Dokter Spesialis Penyakit Dalam Tekankan Pentingnya Pola Hidup Sehat Cegah Resiko Hipertensi
Selasa, 24 Mei 2022 - 21:45 WIB
MANADO - Pola hidup sehat seperti rutin berolahraga, pertahankan berat badan ideal, asupan makanan bergizi, hindari konsumsi alkohol dan rokok berperan penting dalam mengurangi resiko hipertensi.
Hal ini diungkapkan dokter Stella Palar Sp.PD-KGH, dokter spesialis penyakit dalam, konsultan ginjal dan hipertensi di RS Siloam Manado pada webinar kesehatan bertajuk 'Mengenal dan Mencegah Hipertensi'
Hipertensi, lanjut dr Stella, menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia, karena prevalansi yang tinggi, yaitu 34,1 persen.
"Tidak hanya orang tua saja yang perlu mewaspadainya, bahkan kini anak-anak muda memiliki risiko hipertensi yang tak kalah besar. Kasus hipertensi sendiri tercatat sebagai kasus kematian utama di seluruh dunia," ujar dokter spesialis penyakit dalam ini.
Dokter Stella mengingatkan, faktor penyebab hipertensi dibagi menjadi dua kategori yaitu primer yang presentasinya sekitar 90-95 persen, dan tidak diketahui penyebabnya. Faktor sekunder sekitar 5-10 persen yang penyebabnya diketahui seperti penyakit ginjal , metabolik, jantung dan pembuluh darah, kehamilan, obat-obatan dan beberapa lainnya.
Stella menekankan pentingnya pola hidup sehat dan kontrol rutin hipertensi. Sebab jika tidak dikontrol, akan beresiko gagal jantung, serangan jantung, penyakit ginjal, kebutaan.
"Konsultasikan dengan dokter Anda yang akan memberikan obat penurun tekanan darah guna melindungi dan memperbaiki organ target. Pahami pula sejumlah faktor resiko sekaligus teratur memeriksakan tekanan darah," pungkas dokter Stella.
Stella menjelaskan, tekanan darah adalah kekuatan mendorong darah dari dinding arteri. Ada tekanan darah sistolik yaitu setiap kali jantung berdenyut jantung memompa darah ke dalam arteri. Ada tekanan diastolik yaitu ketika jantung istirahat di antara denyutan ketika tekanan darah turun. "Contoh tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg," tutur Stella.
Dokter Stella melanjutkan, ketika tekanan darah tetap meningkat, kronik dalam waktu atau periode yang lama dapat dikatakan tekanan darah tinggi (hipertensi). Tentu ini berbahaya karena dapat menyebabkan jantung bekerja terlalu berat dan menyebabkan kekakuan pembuluh darah.
Penderita yang mempunyai tekanan darah melebihi 140/90 mmHg saat istirahat disebut hipertensi. "Namun diagnosa hipertensi tidak dapat hanya mengandalkan satu kali pemeriksaan. Harus berulang untuk mengkonfirmasi diagnosis hipertensi," pungkasnya.
Hal ini diungkapkan dokter Stella Palar Sp.PD-KGH, dokter spesialis penyakit dalam, konsultan ginjal dan hipertensi di RS Siloam Manado pada webinar kesehatan bertajuk 'Mengenal dan Mencegah Hipertensi'
Hipertensi, lanjut dr Stella, menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia, karena prevalansi yang tinggi, yaitu 34,1 persen.
"Tidak hanya orang tua saja yang perlu mewaspadainya, bahkan kini anak-anak muda memiliki risiko hipertensi yang tak kalah besar. Kasus hipertensi sendiri tercatat sebagai kasus kematian utama di seluruh dunia," ujar dokter spesialis penyakit dalam ini.
Dokter Stella mengingatkan, faktor penyebab hipertensi dibagi menjadi dua kategori yaitu primer yang presentasinya sekitar 90-95 persen, dan tidak diketahui penyebabnya. Faktor sekunder sekitar 5-10 persen yang penyebabnya diketahui seperti penyakit ginjal , metabolik, jantung dan pembuluh darah, kehamilan, obat-obatan dan beberapa lainnya.
Stella menekankan pentingnya pola hidup sehat dan kontrol rutin hipertensi. Sebab jika tidak dikontrol, akan beresiko gagal jantung, serangan jantung, penyakit ginjal, kebutaan.
"Konsultasikan dengan dokter Anda yang akan memberikan obat penurun tekanan darah guna melindungi dan memperbaiki organ target. Pahami pula sejumlah faktor resiko sekaligus teratur memeriksakan tekanan darah," pungkas dokter Stella.
Stella menjelaskan, tekanan darah adalah kekuatan mendorong darah dari dinding arteri. Ada tekanan darah sistolik yaitu setiap kali jantung berdenyut jantung memompa darah ke dalam arteri. Ada tekanan diastolik yaitu ketika jantung istirahat di antara denyutan ketika tekanan darah turun. "Contoh tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg," tutur Stella.
Baca Juga
Dokter Stella melanjutkan, ketika tekanan darah tetap meningkat, kronik dalam waktu atau periode yang lama dapat dikatakan tekanan darah tinggi (hipertensi). Tentu ini berbahaya karena dapat menyebabkan jantung bekerja terlalu berat dan menyebabkan kekakuan pembuluh darah.
Penderita yang mempunyai tekanan darah melebihi 140/90 mmHg saat istirahat disebut hipertensi. "Namun diagnosa hipertensi tidak dapat hanya mengandalkan satu kali pemeriksaan. Harus berulang untuk mengkonfirmasi diagnosis hipertensi," pungkasnya.
(don)
tulis komentar anda