Menelisik Gua Suci Tersembunyi Era Kerajaan Majapahit Buatan Manusia
loading...
A
A
A
KERAJAAN Majapahit di bawah kekuasaan Hayam Wuruk (1350-1389) mencapai kejayaan dan bisa menyebarkan pengaruhnya ke penjuru Nusantara.
Dalam Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII–XV menyebutkan, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta.
Kematian Hayam Wuruk dan adanya konflik perebutan takhta menyebabkan daerah-daerah Majapahit di bagian utara Sumatra dan Semenanjung Malaya memerdekakan diri, di mana semenanjung Malaya menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Ayutthaya hingga nantinya muncul Kesultanan Melaka yang didukung oleh Dinasti Ming.
Kini, sisa kejayaan Majapahit masih banyak ditemukan di Jawa, salah satunya adalah Gua Suci di Karang Langan, Leran Wetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama Gua Wayang.
Gua Suci terletak dekat dengan pemukiman serta persawahan masyarakat. Lokasi gua dikelilingi dengan pegunungan karst.
Untuk mencapai gua, wisatawan perlu melewati perkebunan jagung milik warga dan tak jauh berjalan Anda bisa melihat bebatuan khas yang merupakan bagian dari Gua Suci.
Dikutip dari channel YouTube Arkeovlog, pada salah satu batu terdapat guratan dari hurus Jawa kuno 1295 yang diperkirakan angka tahun Saka atau 1373 Masehi. Ini diperkirakan tahun dipahatnya gua tersebut membentuk bangunan megah kala itu.
Gua Suci ini pernah disebutkan dalam prasasti Leran, yaitu prasasti tembaga yang terdiri dari tiga buah lempeng. Prasasti ini berisi pengukuhan kembali daerah batuan sebagai sima yang diperuntukkan sebagai penyembahan Dewa Wisnu. Karena Dewa Wisnu turun ke dunia untuk mengajari manusia tentang ilmu.
Walaupun tanpa angka tahun namun dari tulisan dan bahasanya prasasti ini berasal dari masa Majapahit sekitar abad ke 13-14 Masehi.
Berbeda dari gua peninggalan masa silam lainnya, gua suci memiliki arsitektur yang sangat indah, apalagi gua tersembunyi yang berstruktur batuan kapur ini bukanlah goa alam, melainkan buatan manusia pada masa Kerajaan Majapahit.
Hal itu diperkuat dengan pahatan angka tahun di salah satu dinding goa menggunakan angka Jawa kuno yang menyebut tahun 1026. Tampak juga goresan gambar wayang yang merupakan salah satu bagian cerita Arjunawiwaha serta gambar-gambar (artefak) seperti lengkungan yang hingga kini belum diketahui maksudnya.
Selain itu, keistimewaan Goa Suci juga terdapat pada warna dinding goa, pahatan-pahatan kuno, hingga Ray of Light dari celah atap dan mulut goa yang sangat indah. Goa ini memiliki kedalaman sekitar 14 meter, dengan atap kerucut dan berlubang dengan dinding goa yang berundak-undak.
Saat memasuki halaman Gua Suci ini, bebatuan dengan seni pahatan yang cukup menakjubkan langsung terlihat, mengingat pembuatannya di masa lampau tanpa ada alat yang canggih. Terdapat beberapa sekat-sekat yang dahulu diduga sebagai sebuah ruangan.
Wisatawan juga bisa masuk ke dalam area gua dan menyusuri keindahan dinding dan beberapa langit-langit gua yang belum mengalami keruntuhan. Di dalam gua juga terlihat pahatan yang lebih detail dimana batu dinding gua ini dipahat dan terlihat menyerupai bebatuan yang disusun secara rapi dan tentunya terlihat indah. Gua Suci diketahui memiliki kedalam sekitar 14 meter dengan atapnya yang berbentuk kerucut.
Ditambah dengan pencahayaan yang cukup berada di dalam gua ini tidak terasa begitu pengap ataupun lembab. Bagian atap gua yang telah runtuh menjadi celah masuknya cahaya, yang kerap disebut ‘cahaya dari surga’ atau Ray of Light.
