Polisi Buru 2 Pelaku Penganiayaan Santri Gontor asal Palembang
Jum'at, 09 September 2022 - 13:08 WIB
PONOROGO - Kasus kematian Albar Mahdi, santri pondok Gontor asal Palembang, terus dilakukan. Fakta terbaru, hasil autopsi menunjukkan adanya bekas luka benturan benda tumpul di dada korban.
Selain autopsi, polisi juga melakukan serangkaian pemeriksaan saksi. Hingga kini, sudah 21 orang yang diperiksa.
Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo mengatakan, polisi masih belum menemukan tersangka yang sudah jelas identitas dan keberadaannya. Karena, harus mengikuti prosedur dalam proses penangkapan.
"Identitas dan lokasinya sudah diketahui," katanya, kepada wartawan, Jumat (9/9/2022).
Sebelumnya diberitakan, Albar Mahdi, santri Kelas 5 atau setara Kelas 11 SMA, di Pondok Gontor 1, Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Ponorogo, meninggal dunia. Jenazah korban lalu dipulangkan ke Palembang.
Ibu korban Soimah pun curiga dengan kematian anaknya yang diduga tidak wajar. Kasus ini pun akhirnya mencuat, setelah ibu korban bertemu dengan pengacara Hotman Paris, di Palembang, pada 4 September 2022.
Hotman Paris meminta agar kasus dugaan penganiayaan santri hingga tewas itu diusut tuntas. Setelah kasus viral, pihak kepolisian pun akhirnya turun tangan. Kasus kematian santri pun dilaporkan ke polisi.
Dari pemeriksaan saksi dan olah TKP, polisi berhasil menyita alat bukti dan tengah memburu dua pelaku penganiayaan yang merupakan kakak kelas korban.
Selain autopsi, polisi juga melakukan serangkaian pemeriksaan saksi. Hingga kini, sudah 21 orang yang diperiksa.
Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo mengatakan, polisi masih belum menemukan tersangka yang sudah jelas identitas dan keberadaannya. Karena, harus mengikuti prosedur dalam proses penangkapan.
"Identitas dan lokasinya sudah diketahui," katanya, kepada wartawan, Jumat (9/9/2022).
Sebelumnya diberitakan, Albar Mahdi, santri Kelas 5 atau setara Kelas 11 SMA, di Pondok Gontor 1, Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Ponorogo, meninggal dunia. Jenazah korban lalu dipulangkan ke Palembang.
Ibu korban Soimah pun curiga dengan kematian anaknya yang diduga tidak wajar. Kasus ini pun akhirnya mencuat, setelah ibu korban bertemu dengan pengacara Hotman Paris, di Palembang, pada 4 September 2022.
Baca Juga
Hotman Paris meminta agar kasus dugaan penganiayaan santri hingga tewas itu diusut tuntas. Setelah kasus viral, pihak kepolisian pun akhirnya turun tangan. Kasus kematian santri pun dilaporkan ke polisi.
Dari pemeriksaan saksi dan olah TKP, polisi berhasil menyita alat bukti dan tengah memburu dua pelaku penganiayaan yang merupakan kakak kelas korban.
(san)
tulis komentar anda