Kisah Kerajaan Bali Jadi Korban Pertama Sumpah Palapa yang Digaungkan Gajah Mada
Senin, 12 Desember 2022 - 05:46 WIB
Suara Gajah Mada menggelegar. Dia menyatakan sumpah, yang isinya baru akan beristirahat setelah berhasil menaklukkan Nusantara. Gajah Mada akan menanggalkan jabatan setelah Bali, Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Sunda, Palembang, dan Tumasik, mencium kaki Majapahit.
Sumpah menggelegar dari Mahapatih Kerajaan Majapahit, yang baru saja dilantik ini, ternyata tak mendapatkan sorak-sorai dukungan semangat dari para hadirin. Suasana pertemuan sontak gempar, hingga membuat banyak menteri Majapahit terperangah.
Bhre Kahuripan yang memegang tampuk pemerintahan Majapahit paska tewasnya Raja Jayanegara, juga merasa takjub. Sementara, Kembar, salah satu pejabat penting Majapahit yang ikut hadir di paseban, tertawa mengejek Gajah Mada yang telah mengucapkan sumpah.
Di sela nada tawa yang memerahkan kuping, mulutnya juga menyemburkan caci maki. Kembar terang-terangan meragukan sumpah palapa Patih Gajah Mada. Begitu juga dengan pejabat penting lain, seperti Jabung Tarewes, dan Lembu Peteng. Bersama pejabat yang lain, keduanya juga ikut terbahak-bahak.
" Gajah Mada merasa dihina, lalu turun dari paseban menghadap kaki sang rani," tulis Slamet Muljana dalam "Menuju Puncak Kemegahan, Sejarah Kerajaan Majapahit". Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit pada tahun 1336.
Meski dihadapkan pada rasa pesimistis dari menteri-menteri di Majapahit. Gajah Mada tetap teguh dalam pendiriannya, untuk menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Wawasan Nusantara ini, diwarisinya dari raja terakhir Singasari, Kertanegara.
Keteguhan Gajah Mada dalam sikap dan tindakan ini, dibuktikan dengan upaya penaklukkan Kerajaan Bali. Kisah penaklukkan Kerajaan Bali, dimulai saat Raja Bali bergelar Sri Astasura Ratna Bumi Banten yang memerintah pada 1337 M, tidak bersedia tunduk di bawah kekuasaan Majapahit.
Sumpah menggelegar dari Mahapatih Kerajaan Majapahit, yang baru saja dilantik ini, ternyata tak mendapatkan sorak-sorai dukungan semangat dari para hadirin. Suasana pertemuan sontak gempar, hingga membuat banyak menteri Majapahit terperangah.
Bhre Kahuripan yang memegang tampuk pemerintahan Majapahit paska tewasnya Raja Jayanegara, juga merasa takjub. Sementara, Kembar, salah satu pejabat penting Majapahit yang ikut hadir di paseban, tertawa mengejek Gajah Mada yang telah mengucapkan sumpah.
Di sela nada tawa yang memerahkan kuping, mulutnya juga menyemburkan caci maki. Kembar terang-terangan meragukan sumpah palapa Patih Gajah Mada. Begitu juga dengan pejabat penting lain, seperti Jabung Tarewes, dan Lembu Peteng. Bersama pejabat yang lain, keduanya juga ikut terbahak-bahak.
" Gajah Mada merasa dihina, lalu turun dari paseban menghadap kaki sang rani," tulis Slamet Muljana dalam "Menuju Puncak Kemegahan, Sejarah Kerajaan Majapahit". Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit pada tahun 1336.
Meski dihadapkan pada rasa pesimistis dari menteri-menteri di Majapahit. Gajah Mada tetap teguh dalam pendiriannya, untuk menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Wawasan Nusantara ini, diwarisinya dari raja terakhir Singasari, Kertanegara.
Keteguhan Gajah Mada dalam sikap dan tindakan ini, dibuktikan dengan upaya penaklukkan Kerajaan Bali. Kisah penaklukkan Kerajaan Bali, dimulai saat Raja Bali bergelar Sri Astasura Ratna Bumi Banten yang memerintah pada 1337 M, tidak bersedia tunduk di bawah kekuasaan Majapahit.
Lihat Juga :
tulis komentar anda