Sholawat Not Dead, Cara Komunitas Cadas di Sukabumi Memperingati Maulid Nabi
Sabtu, 29 Oktober 2022 - 04:47 WIB
SUKABUMI - Ratusan anak muda dari berbagai komunitas musik cadas, bikers, goweser dan komunitas lain, menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang diberi nama Sholawat Not Dead. Acara ini diselenggarakan di Cafe Rumah Mesra, Jalan Surya kencana, Kelurahan Cikole, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Jumat (28/10/2022) malam.
Sebagian besar jemaah yang hadir bertato. Mereka menggunakan gamis seraya melantunkan sholawat keagungan Rasullulah SAW dan mendengarkan tausiah Al Habib Kamil Assegaf dan Al Habib Alwi Assegaf.
Nampak hadir dari komunitas musik underground ternama di Sukabumi, Audio Teror Project, Headbanger, Crowded, Metalimilitea, Blacker Division. Lalu dari komunitas bikers ada Sukabumi Tiger Club (STC), XTC, Utah Lalay, Siliwangi Bikers Community (SBC), Ikatan Vespa Sukabumi (IVSI).
Baca juga: Bawa Sajam saat Nongkrong di Kawasan Cikampek, Pemuda Karawang Diamankan Polisi
Selain itu hadir juga komunitas skateboard dari Merdeka Skateboard Team (MST) dan komunitas sepeda dari Pogo Rider, Pedal Hood, CDX Palid, Golex, Bike Punk, Katuhu. Tidak hanya komunitas, acara memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW itu juga dibuka untuk masyarakat umum.
Biasanya jamaah yang hadir tersebut berada di atas panggung memainkan musik cadas dengan menggunakan kostum yang menyeramkan dengan meneriakan lagu-lagu underground. Lalu bagi mereka yang berasal dari komunitas bikers, biasanya dengan garang memacu kendaraannya dengan aksesoris khas bikers yang dipakainya.
Ketua pelaksana, Satria Santana atau biasa dipanggil Haji Tia mengatakan, kegiatan ini menarik karena jemaah yang hadir dari komunitas musik, bikers, hobi skateboard dan sepeda. Dan ini terjadi pertama kali di Sukabumi acara maulid seperti ini yang diharapkan mampu menghapus stigma bahwa jangan melihat orang dari luarnya saja.
"Hari ini udah banyak banget otang-orang bertato malah sampai muka segala, tapi kita tidak tahu hatinya seperti apa. Kita dibantu sama teman-teman hijrah dari Hijrah Squad, Bikers Hijrah dan teman-teman komunitas juga, pokoknya satu Sukabumi ini solid, alhamdulillah," ujar Haji Tia kepada MNC Portal Indonesia.
Haji Tia berharap kepada semua teman-temanmya sudah mulai berumur, mudah-mudahan dengan dukungan semua lapisan masyarakat, lapisan komunitas bisa lebih baik aja. Dan mudah-mudahan ini acara bukan untuk yang terakhir, tapi ini acara yang pertama.
"Harapannya sih yang baik-baik aja, karena mungkin kita udah capelah gitu. Rata-rata kita (yang hadir) dari punk rock metal, semua yang cadas-cadas, underground semua, kalau band-band yang musik biasa itu tidak ada (hadir di sini). Jadi kita punkrock semua. Tadinya ini kan punkrock dead (untuk) judul acaranya. Sekarang kita ganti jadi shalawat not dead. Jadi biar keren aja, jadi shalawat gak pernah mati," ujar Haji Tia.
Salah satu panitia, Aji Deni yang baru beberapa bulan keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) mengatakan, acara Sholawat Not Dead ini di luar prediksi. Temen-temen yang ia kenalnya dulu sekarang mendapat hidayah seiring bertambahnya umur, semakin mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.
