikatakan Erizon, mereka yang dinyatakan positif mengidap TBC itulah yang saat ini sedang menjalani pengobatan. Adapun pengobatan yang dilakukan yakni dengan pemberian obat secara rutin hingga treatment pengobatan sesuai dengan prosedur Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Jika dalam kurun waktu enam bulan pasien tidak mengambil obat atau tidak mengikuti program pengobatan, maka pihak kader puskemas akan menghampiri para pasien tersebut. "Kalau mereka tidak ambil obat dalam beberapa hari ya langsung didatangin atau dikontak kader puskesmas," katanya.
Untuk itu, Erizon berharap program tersebut dapat membantu pemerintah provinsi dalam penanganan kasus TBC di wilayah.
"TBC itu minimal enam bulan pengobatan dan dia harus mengambil obat rutin dari puskemas. Jadi tetap dalam pengawasan," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat Erizon Safari, Selasa (31/1/2023).
Erizon mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan tuberkulosis keliling selama Januari 2023. Saat ini, tercatat ada 4.735 warga yang sudah menjalani pemeriksaan TBC.
Dari jumlah tersebut, hanya sebagian kecil warga yang dinyatakan positif mengidap TBC. "Angka pastinya harus dikroscek. Karena pemeriksaan baru selesai minggu lalu," kata Erizon.
Dikatakan Erizon, mereka yang dinyatakan positif mengidap TBC itulah yang saat ini sedang menjalani pengobatan. Adapun pengobatan yang dilakukan yakni dengan pemberian obat secara rutin hingga treatment pengobatan sesuai dengan prosedur Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Jika dalam kurun waktu enam bulan pasien tidak mengambil obat atau tidak mengikuti program pengobatan, maka pihak kader puskemas akan menghampiri para pasien tersebut. "Kalau mereka tidak ambil obat dalam beberapa hari ya langsung didatangin atau dikontak kader puskesmas," katanya.
Untuk itu, Erizon berharap program tersebut dapat membantu pemerintah provinsi dalam penanganan kasus TBC di wilayah.
(mhd)
Lihat Juga :
