Tetap Waspada! Sampai Mei Sudah 216 Kebakaran Terjadi di Surabaya

Rabu, 08 Juni 2022 - 10:54 WIB
Simulasi pemadam kebakaran dengan penanganan yang cepat dan tepat. SINDOnews/Aan Haryono
SURABAYA - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) terus berupaya untuk melakukan pencegahan dan penanganan kejadian kebakaran di Kota Pahlawan. Hasilnya, pada bulan Januari hingga Mei 2022 terdapat 216 kejadian kebakaran yang telah dipadamkan.

Rincian kejadian kebakaran pada bulan Januari 2022 terdapat 41 kejadian, 38 kebakaran pada Februari 2022, 48 kejadian pada Maret 2022, 61 kejadian pada April 2022, dan 28 kejadian pada Mei 2022. Kejadian kebakaran tersebut meliputi bangunan rumah, bangunan industri, bagunan umum, alang-alang, sampah, R2, R4, api di lahan terbuka, listrik, dan api mekanik.

“Kejadian kebakaran pada pemukiman pendudukan hanya 28 persen yang didominasi oleh korsleting listrik dan kebakaran pada kendaraan sebanyak 10 persen. Maka, peran dari Kader Surabaya Hebat melalui program Madagaskar (Masyarakat dan Keluarga Siaga Kebakaran) telah dilatih mengenai pencegahan dan penanganan kejadian kebakaran,” kata Kepala DPKP Kota Surabaya Dedik Irianto, Selasa (7/6/2022).

Sedangkan dominasi kebakaran pada lima bulan terakhir, terjadi pada lahan terbuka sebesar 62 persen. Dedik berujar, hal ini diakibatkan oleh limbah tumpukan sampah mengandung gas metana, yang bisa memicu munculnya api dan menimbulkan kebakaran.



Selain itu, cuaca panas juga bisa menyebabkan munculnya api, pada gesekan ranting pohong. Serta, masyarakat yang suka membuang puntung rokok sembarangan. “Untuk kejadian kebakaran di lahan terbuka biasanya cukup sulit diketahui penyebabnya, kecuali dari sampah yang dibakar warga dan merambat ke lahan terbuka,” ucapnya.

Karena itu, DPKP Kota Surabaya turut melibatkan para Kader Surabaya Hebat untuk ikut melakukan mitigasi dan penanganan kejadian kebakaran, khususnya pada tiga menit pertama. Sebab, peran masyarakat sangat diperhitungkan ketika terjadi bencana kebakaran di perkampungan atau pemukiman penduduk.

Yakni pada proses pencegahan kejadian kebakaran dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat di lingkungan pemukiman. Seperti cara penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), penempatan tabung LPG, hingga standar penggunaan barang elektronik. Dengan harapan angka kejadian kebakaran di Kota Surabaya bisa terus menurun.

“Selain memberikan pembekalan, kami juga memberikan panduan saat mereka melakukan mitigasi di rumah warga. Sebab, response time DPKP Kota Surabaya untuk sampai di lokasi kebakaran adalah 7 menit, meskipun sesuai Inmendagri adalah 15 menit. Tetapi Kota Surabaya memiliki respon tercepat di Indonesia,” ungkap dia.

Menurutnya, ketika DPKP Kota Surabaya sampai di lokasi kejadian kebakaran, warga telah berhasil memadamkan api terlebih dahulu. Maka, tanggap bencana kebakaran yang dilakukan masyarakat mampu mengurangi volume api di lokasi kejadian.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content