Belum Semua Anak Diimunisasi Rubela, Pemkot Bandung Door to Door Kejar Target
Jum'at, 30 September 2022 - 11:47 WIB
BANDUNG - Dinas Kesehatan Kota Bandung melakukan langkah door to door untuk mempercepat proses imunisasi Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) khususnya vaksin Rubela. Saat ini, vaksinasi rubela di Kota Bandung belum mencapai 95 persen.
Rencananya, untuk melayani secara maksimal kebutuhan imunisasi anak usia 5-59 bulan, seluruh puskesmas di Kota Bandung secara serentak melakukan pelayanan door to door. Salah satunya UPT Puskesmas Neglasari, Kecamatan Cibeunying Kaler.
Sebanyak tiga tim yang terdiri dari sembilan orang tersebar ke beberapa titik lokasi. Kali ini lokasi yang menjadi fokusnya adalah Kelurahan Sukaluyu.
Kepala UPT Puskesmas Neglasari, drg. Laksmi Dewi A menjelaskan, UPT Puskesmas Neglasari melayani kesehatan untuk tiga kelurahan di Cibeunying Kaler, antara lain Sukaluyu, Neglasari, dan Cihaurgeulis.
Berdasarkan data aktif yang dimiliki Puskesmas Neglasari, capaian vaksin Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Kelurahan Neglasari telah tercapai 81 persen.
"Lebih dari 1.000 anak menjadi sasaran vaksin dalam program BIAN di Neglasari. Alhamdulillah sudah 81 persen. Hari ini kita fokuskan menyisir Kelurahan Sukaluyu secara door to door," ucapnya.
Sebelum kegiatan, ibu-ibu kader di tiap RW juga membantu para tenaga kesehatan (nakes) untuk memberikan data terbaru. Sehingga bisa lebih memudahkan proses vaksin dari rumah ke rumah.
Dewi mengakui risiko Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) rentan terjadi. Namun, pihaknya tetap menjalankan sesuai dengan SOP yang ada. "Dengan door to door, kita juga sekaligus bisa verifikasi data lapangan secara real karena ternyata ditemukan perbedaan juga," ungkapnya.
Menurutnya, salah satu kendala Kota Bandung itu banyaknya jumlah pendatang. Saat dicek ulang, ternyata sudah tidak tinggal di sana. "Ada juga yang rumahnya di kecamatan lain, tapi senangnya timbang dan periksa di puskesmas kami," jelasnya.
Kendala lain pun datang dari pihak orang tua anak. Beberapa ada yang menolak untuk mengimunisasi anaknya karena berbagai faktor. Seperti keyakinan dalam agama, anaknya sakit, atau ada yang berprinsip jika anak sudah membawa kekebalan sendiri sejak lahir.
"Padahal, imunisasi itu gunanya untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak. Sebab, imun alami yang dimiliki anak lambat laun akan semakin berkurang seiring berjalannya waktu," paparnya.
Meski vaksin BIAN dilakukan secara terjun langsung, Dewi dan timnya terus memantau keluhan KIPI sekecil apapun yang dialami anak-anak. "Demam pun meski sedikit harus tetap kita pantau. Alhamdulillah kita tidak menemukan KIPI berarti sejauh ini," sebutnya.
Rencananya, untuk melayani secara maksimal kebutuhan imunisasi anak usia 5-59 bulan, seluruh puskesmas di Kota Bandung secara serentak melakukan pelayanan door to door. Salah satunya UPT Puskesmas Neglasari, Kecamatan Cibeunying Kaler.
Sebanyak tiga tim yang terdiri dari sembilan orang tersebar ke beberapa titik lokasi. Kali ini lokasi yang menjadi fokusnya adalah Kelurahan Sukaluyu.
Kepala UPT Puskesmas Neglasari, drg. Laksmi Dewi A menjelaskan, UPT Puskesmas Neglasari melayani kesehatan untuk tiga kelurahan di Cibeunying Kaler, antara lain Sukaluyu, Neglasari, dan Cihaurgeulis.
Berdasarkan data aktif yang dimiliki Puskesmas Neglasari, capaian vaksin Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Kelurahan Neglasari telah tercapai 81 persen.
"Lebih dari 1.000 anak menjadi sasaran vaksin dalam program BIAN di Neglasari. Alhamdulillah sudah 81 persen. Hari ini kita fokuskan menyisir Kelurahan Sukaluyu secara door to door," ucapnya.
Sebelum kegiatan, ibu-ibu kader di tiap RW juga membantu para tenaga kesehatan (nakes) untuk memberikan data terbaru. Sehingga bisa lebih memudahkan proses vaksin dari rumah ke rumah.
Baca Juga
Dewi mengakui risiko Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) rentan terjadi. Namun, pihaknya tetap menjalankan sesuai dengan SOP yang ada. "Dengan door to door, kita juga sekaligus bisa verifikasi data lapangan secara real karena ternyata ditemukan perbedaan juga," ungkapnya.
Menurutnya, salah satu kendala Kota Bandung itu banyaknya jumlah pendatang. Saat dicek ulang, ternyata sudah tidak tinggal di sana. "Ada juga yang rumahnya di kecamatan lain, tapi senangnya timbang dan periksa di puskesmas kami," jelasnya.
Kendala lain pun datang dari pihak orang tua anak. Beberapa ada yang menolak untuk mengimunisasi anaknya karena berbagai faktor. Seperti keyakinan dalam agama, anaknya sakit, atau ada yang berprinsip jika anak sudah membawa kekebalan sendiri sejak lahir.
"Padahal, imunisasi itu gunanya untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak. Sebab, imun alami yang dimiliki anak lambat laun akan semakin berkurang seiring berjalannya waktu," paparnya.
Meski vaksin BIAN dilakukan secara terjun langsung, Dewi dan timnya terus memantau keluhan KIPI sekecil apapun yang dialami anak-anak. "Demam pun meski sedikit harus tetap kita pantau. Alhamdulillah kita tidak menemukan KIPI berarti sejauh ini," sebutnya.
(don)
tulis komentar anda