Sumber:
Sindonews/okezone/inews
Lihat Juga: Pasukan Pangeran Diponegoro Sulit Dikalahkan Paksa Belanda Bangun Benteng Pertahanan di Madiun
Dalam Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII–XV menyebutkan, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta.
Baca Juga
Kematian Hayam Wuruk dan adanya konflik perebutan takhta menyebabkan daerah-daerah Majapahit di bagian utara Sumatra dan Semenanjung Malaya memerdekakan diri, di mana semenanjung Malaya menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Ayutthaya hingga nantinya muncul Kesultanan Melaka yang didukung oleh Dinasti Ming.
Kini, sisa kejayaan Majapahit masih banyak ditemukan di Jawa, salah satunya adalah Gua Suci di Karang Langan, Leran Wetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama Gua Wayang.
Gua Suci terletak dekat dengan pemukiman serta persawahan masyarakat. Lokasi gua dikelilingi dengan pegunungan karst.
Untuk mencapai gua, wisatawan perlu melewati perkebunan jagung milik warga dan tak jauh berjalan Anda bisa melihat bebatuan khas yang merupakan bagian dari Gua Suci.
Dikutip dari channel YouTube Arkeovlog, pada salah satu batu terdapat guratan dari hurus Jawa kuno 1295 yang diperkirakan angka tahun Saka atau 1373 Masehi. Ini diperkirakan tahun dipahatnya gua tersebut membentuk bangunan megah kala itu.
Gua Suci ini pernah disebutkan dalam prasasti Leran, yaitu prasasti tembaga yang terdiri dari tiga buah lempeng. Prasasti ini berisi pengukuhan kembali daerah batuan sebagai sima yang diperuntukkan sebagai penyembahan Dewa Wisnu. Karena Dewa Wisnu turun ke dunia untuk mengajari manusia tentang ilmu.
Walaupun tanpa angka tahun namun dari tulisan dan bahasanya prasasti ini berasal dari masa Majapahit sekitar abad ke 13-14 Masehi.
Berbeda dari gua peninggalan masa silam lainnya, gua suci memiliki arsitektur yang sangat indah, apalagi gua tersembunyi yang berstruktur batuan kapur ini bukanlah goa alam, melainkan buatan manusia pada masa Kerajaan Majapahit.
Hal itu diperkuat dengan pahatan angka tahun di salah satu dinding goa menggunakan angka Jawa kuno yang menyebut tahun 1026. Tampak juga goresan gambar wayang yang merupakan salah satu bagian cerita Arjunawiwaha serta gambar-gambar (artefak) seperti lengkungan yang hingga kini belum diketahui maksudnya.
Selain itu, keistimewaan Goa Suci juga terdapat pada warna dinding goa, pahatan-pahatan kuno, hingga Ray of Light dari celah atap dan mulut goa yang sangat indah. Goa ini memiliki kedalaman sekitar 14 meter, dengan atap kerucut dan berlubang dengan dinding goa yang berundak-undak.
Saat memasuki halaman Gua Suci ini, bebatuan dengan seni pahatan yang cukup menakjubkan langsung terlihat, mengingat pembuatannya di masa lampau tanpa ada alat yang canggih. Terdapat beberapa sekat-sekat yang dahulu diduga sebagai sebuah ruangan.
Wisatawan juga bisa masuk ke dalam area gua dan menyusuri keindahan dinding dan beberapa langit-langit gua yang belum mengalami keruntuhan. Di dalam gua juga terlihat pahatan yang lebih detail dimana batu dinding gua ini dipahat dan terlihat menyerupai bebatuan yang disusun secara rapi dan tentunya terlihat indah. Gua Suci diketahui memiliki kedalam sekitar 14 meter dengan atapnya yang berbentuk kerucut.
Ditambah dengan pencahayaan yang cukup berada di dalam gua ini tidak terasa begitu pengap ataupun lembab. Bagian atap gua yang telah runtuh menjadi celah masuknya cahaya, yang kerap disebut ‘cahaya dari surga’ atau Ray of Light.
Sumber:
Sindonews/okezone/inews
Lihat Juga: Pasukan Pangeran Diponegoro Sulit Dikalahkan Paksa Belanda Bangun Benteng Pertahanan di Madiun
(nic)