Dosen UGM Kembangkan Alat Radiologi Digital Untuk Deteksi COVID-19

Kamis, 25 Juni 2020 - 19:59 WIB
Alat radiologi digital deteksi COVID-19 buatan dosen program studi (Prodi) Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM Bayu Suparta. Foto dok humas UGM
YOGYAKARTA - Dosen program studi (Prodi) Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM Bayu Suparta mengembangkan alat radiologi digital untuk deteksi COVID-19 yang diberinama Madeena atau Made in Ina (Indonesia).

Alat ini diklaim lebih akurat dalam mendeteksi COVID-19, mampu menentukan dan identifikasi untuk prognosis pasien yang terkena COVID-19, adapatif dengan teknologi 4.0 serta aman bagi pasien dan tenaga medis. Juga bisa terhubung dengan layanan kesehatan yang memiliki akses internet. (Baca: Pasangan Suami Istri di Salatiga Dinyatakan Positif COVID-19 )

Selama ini untuk mendeteksi COVID-19 dengan rapid test dan uji PCR. Dimana tngkat akurasi rapid test 30% dan PCR 75%. Bayu Saputra mengatakan meski teknologi bisa mendeteksi tingkat akurasi COVID-19 namun tidak semua rumah sakit memiliki teknologi ini. Dari 3000-an rumah sakit di Indonesia hanya rumah sakit tipe A yang mendapat bantuan alat ini dari pemerintah., yang lain tidak ada.



“Bisa diprediksi alat radiografi digital sangat sedikit. Sehingga menjaadi motivasi besar saya sejak lama melakukan riset alat radiografi digital dengan harga bisa dijangkau,” kata Bayu, dalamketerangan tertulisnya, Kamis (25/6/2020) malam.

Menurut Bayu alat buatannya mampu menentukan dan mengidentifikasi untuk prognosis pasien yang terkena COVID-19. Bahkan dalam operasional alat tersebut sangat adapatif dengan teknologi 4.0 dan aman bagi pasien dan tenaga medis.

“Sangat aman bagi pasien karena dosis radiasi dibuat serendah mungkin,” paparnya.Alat ini aman karena dikontrol dengan komputer, lalu sinar X memancarkan ke tubuh pasien, terusan radiasi ditangkap detektor dan dihubungkan ke layar monitor, lalu diolah radigrafer diberikan ke tenaga fisika medik. Setelah itu akan transfer ke dokter secara digital sesuai permintaan.

“Alat ini juga bisa terhubung dengan big data sehingga bisa mengecek data hasil radiografi pasien dari jarak jauh bila terhubung dengan sistem kesehatan di setiap pusat layanan kesehatan,” jelasnya. (Baca: “Alat ini juga bisa terhubung dengan big data sehingga bisa mengecek data hasil radiografi pasien dari jarak jauh bila terhubung dengan sistem kesehatan di setiap pusat layanan kesehatan,” jelasnya. (Baca: Bocah Positif COVID-19, Pemkot Solo Kaji Pelonggaran Anak Boleh ke Mal )

Alat radiografi digital ini telah diluncurkan oleh presiden Joko Widodo bersama dengan puluhan produk inovasi lainnya yang digunakan untuk membantu penanggulangan wabah COVID-19, di Istana Negara, 20 Mei 2020. “Ketika diluncurkan, saya pikir ini tidak main-main. Saya bersama tim bekerja keras menyempurnakan alat ini,” jelasnya.

Bayu menjelaskan hingga saat sudah ada tiga alat radiografi digital buatannya yang sudah diproduksi untuk keperluan mendapatkan izin produksi, izin edar dan ujicoba ke pengguna dan sudah dipakai di rumah sakit Tabanan Bali. Untuk dua alat yang lain digunakan sebagaisyarat tahapan proses mendapatkan izin produksi massal.

“Soal hilirisasi dan komersial sepenuhnya saya serahkan ke pemerintah dan stakeholder bidang kesehatan. Kita sudah mengajukan izin produksi dan izin edar, apalagi Presiden sudah meminta untuk produk inovasi monitoring covid dipermudah izinnya,” terangnya.

Meski untuk harga Bayu belum menyebutkan, namun harga alat radiografi buatannya jauh lebih lebih murah dari alat yang sama buatan luar negeri yang diimpor. “Impian saya, kita bangga dengan produk inovasi kita sendiri, bayangkan 9000 puskesmas bisa memilikinya karena harganya terjangkau,” ungkapnya.
(don)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content