Wabup Gowa Sebut Muhibah Budaya Jalur Rempah Jadi Edukasi Sejarah Generasi Muda
Selasa, 07 Juni 2022 - 21:03 WIB
GOWA - Wakil Bupati (Wabup) Gowa, Abd Rauf Malaganni, ikut melakukan pelepasan Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Senin (6/6/2022) kemarin.
Karaeng Kio-sapaan akrabnya, menyambut baik program Kemendikbudristek RI yang melibatkan pemuda dari seluruh provinsi di Indonesia. Kegiatan ini disebutnya menjadi edukasi sejarah sekaligus menambah wawasan para generasi muda untuk mengetahui jalur pelayaran rempah yang sudah dimulai sejak dulu.
“Kita berharap para peserta yang ikut dalam kegiatan ini bukan hanya sekedar berlayar semata. Tetap bagaimana mereka nantinya bisa mengetahui jalur atau sejarah pelayaran rempah-rempah yang sudah berjalan sejak dulu, termasuk para peserta ini dapat mengenal rempah-rempah yang ada di setiap daerah di Indonesia,” harap dia.
Sementara itu, Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Sjamsul Hadi, dalam sambutannya mengatakan bahwa Makassar merupakan titik kedua pelayaran setelah dari Surabaya.
“Awal titik jalur pemberangkatan dari Surabaya. Setelah beberapa hari di Makassar hari ini akan melanjutkan perjalanan ke titik berikutnya yaitu menuju Bau-Bau, Buton, dan dilanjutkan ke Ternate, Banda Neira dan Kupang,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan sejak dari dulu Nusantara menjadi tujuan pelayaran perdagangan Asia Timur Asia Selatan, Asia Barat dan Eropa untuk berburu rempah, cendana, lada, kamper, gaharu, dan produk rempah lainnya.
Olehnya itu, Sjamsul bilang program jalur rempah ini dipilih untuk menegaskan ketersambungan daerah-daerah di Indonesia dan konektivitas historis Indonesia dengan daerah lain di negara lain.
“Program pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah diharapkan dapat berlangsung berkelanjutan sebagai wadah pertemuan pelaku lintas daerah serta sebagai sarana diplomasi dan kampanye untuk mengangkat spirit kejayaan rempah serta mengantarkan jalur rempah sebagai the world heritage yang diakui UNESCO,” harapnya.
Karaeng Kio-sapaan akrabnya, menyambut baik program Kemendikbudristek RI yang melibatkan pemuda dari seluruh provinsi di Indonesia. Kegiatan ini disebutnya menjadi edukasi sejarah sekaligus menambah wawasan para generasi muda untuk mengetahui jalur pelayaran rempah yang sudah dimulai sejak dulu.
“Kita berharap para peserta yang ikut dalam kegiatan ini bukan hanya sekedar berlayar semata. Tetap bagaimana mereka nantinya bisa mengetahui jalur atau sejarah pelayaran rempah-rempah yang sudah berjalan sejak dulu, termasuk para peserta ini dapat mengenal rempah-rempah yang ada di setiap daerah di Indonesia,” harap dia.
Sementara itu, Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Sjamsul Hadi, dalam sambutannya mengatakan bahwa Makassar merupakan titik kedua pelayaran setelah dari Surabaya.
“Awal titik jalur pemberangkatan dari Surabaya. Setelah beberapa hari di Makassar hari ini akan melanjutkan perjalanan ke titik berikutnya yaitu menuju Bau-Bau, Buton, dan dilanjutkan ke Ternate, Banda Neira dan Kupang,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan sejak dari dulu Nusantara menjadi tujuan pelayaran perdagangan Asia Timur Asia Selatan, Asia Barat dan Eropa untuk berburu rempah, cendana, lada, kamper, gaharu, dan produk rempah lainnya.
Baca Juga
Olehnya itu, Sjamsul bilang program jalur rempah ini dipilih untuk menegaskan ketersambungan daerah-daerah di Indonesia dan konektivitas historis Indonesia dengan daerah lain di negara lain.
“Program pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah diharapkan dapat berlangsung berkelanjutan sebagai wadah pertemuan pelaku lintas daerah serta sebagai sarana diplomasi dan kampanye untuk mengangkat spirit kejayaan rempah serta mengantarkan jalur rempah sebagai the world heritage yang diakui UNESCO,” harapnya.
(tri)
tulis komentar anda