"Awalnya temen-teman datang ke rumah saya bersilaturahmi bertemu saya, setelah itu dapat ide gagasan untuk membuat acara ini. Setelah itu ternyata di luar prediksi, acara dengan persiapan waktu yang singkat bisa bikin acara ini, antusias juga banyak, alhamdulillah," ujar Aji yang sekarang kegiatannya membuka warung di rumahnya.
Sebagian besar jemaah yang hadir bertato. Mereka menggunakan gamis seraya melantunkan sholawat keagungan Rasullulah SAW dan mendengarkan tausiah Al Habib Kamil Assegaf dan Al Habib Alwi Assegaf.
Nampak hadir dari komunitas musik underground ternama di Sukabumi, Audio Teror Project, Headbanger, Crowded, Metalimilitea, Blacker Division. Lalu dari komunitas bikers ada Sukabumi Tiger Club (STC), XTC, Utah Lalay, Siliwangi Bikers Community (SBC), Ikatan Vespa Sukabumi (IVSI).
Baca juga: Bawa Sajam saat Nongkrong di Kawasan Cikampek, Pemuda Karawang Diamankan Polisi
Selain itu hadir juga komunitas skateboard dari Merdeka Skateboard Team (MST) dan komunitas sepeda dari Pogo Rider, Pedal Hood, CDX Palid, Golex, Bike Punk, Katuhu. Tidak hanya komunitas, acara memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW itu juga dibuka untuk masyarakat umum.
Biasanya jamaah yang hadir tersebut berada di atas panggung memainkan musik cadas dengan menggunakan kostum yang menyeramkan dengan meneriakan lagu-lagu underground. Lalu bagi mereka yang berasal dari komunitas bikers, biasanya dengan garang memacu kendaraannya dengan aksesoris khas bikers yang dipakainya.
Ketua pelaksana, Satria Santana atau biasa dipanggil Haji Tia mengatakan, kegiatan ini menarik karena jemaah yang hadir dari komunitas musik, bikers, hobi skateboard dan sepeda. Dan ini terjadi pertama kali di Sukabumi acara maulid seperti ini yang diharapkan mampu menghapus stigma bahwa jangan melihat orang dari luarnya saja.
"Hari ini udah banyak banget otang-orang bertato malah sampai muka segala, tapi kita tidak tahu hatinya seperti apa. Kita dibantu sama teman-teman hijrah dari Hijrah Squad, Bikers Hijrah dan teman-teman komunitas juga, pokoknya satu Sukabumi ini solid, alhamdulillah," ujar Haji Tia kepada MNC Portal Indonesia.
Haji Tia berharap kepada semua teman-temanmya sudah mulai berumur, mudah-mudahan dengan dukungan semua lapisan masyarakat, lapisan komunitas bisa lebih baik aja. Dan mudah-mudahan ini acara bukan untuk yang terakhir, tapi ini acara yang pertama.
"Harapannya sih yang baik-baik aja, karena mungkin kita udah capelah gitu. Rata-rata kita (yang hadir) dari punk rock metal, semua yang cadas-cadas, underground semua, kalau band-band yang musik biasa itu tidak ada (hadir di sini). Jadi kita punkrock semua. Tadinya ini kan punkrock dead (untuk) judul acaranya. Sekarang kita ganti jadi shalawat not dead. Jadi biar keren aja, jadi shalawat gak pernah mati," ujar Haji Tia.
Salah satu panitia, Aji Deni yang baru beberapa bulan keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) mengatakan, acara Sholawat Not Dead ini di luar prediksi. Temen-temen yang ia kenalnya dulu sekarang mendapat hidayah seiring bertambahnya umur, semakin mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.
"Awalnya temen-teman datang ke rumah saya bersilaturahmi bertemu saya, setelah itu dapat ide gagasan untuk membuat acara ini. Setelah itu ternyata di luar prediksi, acara dengan persiapan waktu yang singkat bisa bikin acara ini, antusias juga banyak, alhamdulillah," ujar Aji yang sekarang kegiatannya membuka warung di rumahnya.
(msd)
tulis komentar anda