Tergiur Gaji Rp10 Juta, Ribuan Warga Jabar Pilih Kerja Jadi ART dan Perawat Lansia di Taiwan

Senin, 30 Januari 2023 - 16:43 WIB
loading...
Tergiur Gaji Rp10 Juta, Ribuan Warga Jabar Pilih Kerja Jadi ART dan Perawat Lansia di Taiwan
Ribuan TKI asal Jabar memilih bekerja di Taiwan sebagai ART dan perawat lansia. Foto: Dok?SINDOnews
A A A
BANDUNG - Ribuan warga Jawa Barat rela meninggalkan keluarganya untuk mengadu nasib di negeri orang. Mereka memilih terbang ke Taiwan untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) hingga perawat warga lanjut usia (lansia) karena tergiur gaji tinggi.

Berdasarkan catatan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jabar, selama tahun 2022, sebanyak 10.318 warga Jabar yang didominasi oleh ibu-ibu berangkat ke Taiwan.

"10.318 orang berangkat ke Taiwan selama tahun 2022," kata Kepala BP3MI Jabar, Kombes Erwin Rachmat di Bandung, Senin (30/1/2023).


Diakui Erwin, Taiwan menjadi negara primadona bagi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Jabar. Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai ART dan perawat lansia.

Menurut Erwin, tingginya minat warga Jabar bekerja di Taiwan dikarenakan gaji yang mereka terima cukup besar mencapai Rp10 juta per bulan. Selain itu, syarat bekerja di Taiwan pun cukup mudah.



"Rp 10 juta untuk jadi asisten rumah tangga, makan dan (kebutuhan) lainnya juga ditanggung," ucap dia.

Tidak hanya itu, lanjut Erwin, para TKI di Taiwan pun jarang mengalami perlakuan tak menyenangkan dari majikannya. Hal itulah yang menjadi daya tarik lain selain upah yang cukup besar. "Mereka yang berangkat ke Taiwan itu juga resmi," katanya.

Lebih lanjut Erwin mengatakan, berdasarkan data yang dikantonginya, daerah yang paling sering memberangkatkan TKI di Jabar yakni Kabupaten Indramayu.



Selama tahun 2022, sebanyak 6.982 TKI asal Indramayu diberangkatkan ke berbagai negara. Selain Taiwan, negara tujuan utama lainnya yakni Timur Tengah seperti Arab Saudi.

"Indramayu ranking pertama, kabupaten paling besar menempatkan pekerja migran," imbuh Erwin.

Khusus negara tujuan Arab Saudi, sambung Erwin, para TKI juga tergiur karena berharap dapat sekaligus menunaikan ibadah umrah, bahkan haji secara gratis. Padahal, belum tentu para pekerja migran itu bakal ditempatkan di Arab Saudi.

Meski begitu, Erwin juga mengakui bahwa TKI asal Indramayu paling banyak mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari majikannya. Biasanya, mereka berangkat ke negara tujuan tanpa melalui jalur resmi.

"Mudahnya mengakses media sosial membuat mereka akhirnya terjebak di situ. Mereka terjebak iming-iming gaji tinggi lalu prosesnya cepat," tandasnya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2294 seconds (0.1#10.140)