Keris Nogososro, Pusaka Legendaris Zaman Majapahit Bertahtakan Emas Penolak Bala

Jum'at, 27 Januari 2023 - 06:05 WIB
loading...
Keris Nogososro, Pusaka Legendaris Zaman Majapahit Bertahtakan Emas Penolak Bala
Keris Nogososro, pusaka legendaris dan paling sakti zaman Majapahit bertahtakan emas penolak bala. Foto: SINDOnews/Ilustrasi
A A A
KERIS Nogososro adalah pusaka legendaris zaman Majapahit berliuk 13 dan bertahtakan emas dan berlian. Konon, keris ini paling sakti yang ada di dataran Jawa yang dibuat pada masa pemerintahan Prabu Brawijaya V (1466–1478).

Benda ini amat dicari oleh sejumlah tokoh masyarakat, mulai dari pendekar, pemimpin, hingga penguasa.

Pembuatnya adalah Pangeran Mpu Sedayu yang lebih dikenal dengan nama Mpu Supa Mendagri atau Mpu Pitrang. Alkisah pembuatan keris pusaka ini terjadi saat Kerajaan Majapahit sedang dilanda kemunduran setelah perang saudara.

Musim paceklik cukup panjang sehingga sawah dan ladang kering, hasil panen tidak mencukupi kebutuhan rakyat banyak. Perekonomian masyarakat telah dikuasai para saudagar besar yang memonopoli perdagangan.



Selain itu para pejabat kerajaan tak mempedulikan keadaan rakyat, sibuk saling sikut untuk mencari kekuasaan dan memperkaya diri sendiri. Kerajaan-kerajaan bawahan sudah mulai berani membangkang, terutama Kerajaan Blambangan yang menurut informasi para telik sandi, sudah menyiapkan bala tentara untuk menggempur ibukota Majapahit.

Sehingga Raja Brawijaya V mengumpulkan patih, para menteri dan penasihatnya. Semua yang hadir hanya menunduk terdiam. Mulut mereka kelu terkunci tak mampu menyela ataupun menampik keprihatinan sang raja karena ini memang kenyatan yang terjadi di wilayah Kerajaan Majapahit saat itu.



Sementara raja menarik nafas dalam merasakan beban berat berada di pundaknya. Di tengah rapat tersebut, seorang penasihat tiba-tiba membungkuk menyembah sang raja, memohon izin untuk menyampaikan pendapat. Sang raja pun mengizinkan karena memang dia ingin sekali mendengar masukan dari yang hadir pada malam itu.

Maka si penasihat pun berkata,"Mohon ampun paduka, memang benar apa yang baginda sampaikan. Kami pun sangat merasakan keadaan tak menentu yang menimpa Kerajaan Majapahit saat ini. Menurut hemat saya, apakah tidak sebaiknya jika baginda memanggil Mpu Supa ke kerajaan dan memerintahkannya untuk membuat sebilah pusaka guna meredam semua bencana yang terjadi saat ini," kata abdi dalem tersebut.



Sang raja pun terhenyak dari kemasygulannya. Berdiri lantas berucap, "Benar apa yang kau sampaikan itu. Sudah lama kerajaan tidak memiliki pusaka setelah Kiai Sengkelat yang kita selamatkan dari Blambangan. Kini sudah saatnya Majapahit memiliki pusaka yang bisa menenteramkan kondisi kerajaan kita saat ini, ".

Maka segeralah Sang Prabu juga meminta kepada Mpu Supa agar dibuatkan sebilah keris bertuah yang bisa meredam 1.000 macam bencana di Majapahit kala itu. Setelah Mpu Supa menerima titah raja, maka segeralah dia bersemedi memohon petunjuk sang Maha Pencipta.

Dia bertapa cukup lama sampai mendapatkan petunjuk bagaimana bentuk dan manfaat senjata yang nanti akan digunakan sebagai salah satu pusaka andalan Majapahit. Kemudian sang mpu mendapatkan petunjuk berupa gambaran bentuk sebilah keris dengan dapur naga yang mempunyai 1.000 sisik.

Setelah itu, maka segeralah dia mencari bahan-bahan yang dibutuhkan dan mempersiapkan segala keperluan untuk pembuatan pusaka kerajaan tersebut. Konon sang Mpu lalu mengambil bahan pembuatan keris tersebut dari batu meteor lalu menempanya di kawah gunung yang sangat panas, dan menyepuhnya di pinggir pantai sampai air laut itu bergejolak sehingga sampai disebut dengan Segara Wedang, yaitu air laut yang bergejolak seperti air panas yang bergelora.



Setelah selesai seluruh prosesi pembuatan pusaka yang berbentuk naga tersebut, lantas Mpu Supa menyerahkannya kepada sang raja. Tak ayal, sang raja sangat bergembira menerima pusaka yang dipesannya tersebut yang lantas menamainya dengan gelar Kiai Nagasasra. Keris Nogososro yang mempunyai 1.000 sisik emas dan bersabuk intan berlian ini mempunyai tuah untuk meredam seribu bencana dari berbagai penjuru wilayah kerajaan.

Sang raja lalu memakainya untuk memadamkan pemberontakan dan serbuan tentara Blambangan. Hasilnya pemberontakan Blambangan tak berlangsung lama dan dapat diredam hingga Majapahit kembali tenteram. Selain itu masa paceklik lalu berakhir dan beberapa kerajaan bawahan pun kembali tunduk terhadap Majapahit. Warga pun dapat kembali hidup damai dan tentram.

Konon, hanya orang-orang dengan predikat "pemimpin sejati" yang bisa memegang Keris Nogososro. Bagi mereka yang dianggap sebagai orang tersebut, dia akan dianugerahi dengan kelanggengan dalam berkuasa.

Hingga kini, tidak ada yang tahu pasti keberadaan Keris Nogososro asli. Namun, tiruannya banyak beredar di kalangan masyarakat, dan kerap diperjualbelikan dengan harga mahal.

Sumber:
dok.sindonews/okezone/inews
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2166 seconds (0.1#10.140)