14 Sapi di Sragen Diduga Terjangkit LSD, 1 Mati Mendadak
loading...
A
A
A
SRAGEN - Peternak sapi di Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah, semakin was-was dan resah. Sebanyak 14 sapi diduga terjangkit LSD (Lumpy Skin Disease) dan 1 sapi warga Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, mati dengan kondisi kulit penuh bentol. LSD adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan virus.
Seorang peternak, Salim (64) mengaku kepikiran kondisi sapi yang dititipkan di kandang komunal, satu tempat dengan sapi yang mati tersebut.
"Sapi itu sudah bentol-bentol sejak 6 hari yang lalu dan sempat disuntik obat, namun malah mati," ujarnya. Betapa tidak, ia menggantung hidup dengan beternak lantaran tidak memiliki sawah.
"Sudah bukan resah lagi, peternak ini tidak punya sawah, punyanya sapi, kalau jawanya itu sekarang peternak sedang gonjang-ganjing, kepikiran terus dan resah," katanya.
Baca juga: Gempa Dangkal M4,3 di Cianjur Dipicu Aktivitas Sesar Cugenang
Salim berharap, agar dari dinas ketahanan pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPP) Sragen segera turun tangan. Harapannya dari Dinas segera ditangani, biar petani tidak was-was. Ia meminta agar sapi-sapi yang masih sehat, bisa segera divaksin LSD.
Perasaan yang sama kini juga tengah dirasakan Sugiyem (57) warga Dukuh Dimoro Desa Bedoro. Dua ekor sapinya mengalami bentol-bentol, bahkan seekor sapinya hanya bisa terduduk.
"Baru pagi tadi terduduk seperti itu, sudah bentol-bentol selama 10 hari. Sapinya itu sudah disuntik sebanyak 2 kali dan Sugiyem pun terpaksa mengeluarkan uang sebanyak Rp 240.000," katanya.
Sementara itu Kepala Desa Bedoro, Pri Hartono mengatakan, meminta agar DKPP segera turun tangan. Hal itu dikatakan, dikarenakan pengetahuan peternak, terutama di desa-desa soal penyakit LSD masih kurang.
Kades berharap ada bantuan dari Dinas terkait cepat turun tangan, seperti kemarin saat wabah PMK. Pengetahuan peternak tentang LSD masih sangat kurang, jadi mau bertindak seperti apabelum mengetahui.
Seorang peternak, Salim (64) mengaku kepikiran kondisi sapi yang dititipkan di kandang komunal, satu tempat dengan sapi yang mati tersebut.
"Sapi itu sudah bentol-bentol sejak 6 hari yang lalu dan sempat disuntik obat, namun malah mati," ujarnya. Betapa tidak, ia menggantung hidup dengan beternak lantaran tidak memiliki sawah.
"Sudah bukan resah lagi, peternak ini tidak punya sawah, punyanya sapi, kalau jawanya itu sekarang peternak sedang gonjang-ganjing, kepikiran terus dan resah," katanya.
Baca juga: Gempa Dangkal M4,3 di Cianjur Dipicu Aktivitas Sesar Cugenang
Salim berharap, agar dari dinas ketahanan pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPP) Sragen segera turun tangan. Harapannya dari Dinas segera ditangani, biar petani tidak was-was. Ia meminta agar sapi-sapi yang masih sehat, bisa segera divaksin LSD.
Perasaan yang sama kini juga tengah dirasakan Sugiyem (57) warga Dukuh Dimoro Desa Bedoro. Dua ekor sapinya mengalami bentol-bentol, bahkan seekor sapinya hanya bisa terduduk.
"Baru pagi tadi terduduk seperti itu, sudah bentol-bentol selama 10 hari. Sapinya itu sudah disuntik sebanyak 2 kali dan Sugiyem pun terpaksa mengeluarkan uang sebanyak Rp 240.000," katanya.
Sementara itu Kepala Desa Bedoro, Pri Hartono mengatakan, meminta agar DKPP segera turun tangan. Hal itu dikatakan, dikarenakan pengetahuan peternak, terutama di desa-desa soal penyakit LSD masih kurang.
Kades berharap ada bantuan dari Dinas terkait cepat turun tangan, seperti kemarin saat wabah PMK. Pengetahuan peternak tentang LSD masih sangat kurang, jadi mau bertindak seperti apabelum mengetahui.
(msd)