Dibayar Sukarela, Tukang Pijat Magetan Bersyukur Rasakan Momen Haji Akbar

Rabu, 20 Juli 2022 - 07:53 WIB
Heru Suyadi dan istrinya, jamaah haji asal Magetan.Foto/ist
SURABAYA - Heru Suyadi tak pernah menyangka jika dirinya bakal bisa menunaikan ibadah haji . Apalagi profesinya sebagai terapi pijat urat dengan penghasilan yang tidak seberapa. Namun, berbekal tekad dan niat yang kuat, pemilik 4 anak dan 7 cucu asal Maospati, Sugihwaras, Magetan itu bisa berangkat ke tanah suci.

Heru pergi haji bersama istri tercintanya. Profesi sebagai terapi pijat sudah ditekuni Heru selama 25 tahun. Selama menjalankan profesinya, ia tidak pernah mematok harga kepada setiap pengunjung yang ingin terapi. Meski hanya dibayar sukarela, dia tidak peduli, karena yang dicari hanyalah keberkahan.

Baca juga: Sambut KTT G-20, Gubernur Khofifah Siap Percantik Anjungan Jatim di TMII



"Alhamdulillah profesi ini membawa barokah, karena tidak memasang tarif dan sukarela. Meskipun secara medis mohon maaf nilainya lebih dari itu, tapi saya tidak mempedulikan itu yang penting kebarokahannya," kata Heru penuh syukur saat ditemui di Asrama Haji Debarkasi Surabaya, Selasa (19/7/2022).

Pria yang nanti bulan Agustus genap berusia 55 tahun ini menceritakan keahliannya memijat tidak hanya ditunjukkan di Magetan tapi juga di tanah suci. Bermodal pijat ia dengan sukarela membantu tim kesehatan yang tergabung dalam kloter 6.

"Sewaktu saya koordinasi di Mekah, saya malah dengan bu Pita (tim kesehatan) diajak bergabung untuk saling membantu, beliau dokternya saya sebagai terapi pijatnya", tuturnya bangga.

Pria yang juga aktif mengurusi masjid dan umat ini sebenarnya termasuk jemaah haji yang mengalami ketertundaan haji. Seharusnya ia dijadwalkan berangkat tahun 2020, namun karena wabah Corona, impiannya itu sempat tertunda. Sedih sempat dirasakan, namun hal itu terbayarkan berkali-kali lipat. Sebab, ia bisa merasakan momen haji akbar, dimana puncak ibadah haji atau wukuf yang dilaksanakan di hari terbaik yaitu Jumat.

"Saya baru naik haji satu kali, tapi dinilai 70 kali karena haji akbar. Sebetulnya saya berangkat tahun 2020, tapi karena ada peristiwa corona jadi tahun 2021. Saya matur nuwun, dengan adanya corona, saya bisa haji akbar, kalau tidak ada peristiwa itu saya tidak bisa haji akbar," tandasnya.
(msd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content