Fatimah Al Zahra, Siswi SMK NU Banat Kudus di Balik Koleksi Luwur Zelmira
Sabtu, 30 Juli 2022 - 00:03 WIB
Dalam koleksi kali ini, Fatimah tidak sendirian. Ia berkolaborasi bersama kakak kelasnya, Nadia, sebagai konseptor utama untuk tema “luwur” yang mereka ambil.
“Gagasan utamanya dari saya dan Kak Nadia, kemudian proses pengembangannya dilakukan bersama-sama dengan tim lainnya,” tutur Fatimah.
Tema luwur sendiri terinspirasi Buka Luwur yang menjadi tradisi rutin masyarakat Kudus. Luwur merupakan kelambu atau kain putih yang digunakan sebagai penutup makam Sunan Kudus, yang setiap setahun sekali dibuka untuk diganti.
“Karena tren forecasting untuk tahun ini, kan spirituality yang berpijak pada nilai-nilai tradisi, budaya, tetapi kami ambil yang tidak jauh-jauh dari Kudus. Jadi, ya kami ambil luwur ini,” terang Fatimah.
Dengan tema tersebut, Fatimah berharap tidak hanya membawa nama sekolah, tetapi juga bisa mengangkat dan memperkenalkan tradisi masyarakat Kudus ke Indonesia, atau bahkan ke mancanegara.
”Jadi, tidak hanya sekolah yang harum. Akan tetapi, nama Kudus juga ikut harum,” kata Fatimah
Menanggapi gelaran busana SMK NU Kudus tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, menuturkan, karya-karya yang ditampilkan oleh para siswa SMK NU Banat Kudus ini diharapkan menjadi contoh yang baik dan memotivasi siswa sekolah lainnya untuk bisa berkarya dan berprestasi setinggi mungkin.
“Saya percaya bahwa siswa Indonesia bisa menghasilkan karya yang mendunia seperti SMK NU Banat Kudus ini yang prestasinya memang sudah banyak, baik di level nasional maupun internasional,” tutur Kiki.
“Gagasan utamanya dari saya dan Kak Nadia, kemudian proses pengembangannya dilakukan bersama-sama dengan tim lainnya,” tutur Fatimah.
Tema luwur sendiri terinspirasi Buka Luwur yang menjadi tradisi rutin masyarakat Kudus. Luwur merupakan kelambu atau kain putih yang digunakan sebagai penutup makam Sunan Kudus, yang setiap setahun sekali dibuka untuk diganti.
“Karena tren forecasting untuk tahun ini, kan spirituality yang berpijak pada nilai-nilai tradisi, budaya, tetapi kami ambil yang tidak jauh-jauh dari Kudus. Jadi, ya kami ambil luwur ini,” terang Fatimah.
Dengan tema tersebut, Fatimah berharap tidak hanya membawa nama sekolah, tetapi juga bisa mengangkat dan memperkenalkan tradisi masyarakat Kudus ke Indonesia, atau bahkan ke mancanegara.
”Jadi, tidak hanya sekolah yang harum. Akan tetapi, nama Kudus juga ikut harum,” kata Fatimah
Menanggapi gelaran busana SMK NU Kudus tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, menuturkan, karya-karya yang ditampilkan oleh para siswa SMK NU Banat Kudus ini diharapkan menjadi contoh yang baik dan memotivasi siswa sekolah lainnya untuk bisa berkarya dan berprestasi setinggi mungkin.
“Saya percaya bahwa siswa Indonesia bisa menghasilkan karya yang mendunia seperti SMK NU Banat Kudus ini yang prestasinya memang sudah banyak, baik di level nasional maupun internasional,” tutur Kiki.
(msd)
tulis komentar anda