Tokoh GKII Papua Kecam Pembunuhan Warga dan Tokoh Agama oleh KKB Nduga
Jum'at, 22 Juli 2022 - 14:20 WIB
JAYAPURA - Aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang membunuh 11 warga sipil termasuk dua tokoh agama yakni pendeta Elias Serbaye dan ustaz Daeng Marannu di Kampung Nonggoloit, Distrik Kenyam, Nduga, Papua menuai kecaman.
Ketua I Persekutuan Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Pendeta Petrus Bonyadone sangat menyayangkan peristiwa pembunuhan tersebut.
"Kita sesali adanya korban berjatuhan, masyarakat sipil termasuk tokoh agama, yakni pendeta dan ustaz, ini kasus kejahatan," kata Pendeta Petrus Bonyadone, Jumat (22/7/2022).
Dia menjelaskan bahwa seorang pendeta bekerja dan melayani umat, berada di tengah-tengah tanpa memiliki kepentingan tertentu, bukan malah dijadikan korban. Terlebih sosok pendeta Elias Serbaye adalah asli warga Nduga.
"Dia membela warga sipil, membela saudara-saudara yang dari luar itu sehingga jadi korban. Kami gereja netral merangkul semua pihak dan tidak ada kepentingan apapun, namun juga dijadikan korban, kita sangat sesali itu. Almarhum Pendeta Elias Serbaye bukan orang lain sebetulnya, karena masih satu suku dan satu daerah," ujarnya.
Dia mengharapkan kasus kejahatan ini ditangani pihak berwajib secara serius. "Agar kedepan tidak ada lagi kasus serupa," lanjutnya.
Menurutnya semua pihak harus bekerjasama menyelesaikan kasus tersebut, baik tokoh adat dan agama, maupun pemerintahan dan aparat TNI Polri.
"Saya pribadi melihat hal ini mungkin perlu diberikan ruang khusus bagi pemerintah daerah setempat dengan aparat keamanan untuk menyelidiki secara baik. Dan menindak tegas para pelaku, karena peristiwa ini berdampak luas bagi masyarakat dan semua bisa terhambat," tegasnya.
Ketua I Persekutuan Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Pendeta Petrus Bonyadone sangat menyayangkan peristiwa pembunuhan tersebut.
"Kita sesali adanya korban berjatuhan, masyarakat sipil termasuk tokoh agama, yakni pendeta dan ustaz, ini kasus kejahatan," kata Pendeta Petrus Bonyadone, Jumat (22/7/2022).
Dia menjelaskan bahwa seorang pendeta bekerja dan melayani umat, berada di tengah-tengah tanpa memiliki kepentingan tertentu, bukan malah dijadikan korban. Terlebih sosok pendeta Elias Serbaye adalah asli warga Nduga.
"Dia membela warga sipil, membela saudara-saudara yang dari luar itu sehingga jadi korban. Kami gereja netral merangkul semua pihak dan tidak ada kepentingan apapun, namun juga dijadikan korban, kita sangat sesali itu. Almarhum Pendeta Elias Serbaye bukan orang lain sebetulnya, karena masih satu suku dan satu daerah," ujarnya.
Dia mengharapkan kasus kejahatan ini ditangani pihak berwajib secara serius. "Agar kedepan tidak ada lagi kasus serupa," lanjutnya.
Menurutnya semua pihak harus bekerjasama menyelesaikan kasus tersebut, baik tokoh adat dan agama, maupun pemerintahan dan aparat TNI Polri.
"Saya pribadi melihat hal ini mungkin perlu diberikan ruang khusus bagi pemerintah daerah setempat dengan aparat keamanan untuk menyelidiki secara baik. Dan menindak tegas para pelaku, karena peristiwa ini berdampak luas bagi masyarakat dan semua bisa terhambat," tegasnya.
(shf)
tulis komentar anda